Pasokan Terhambat, Harga Gas Alam Cetak Rekor Tertinggi

Kamis, 09 Juni 2022 | 04:35 WIB
Pasokan Terhambat, Harga Gas Alam Cetak Rekor Tertinggi
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga gas alam kembali tancap gas sejalan dengan kenaikan harga komoditas energi. Selasa (7/6), harga gas alam sempat menyentuh level US$ 9,54 per mmbtu, atau rekor tertinggi sepanjang sejarah. Namun, harga gas alam kemarin ditutup di level US$ 9,29 per mmbtu.

Namun seiring dengan kenaikan harga minyak yang berada di US$ 120 per barel, harga gas alam untuk pengiriman Juli 2022 hingga pukul 17.39 WIB kembali naik ke US$ 9,44 per mmbtu.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menyebut, keputusan Rusia memotong aliran ekspor gas alam ke berbagai negara anggota Uni Eropa membuat harga gas alam terus ngegas. Hal tersebut merupakan respons akibat sanksi yang dijatuhkan Uni Eropa ke Rusia.

Baca Juga: Ketidakseimbangan Pasokan dan Permintaan Membuat Harga Gas Alam Pecahkan Rekor

Hilangnya pasokan gas alam dari Rusia sebagai pemasok terbesar Uni Eropa, maka negara tersebut menggantungkan kebutuhan gas alam ke Amerika Serikat. Namun, Ibrahim menyebut kondisi AS belakangan ini juga kurang baik seiring turunnya produksi gas alam di Negeri Paman Sam tersebut.

Rata-rata produksi gas di 48 negara bagian Amerika Serikat (AS) pada bulan Juni yang merosot turun menjadi 94,7 miliar kaki kubik per hari (bcfd), dari 95,1 bcfd di bulan Mei. "Alhasil, ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan telah memicu naiknya harga gas alam hingga kembali memecahkan rekor. Dengan situasi seperti saat ini, bukan sesuatu yang mengejutkan jika harga terus naik dan memecahkan rekor," terang Ibrahim, Rabu (8/6).

Ibrahim meyakini, harga gas alam ke depan masih akan tetap tinggi, bahkan memecahkan rekor menuju level US$ 10 per mmbtu. Menurut dia, selama perang Rusia-Ukraina belum berakhir serta sanksi ekonomi terhadap Rusia belum dicabut, kecil kemungkinan harga gas alam kembali ke level sebelum terjadinya perang.

Hingga akhir tahun 2022, Ibrahim memperkirakan harga gas alam akan bertahan pada level saat ini. Proyeksi dia, di akhir 2022, harga gas alam masih akan bertengger di kisaran U$ 9 per mmbtu.

Baca Juga: Permasalahan Supply & Demand, Harga Gas Alam Bisa Melambung Hingga US$ 10 per Mmbtu

Bagikan

Berita Terbaru

Pertaruhan Besar Nikel RI: Banjir Pasokan di Gudang LME, Kalah Saing Lawan LFP
| Minggu, 28 Desember 2025 | 13:00 WIB

Pertaruhan Besar Nikel RI: Banjir Pasokan di Gudang LME, Kalah Saing Lawan LFP

Indonesia mengalami ketergantungan akut pada China di saat minat Negeri Tirai Bambu terhadap baterai nikel justru memudar.

Restrukturisasi Garuda Indonesia Masuk Babak Baru, Simak Prospek GIAA Menuju 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 11:15 WIB

Restrukturisasi Garuda Indonesia Masuk Babak Baru, Simak Prospek GIAA Menuju 2026

Restrukturisasi finansial saja tidak cukup untuk mengembalikan kepercayaan pasar secara total terhadap GIAA.​

Agar Kinerja Lebih Seksi, TBS Energi Utama (TOBA) Menggelar Aksi Pembelian Kembali
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:27 WIB

Agar Kinerja Lebih Seksi, TBS Energi Utama (TOBA) Menggelar Aksi Pembelian Kembali

Perkiraan dana pembelian kembali menggunakan harga saham perusahaan pada penutupan perdagangan 23 Desember 2025, yaitu Rp 710 per saham.

Provident Investasi Bersama (PALM) Tetap Fokus di Tiga Sektor Investasi di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:12 WIB

Provident Investasi Bersama (PALM) Tetap Fokus di Tiga Sektor Investasi di 2026

Tahun depan, PALM siap berinvetasi di sektor-sektor baru. Kami juga terbuka terhadap peluang investasi pada perusahaan tertutup.

Melalui Anak Usaha, Emiten Happy Hapsoro Ini Mencaplok Saham Kontraktor Hulu Migas
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:03 WIB

Melalui Anak Usaha, Emiten Happy Hapsoro Ini Mencaplok Saham Kontraktor Hulu Migas

HCM,  kontraktor kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi pada Wilayah Kerja Selat Madura berdasarkan production sharing contract dengan SKK Migas.

Okupansi Hotel Fluktuatif, DFAM Tancap Gas Garap Bisnis Katering
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:00 WIB

Okupansi Hotel Fluktuatif, DFAM Tancap Gas Garap Bisnis Katering

Penyesuaian pola belanja pemerintah pasca-efisiensi di tahun 2025 bisa membuat bisnis hotel lebih stabil.

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:20 WIB

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran

Diversifikasi reksadana campuran memungkinkan investor menikmati pertumbuhan saham sekaligus stabilitas dari obligasi dan pasar uang 

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:15 WIB

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi

Ekonomi dan konsumsi masyarakat berpotensi menguat di 2026. Simak strategi yang bisa Anda lakukan supaya keuangan tetap aman.

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:02 WIB

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang

Ramainya rencana penerbitan obligasi yang berlangsung pada awal  tahun 2026 dipengaruhi kebutuhan refinancing dan pendanaan ekspansi.

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:00 WIB

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026

Faktor cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah memaksa wisatawan domestik memilih destinasi yang dekat.​

INDEKS BERITA

Terpopuler