KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari-hari ini jagat maya dipenuhi perbincangan tentang "one piece". Mereka bukan bicara tentang pakaian renang, tapi bendera bajak laut bertopi jerami. Bendera bajak laut Jolly Roger ini sebenarnya lebih kelihatan imut daripada seram, karena memang berasal dari kartun Jepang.
Bendera one piece datang dari kartun karya Eiichiro Oda yang menceritakan petualangan Monkey D Luffy, seorang remaja bajak laut bertopi rami. Bendera ini jadi ramai karena juga simbol kebebasan dan perlawanan terhadap kekuasaan absolut. Luffy dan kru topi jerami digambarkan menentang world government yang otoriter, korup, dan memanipulasi sejarah.
Secara simbolik bendera ini menjadi perlawanan di dunia nyata. Para pengibar bendera seolah memberi pesan, "Kami tak takut pada kekuasaan dan kami juga menolak tunduk pada sistem yang menindas."
Para pejabat di negara ini awalnya mungkin tak terlalu peduli, tapi makin lama polemiknya menjadi semakin serius. Masuk di Bulan Agustus, menjelang ulang tahun ke-80 kemerdekaan negeri ini, pengibaran bendera merah putih pun seolah-olah mendapat "ancaman" boikot.
Bendera one piece pun bermunculan di mana-mana, rumah-rumah, bahkan di fasilitas umum seperti sekolah dan kantor desa. Ada saja orang mengibarkan bendera one piece, baik dikibarkan sendiri maupun berdampingan atau satu tiang dengan bendera merah putih.
Aksi ini ditanggapi dengan keras oleh Hasan Nasbi, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan. Menurut Hasan, bendera merah putih bukan pilihan dan tidak boleh diganti dengan yang lain. Warga negeri ini boleh saja tidak suka pada pemerintah, tapi bendera nasional adalah prinsip yang tidak bisa ditawar.
Lebih keras lagi tanggapan dari Menko Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan yang menilainya sebagai penghinaan sejarah dan identitas bangsa. Budi pun mengingatkan tindakan ini bisa berujung pada sanksi hukum. Aksi iseng atau mungkin ikut-ikutan untuk sebagian orang ini dinilai Budi sebagai upaya sekelompok orang membangun kekecewaan sosial yang melemahkan semangat persatuan.
Para pejabat di negeri ini mungkin sebaiknya lebih bijak melihat fenomena sosial yang terjadi. Kekecewaan sosial sebaiknya dijawab dengan sikap terbuka karena mengancam dan mengintimidasi tak akan pernah menyelesaikan akar permasalahan. Bendera one piece hanya satu simbol, yang mungkin akan berwujud simbol lain di masa depan.