Pasar Domestik Drop, Chitose (CINT) Merugi

Kamis, 08 Agustus 2019 | 05:07 WIB
Pasar Domestik Drop, Chitose (CINT) Merugi
[]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten produsen furnitur, PT Chitose Internasional Tbk (CINT) di semester I-2019 mengecewakan.

Berdasarkan laporan keuangan emiten ini, pendapatan Chitose turun 7% year on year (yoy) menjadi Rp 148,76 miliar.

Perolehan pendapatan ini baru memenuhi 38% dari target Chitose sepanjang tahun 2019 sebesar Rp 389 miliar.

Sekretaris Perusahaan Chitose Helina WIdyani menjelaskan, penurunan pendapatan ini berimbas pada gross margin Chitose karena produktivitas di bawah kapasitas terpasang.

"Hal ini tentunya membuat harga pokok penjualan Chitose menjadi lebih tinggi," jelas dia pada KONTAN, Senin (5/8).

Helina menjelaskan, strategi pengaturan keuangan terus dilakukan dengan pengaturan inventory dan kontrol ketat terhadap biaya operasional.

Turunnya gross margin 10% dari target 31% menjadi penyebab utama rugi bersih Chitose mencapai Rp 8,71 miliar.

Helina menambahkan, pencapaian pendapatan Chitose sebesar 67% dari target tengah tahunan ini beberapa diakibatkan pasar domestik yang turun sekitar 30%-35%.

Kondisi ini dipengaruhi faktor perlambatan ekonomi dan penyelenggaraan pesta demokrasi.

Untuk mengejar ketertinggalan di semester I, Helina menjelaskan, Chitose mengejar penjualan dengan beberapa langkah.

Pertama, mendorong jaringan distribusi pemasaran di pasar domestik.

Kedua, merealisasikan bisnis e-katalog.

Ketiga, fokus mengembangkan produk tempat tidur rumahsakit, berkolaborasi dengan PT Sandana dan PT Indomedik Niaga.

Chitose juga akan mengerjakan proyek di luar bisnis reguler seperti tipe produk wood base dan kerjasama original equipment manufacture (OEM).

Helina bilang, perusahaan ini akan mengenalkan produk kasur sehat bermerk C-PRO. CINT juga mengejar ekspor ke Jepang dan mencari pasar ekspor baru.

Bagikan

Berita Terbaru

Penetapan UMP 2026 Harus Bisa Kikis Ketimpangan
| Senin, 03 November 2025 | 05:15 WIB

Penetapan UMP 2026 Harus Bisa Kikis Ketimpangan

Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) bersurat ke Presiden terkait usulan formula upah minimum 2026. 

Bisnis Maskapai Menanti Momen Nataru
| Senin, 03 November 2025 | 05:10 WIB

Bisnis Maskapai Menanti Momen Nataru

Sebagian maskapai telah menambah armada untuk menghadapi periode puncak liburan akhir tahun sebagai langkah antisipasi kenaikan permintaan.

Gelombang PHK Masih Terus Menghantui Pekerja
| Senin, 03 November 2025 | 05:05 WIB

Gelombang PHK Masih Terus Menghantui Pekerja

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) masih terus berlangsung menjelang tutup tahun efek pelambatan ekonomi.

Laju Bisnis Asuransi Kendaraan Masih Tersendat
| Senin, 03 November 2025 | 04:55 WIB

Laju Bisnis Asuransi Kendaraan Masih Tersendat

Di tengah penurunan permintaan, industri asuransi umum berjibaku memperluas pasar agar kinerja tak terjerembab semakin dalam.

Hasil Kinerja Anak Usaha Menjadi Penopang Keuntungan Bank Besar
| Senin, 03 November 2025 | 04:45 WIB

Hasil Kinerja Anak Usaha Menjadi Penopang Keuntungan Bank Besar

 Di periode September 2025, laba bersih anak usaha dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) naik 27,6% menjadi Rp 8,19 triliun. 

Potensi Bank Beri Untung ke Investor Kian Menurun
| Senin, 03 November 2025 | 04:40 WIB

Potensi Bank Beri Untung ke Investor Kian Menurun

Mayoritas bank masih membukukan penurunan return on equity per September 2025 dan hanya dua bank mencatat pertumbuhan ROE. 

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Petfood
| Senin, 03 November 2025 | 04:20 WIB

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Petfood

CPRO melalui anak usahanya CPPetindo membidik pasar makanan hewan peliharaan (petfood) dari pasar domestik dan manacanegara

Risiko Meningkat, Platform Urun Dana Perketat Seleksi Penerbit
| Senin, 03 November 2025 | 04:15 WIB

Risiko Meningkat, Platform Urun Dana Perketat Seleksi Penerbit

Daya beli masyarakat yang masih loyo tentu bisa berdampak buruk bagi kinerja UKM, yang menerbitkan efek via layanan securities crowdfunding.

Potensi Kembalinya November Kelabu
| Senin, 03 November 2025 | 04:10 WIB

Potensi Kembalinya November Kelabu

Berdasarkan data historikal 9 tahun terakhir, IHSG bulan November hanya menguat tiga kali, yaitu pada tahun 2018, 2020, dan 2023.

 Penerbitan SBN Ritel Diprediksi Tetap Ekspansif Tahun Depan
| Senin, 03 November 2025 | 04:05 WIB

Penerbitan SBN Ritel Diprediksi Tetap Ekspansif Tahun Depan

Prospek kupon SBN ritel tahun 2026 akan mengikuti tren suku bunga. Kupon SBN ritel pada 2026 di level 5,5%-6%.

INDEKS BERITA