Obligasi Sarana Multigriya Financial (SMF) Tawarkan Imbal Hasil Menarik

Sabtu, 06 Juli 2019 | 05:43 WIB
Obligasi Sarana Multigriya Financial (SMF) Tawarkan Imbal Hasil Menarik
[]
Reporter: Bidara Pink, Dimas Andi | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) menerbitkan obligasi dan sukuk mudarabah baru. Analis menilai, surat utang yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin cukup menarik.

Head of Research & Consulting Service PT Infovesta Utama Edbert Suryajaya menilai, tingginya kupon atau imbalan pada masing-masing seri membuat instrumen surat utang yang diterbitkan SMF memiliki daya tarik yang tinggi di mata investor.

Sebagai catatan, obligasi terbaru SMF terdiri dari tiga seri. Pertama, Seri A yang menawarkan imbalan 7,50% dengan tenor 370 hari sejak tanggal emisi. Kedua, Seri B memiliki imbalan 8,50% dengan tenor 3 tahun. Ketiga, Seri C yang memiliki tenor 5 tahun dengan imbalan 8,75%.

Adapun sukuk mudarabah menerapkan nisbah sebanyak 90,20% dari pendapatan yang dibagihasilkan, dengan indikasi bagi hasil sebesar ekuivalen 7,50% per tahun dan waktu jatuh tempo 370 hari.

Seluruh seri ini bahkan menawarkan tingkat imbalan yang lebih tinggi dibandingkan yield surat utang negara (SUN) dengan tenor 10 tahun. Kemarin, yield SUN seri acuan 10 tahun bertengger di level 7,202%.

Di tengah tren penurunan yield SUN, obligasi korporasi ini mampu menawarkan kupon premium kepada investor, kata Edbert, kemarin.

Tambahan lagi, obligasi dan sukuk mudarabah ini mendapat peringkat idAAA dari Pemeringkat Efek Indonesia, sehingga potensi gagal bayar rendah. Status SMF sebagai BUMN juga dapat menambah daya tarik, utamanya bagi investor dari institusi seperti asuransi atau dana pensiun.

Namun, Edbert tetap mengingatkan, status BUMN yang disandang SMF bukan pertanda bahwa obligasi dan sukuk mudarabah ini dapat diperlakukan lebih spesial dibandingkan surat utang korporasi lainnya. Ia menyebut, BUMN tetaplah perusahaan yang rekam jejak dan prospek kinerja keuangannya patut untuk diperhatikan.

Negara pun tak punya kewajiban untuk menanggung biaya apabila sewaktu-waktu obligasi dari BUMN ini terjadi gagal bayar, tegas dia. Terlepas dari itu, Edbert menilai, kupon obligasi korporasi ke depan masih akan turun, seperti tren yang terjadi pada yield SUN.

Maka dari itu, investor yang memiliki kebutuhan instrumen obligasi korporasi dapat melakukan pembelian sejak dini agar mendapat kupon relatif tinggi dan stabil hingga jatuh tempo. Dengan begitu investor tak perlu pusing mencari surat utang dengan kupon tinggi saat suku bunga acuan turun, kata dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Pemerintah Awasi Kepatuhan Wajib Pajak
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:48 WIB

Pemerintah Awasi Kepatuhan Wajib Pajak

Pemerintah tengah menyusun aturan berupa rancangan peraturan menteri keuangan terkait pengawasan kepatuhan wajib pajak

Asa Adhi Karya (ADHI) pada Anggaran Infrastruktur
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:45 WIB

Asa Adhi Karya (ADHI) pada Anggaran Infrastruktur

Untuk tahun depan, ADHI memasang target agresif dengan membidik kontrak baru senilai Rp 23,8 triliun.

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:30 WIB

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja

Mengupas prospek bisnis PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) pasca merampungkan akuisisi PT Sawit Mandiri Lestari

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:24 WIB

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global

Cadangan devisa Indonesia akhir November naik tipis ke level US$ 150,1 miliar                       

Outflow Deras
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:10 WIB

Outflow Deras

Arus keluar asing bersamaan dengan ketergantungan pemerintah terhadap dana domestik menyimpan risiko jangka menengah.

Beban Demografi di Era Revolusi AI
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:05 WIB

Beban Demografi di Era Revolusi AI

Bonus demografi dan revolusi kecerdasan buatan atau AI bermakna bila dikelola dengan sungguh-sungguh.​

Deny Ong, Direktur Keuangan HRTA Menyukai Investasi Emas
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:00 WIB

Deny Ong, Direktur Keuangan HRTA Menyukai Investasi Emas

Mengupas strategi investasi Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), Deny Ong dalam mengelola asetnya.

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:20 WIB

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri

Sinergi ini untuk mendorong penguatan perencanaan kebijakan dan percepatan pelaksanaan Kawasan Industri Prioritas dalam RPJMN 2025–2029

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:16 WIB

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN

PTPP mempertegas posisi sebagai kontraktor nasional dan pemain kunci dalam pembangunan Ibukota Nusantara

Jurus Diler Mengungkit Penjualan Mobil di Akhir Tahun
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:12 WIB

Jurus Diler Mengungkit Penjualan Mobil di Akhir Tahun

Sejumlah diler mobil baru bergerak menawarkan berbagai program promosi hingga potongan harga besar-besaran demi menarik minat konsumen.

INDEKS BERITA

Terpopuler