November, Sky Energy (JSKY) Resmikan Pabrik Modul Surya Kedua
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan, porsi pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) bisa lebih besar ketimbang pembangkit fosil. Dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, porsi pembangkit EBT ditargetkan mencapai 51,6%, lebih besar ketimbang prognosa sebelumnya, yaitu 48%.
Direktur Utama PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) Christopher Liawan mengatakan, pihaknya sangat mendukung keputusan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam meningkatkan porsi EBT sebesar 51,6%. Ini sejalan dengan peta jalan (roadmap) JSKY yang akan melakukan ekspansi hingga tahun 2025, dengan total kapasitas produksi sel dan modul surya sebesar 1 gigawatt (GW).
Dalam roadmap tersebut disebutkan, JSKY akan meresmikan dan mengoperasikan pabrik kedua miliknya tahun ini. Pabrik khusus sel surya dengan kapasitas produksi sel surya 100 MW dan modul surya 200 MW tersebut berlokasi di Cisalak.
Peresmian pabrik yang menelan dana investasi hingga US$ 22,15 juta ini akan dilakukan pada November 2021. Selain itu, JSKY juga sudah merencanakan untuk menggelar pembangunan pabrik ketiganya di Sentul dengan peningkatan kapasitas produksi sel dan modul surya menjadi 300 MW di tahun 2022.
Pada tahun 2023 hingga tahun 2025, JSKY berencana meningkatkan kapasitas produksi sel dan modul surya sampai dengan 1 GW. “JSKY juga semakin optimistis dengan pertumbuhan dan perkembangan bisnis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dengan mengetahui porsi PLTS dalam pengembangan EBT adalah yang paling besar di antara sumber energi lainnya,” terang Christopher, Senin (11/10).
JSKY sangat mengharapkan dukungan dari Pemerintah, berupa kemudahan dalam regulasi atau kebijakan yang mendukung pemanfaatan PLTS. Perusahaan ini juga berharap adanya dukungan pembiayaan dari bank-bank lokal di Indonesia, terkait pengembangan energi hijau.
Kinerja JSKY masih tertekan di pertengahan tahun ini. Mengutip laporan keuangan semester I-2021, perusahaan ini mencatatkan pendapatan Rp 89,39 miliar. Perolehan ini turun 23,77% dari periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan laba perusahaan pada akhir Juni 2021, turun 72,34% year on year menjadi Rp 1,55 miliar. Saham JSKY Senin (11/10) naik 0,81% ke Rp 125 per saham.