Pasar Mulai Bergairah, Emiten Keramik Tambah Produk Baru dan Kerek Kapasitas Produksi

Senin, 01 Juli 2019 | 05:30 WIB
Pasar Mulai Bergairah, Emiten Keramik Tambah Produk Baru dan Kerek Kapasitas Produksi
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki semester II 2019, industri keramik berpotensi menuai permintaan yang cukup besar. Banyak proyek yang mulai bergulir usai libur panjang Lebaran dan pemilihan umum.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto menilai pasar bakal bergairah setelah melewati masa ketidakpastian gejolak ekonomi dan politik nasional belakangan ini. Katalis lainnya, kebijakan safeguard untuk keramik China mulai berlaku yang berimbas impor dari Negara Tembok Raksasa itu berkurang hingga 30%.

Oleh karena itu Asaki meminta para produsen keramik di dalam negeri mulai berbenah. "Tentunya memberikan rasa optimistis untuk mulai meremajakan mesin, pemanfaatan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas serta efisiensi," ujar dia kepada KONTAN, Minggu (30/6).

Meski demikian tantangan masih datang dari produk impor yang berasal dari negara seperti Vietnam dan India. Edy menyebutkan pasokan produk keramik dari kedua negara tersebut mulai meningkat belakangan ini.

Para pengusaha pun tengah mengumpulkan data terkait pasokan impor dari kedua negara tadi. Jika volume impor sudah memenuhi syarat, bukan tidak mungkin ada penerapan safeguard untuk kedua pemasok tersebut.

Sementara itu permintaan keramik di tingkat lokal bakal didorong proyek infrastruktur dan properti. Nah, aktivitas tersebut juga bakal berefek domino terhadap penggunaan keramik di tingkat ritel.

Edy yang juga menjabat Direktur PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) mengemukakan, segmen ritel semakin berkembang dengan kegiatan renovasi maupun pembangunan rumah baru perorangan. Seperti diketahui, ARNA memang mengandalkan penjualan dari permintaan ritel dengan segmen produk menengah ke bawah. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2019, Arwana mengantongi pendapatan sebesar Rp 561,22 miliar, atau tumbuh 13,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 494,71 miliar.

PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS) juga memanfaatkan semester kedua tahun ini dengan merangsang pasar melalui penambahan varian dan produk baru. Direktur PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk, Handono Warih, menyatakan gairah pasar di semester II-2019 masih berpeluang menumbuhkan penjualan mereka.

Namun ada beberapa hal yang masih mengganjal, salah satunya adalah biaya energi yang begitu tinggi. "Penghematan biaya produksi adalah case utama bagi perusahaan manufaktur serta pemeliharaan mesin agar bisa efisien," ujar dia.

Oleh karena itu, KIAS selektif merealisasikan dana belanja modal (capex). Dari alokasi Rp 14 miliar, mereka baru menyerap Rp 1,2 miliar. Namun KIAS tetap mengerek utilitas pabrikan hingga 90% dari kapasitas terpasang sebesar 22 juta meter persegi (m2) pada tahun ini. Soal target kinerja, Handono mengatakan, KIAS memproyeksikan pertumbuhan sebesar 5%.

Saat ini, KIAS memproduksi keramik segmen menengah. Meski pasarnya penuh tantangan, Handono menyebutkan penambahan utilitas pabrik juga untuk mengantisipasi permintaan keramik dari sektor properti karena terdorong proyek infrastruktur dan industri real estate.

PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) juga terus melakukan efisiensi. "Kami akan meningkatkan efisiensi di produksi agar harga bisa lebih bersaing," kata Juli Berliana, Direktur PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk.

Kini Cahayaputra memiliki pabrik berkapasitas terpasang 9,18 m2 per tahun dan produksinya hampir full capacity. CAKK berencana menambah mesin baru dengan proyeksi kapasitas terpasang 13,5 juta m2 pada tahun 2020.

Bagikan

Berita Terbaru

Lapangan Kerja di Sektor Pertanian dan Kelautan
| Rabu, 17 September 2025 | 05:05 WIB

Lapangan Kerja di Sektor Pertanian dan Kelautan

Program stimulus ekonomi pemerintah diklaim bisa menciptakan sebanyak 3,5 juta lapangan pekerjaan di ragam bidang.

Meski Tipis, Bisnis Kartu Kredit Perbankan Masih Naik
| Rabu, 17 September 2025 | 04:55 WIB

Meski Tipis, Bisnis Kartu Kredit Perbankan Masih Naik

Data BI menunjukkan, volume transaksi kartu kredit pada Juni 2025 mencapai 42,64 juta kali, atau meningkat 15,02% secara tahunan.

Perlindungan Bencana Alam Perlu Diperluas
| Rabu, 17 September 2025 | 04:50 WIB

Perlindungan Bencana Alam Perlu Diperluas

Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Bali pada pekan lalu menimbulkan kerusakan aset properti maupun kendaraan

Naik 5 Hari, Intip Proyeksi IHSG Untuk Hari Ini (17/9)
| Rabu, 17 September 2025 | 04:50 WIB

Naik 5 Hari, Intip Proyeksi IHSG Untuk Hari Ini (17/9)

IHSG mengakumulasi kenaikan 4,31% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 12,40%.

Target Pertumbuhan 5,3% Juga Masih Terlalu Tinggi
| Rabu, 17 September 2025 | 04:45 WIB

Target Pertumbuhan 5,3% Juga Masih Terlalu Tinggi

Tak hanya pertumbuhan ekonomi, target rupiah dalam RKP 2025 lebih lemah                                 

Pemajakan Tanpa Batas
| Rabu, 17 September 2025 | 04:35 WIB

Pemajakan Tanpa Batas

Upaya pemajakan yang tanpa batas akan menjadi kontraproduktif ketika kepatuhan sukarela menurun akibat ketidakpastian hukum pajak. 

Menangkap Fulus dari Program Stimulus
| Rabu, 17 September 2025 | 04:20 WIB

Menangkap Fulus dari Program Stimulus

Sejumlah sektor saham berpeluang mendapat katalis jangka pendek dari program stimulus ekonomi pemerintah

XL Smart (EXCL) Genjot Jaringan Telekomunikasi
| Rabu, 17 September 2025 | 04:20 WIB

XL Smart (EXCL) Genjot Jaringan Telekomunikasi

Total BTS EXCL meningkat 28% dari 163.884 unit pada periode yang sama 2024 menjadi lebih dari 209.820 unit per akhir kuartal II-2025.

Perketat Seleksi, Klaim Asuransi Syariah Ikut Melandai
| Rabu, 17 September 2025 | 04:15 WIB

Perketat Seleksi, Klaim Asuransi Syariah Ikut Melandai

Sejumlah perusahaan asuransi syariah meningkatkan selektivitas akseptasi bisnis di tengah kondisi ekonomi yang masih menantang. 

Persaingan Ketat, Simpanan Deposito Nasabah Ikut Menyusut
| Rabu, 17 September 2025 | 04:15 WIB

Persaingan Ketat, Simpanan Deposito Nasabah Ikut Menyusut

Namun penurunan simpanan terjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk sebesar 9,3% menjadi Rp 79,1 triliun di Juli 2025

INDEKS BERITA

Terpopuler