Nilai Impor Melonjak ke Rekor Baru, Defisit Perdagangan Jepang Melebar di April

Kamis, 19 Mei 2022 | 15:56 WIB
Nilai Impor Melonjak ke Rekor Baru, Defisit Perdagangan Jepang Melebar di April
[ILUSTRASI. Suasana pelabuhan industri di Tokyo, Jepang, 23 Mei 2019. REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Jepang pada April mencatat pertumbuhan ekspor bulanan sebesar dua digit untuk bulan ketiga berturut-turut. Namun di bulan yang sama, impor Jepang melonjak hingga ke rekor tertinggi sejalan dengan peningkatan harga berbagai komoditas di pasar global. Lonjakan nilai impor menambah kekhawatiran terhadap kenaikan biaya hidup.

Data ekonomi yang dipublikasikan pada Kamis mengikuti penurunan yen terhadap dolar AS ke level terendahnya selama dua dekade, awal bulan ini. Itu memicu kekhawatiran memburuknya kondisi perdagangan dan menambah beban keuangan bagi ekonomi Jepang yang miskin sumber daya di saat biaya impor melonjak.

Pelemahan yen pernah dianggap membawa keuntungan bagi ekonomi Jepang yang berorientasi pada ekspor, Namun kemerosotan yen di masa kini memiliki dampak yang lebih kecil karena ekspor tumbuh lebih rendah karena banyak produsen Jepang mengalihkan fasilitas produksinya ke luar negeri.

Baca Juga: Rekening Bank Disita, Google Rusia Berencana Ajukan Kebangkrutan dan Hentikan Operasi

Ekspor Jepang naik 12,5% pada April dari tahun sebelumnya, data Kementerian Keuangan menunjukkan. Penguatan itu dipimpin pengiriman mobil ke AS.  Namun, kenaikan itu lebih rendah daripada rata-rata proyeksi para ekonom dalam jajak pendapat Reuters, yaitu  peningkatan 13,8%. Sebagai pembanding, ekspor pada Maret tumbuh 14,7%.

Prospek ekspor Jepang terlihat suram jika melihat pengiriman ke China yang turun 5,9% pada April. Penurunan terbesar sejak Maret 2020 itu terjadi karena lockdown Covid-19 yang ketat di kota-kota besar seperti Shanghai mengganggu rantai pasokan dan melumpuhkan aktivitas ekonomi. 

Impor dari China - mitra dagang terbesar Jepang - juga turun terbesar sejak September 2020, data menunjukkan.

"Keuntungan impor yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak mentah dan yen yang lemah berarti transfer kekayaan nasional ke negara-negara penghasil minyak, merampas daya beli Jepang," kata Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute.

"Dengan demikian, pemulihan ekonomi Jepang bergantung pada perkembangan virus corona di dalam negeri dan China karena penguncian di Shanghai telah mengganggu sisi penawaran dan aktivitas konsumen."

Impor naik 28,2% di tahun ini hingga April, dibandingkan estimasi median untuk kenaikan 35,0%. Pelemahan yen mengangkat harga komoditas global yang sudah melonjak. Impor mencapai rekor 8,9 triliun yen, melampaui ekspor senilai 8 triliun yen.

Hal itu mengakibatkan defisit perdagangan sebesar 839,2 miliar yen, lebih sempit dari perkiraan median untuk kekurangan 1,150 triliun yen tetapi membukukan penurunan sembilan bulan berturut-turut.

Analis telah memperingatkan risiko inflasi dorongan biaya yang berkepanjangan terhadap ekonomi yang rapuh dengan faktor eksternal, bukan permintaan domestik, mendorong tagihan impor lebih tinggi.

Baca Juga: Pasar Properti AS; Suku Bunga Hipotek Menekan Keterjangkauan Pembeli Rumah Pertama

"Jika kebijakan nol-COVID diperpanjang, itu akan memiliki dampak yang sangat keras," kata Taro Saito, peneliti eksekutif di NLI Research Institute. Ia menambahkan bahwa pengiriman ke China menyumbang lebih dari seperlima ekspor Jepang.

Data terpisah pada Kamis menunjukkan bahwa pesanan mesin inti Jepang pada Maret naik 7,1% dari bulan sebelumnya. Hasil jajak pendapat para ekonom yang digelar Reuters, menunjukkan kenaikan sebesar 3,7%.

Rangkaian data yang fluktuatif, yang dianggap sebagai ukuran utama belanja modal dalam enam hingga sembilan bulan mendatang, memberikan secercah harapan untuk pemulihan yang didorong permintaan domestik.

Ekonomi Jepang menyusut pada kuartal pertama karena pembatasan Covid-19 menghantam sektor jasa dan melonjaknya harga komoditas menciptakan tekanan baru.

Bagikan

Berita Terbaru

Ekspansi Emiten Migas Semakin Ngegas
| Minggu, 07 Desember 2025 | 12:24 WIB

Ekspansi Emiten Migas Semakin Ngegas

Kendati ekspansi bisa mendorong kinerja jangka panjang, tekanan biaya operasional dan fluktuasi harga komoditas menjadi risiko emiten ini

Divestasi Es Krim Terwujud, Pemulihan UNVR Terus Berlanjut
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:55 WIB

Divestasi Es Krim Terwujud, Pemulihan UNVR Terus Berlanjut

Tren perbaikan kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) kemungkinan memang masih akan berlanjut hingga akhir tahun.

Masuki Momen Santa Claus Rally, Berikut Saham Pilihan Akhir Tahun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:21 WIB

Masuki Momen Santa Claus Rally, Berikut Saham Pilihan Akhir Tahun

Ada beberapa faktor yang penting yang dapat mempengaruhi Santa Claus Rally di antaranya adalah aktivitas window dressing.

Momentum IHSG Bullish di Akhir Tahun, Ini Saham-saham yang Cenderung Naik di Desember
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:09 WIB

Momentum IHSG Bullish di Akhir Tahun, Ini Saham-saham yang Cenderung Naik di Desember

Secara historikal, ada beberapa saham yang cenderung mengalami penguatan pada Desember sehingga menjadi favorit banyak investor.

Pamor SBN Ritel Masih Akan Tinggi Meski Bunga Menurun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:00 WIB

Pamor SBN Ritel Masih Akan Tinggi Meski Bunga Menurun

Realisasi penerbitan SBN Ritel tahun 2025 mencapai sekitar Rp 153 triliun, termasuk Sukuk Tabungan ST015.

Berebut Ceruk Pasar Bus Premium di Penghujung Tahun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:10 WIB

Berebut Ceruk Pasar Bus Premium di Penghujung Tahun

Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, demam perjalanan darat mulai terasa. Kursi sleeper bus diburu pelancong untuk liburan.

 
Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar Selama Sepekan Terakhir
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:00 WIB

Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar Selama Sepekan Terakhir

Sepekan ini dolar AS cukup tertekan oleh meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga oleh the Federal Reserve (The Fed).

Saham Kapitalisasi Kecil Mengangkat IHSG Capai Rekor Tertinggi 8.689,1
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:00 WIB

Saham Kapitalisasi Kecil Mengangkat IHSG Capai Rekor Tertinggi 8.689,1

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,46% sepekan periode 1-5 Desember 2025. IHSG ditutup pada 8.632,76.

Kurangi Ketergatungan Kentang Impor, PepsiCo Indonesia Adopsi Cara Thailand,
| Minggu, 07 Desember 2025 | 05:45 WIB

Kurangi Ketergatungan Kentang Impor, PepsiCo Indonesia Adopsi Cara Thailand,

Untuk memastikan ketersediaan bahan baku kentang, PepsiCo Indonesia menggandeng petani di Jawa Barat. 

Bisnis yang Cuan Saat Musim Liburan Anak-anak Tiba
| Minggu, 07 Desember 2025 | 05:40 WIB

Bisnis yang Cuan Saat Musim Liburan Anak-anak Tiba

Menyambut musim liburan, berbagai kelas bermain untuk anak kini dibuka dengan ragam aktivitas seru yang mengasah kreativitas.

 
INDEKS BERITA

Terpopuler