Pelonggaran Impor China Dari Australia Bikin Emiten Batubara Merana

Jumat, 06 Januari 2023 | 02:40 WIB
Pelonggaran Impor China Dari Australia Bikin Emiten Batubara Merana
[ILUSTRASI. Dampak kebijakan impor batubara China sangat signifikan bagi prospek kinerja emiten di sektor ini. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/aww/17.]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Usai Rusia menggegerkan dunia dengan kebijakan menghentikan ekspor minyak mentah pada Februari 2023, kini giliran China yang bikin ulah. Pasca membuka gembok lockdown pandemi Covid-19, China akan kembali melonggarkan aturan impor batubara dari Australia. 

Asal tahu saja, pada Oktober 2020, China mengumumkan larangan impor batubara dari Australia. Kebijakan ini merupakan aksi balasan China kepada Australia, setelah Huawei dilarang membangun jaringan 5G di negeri kanguru dan Australia mendukung penyelidikan internasional penanganan Covid-19 di China.

Kini, China siap menjalin hubungan mesra lagi dengan Australia. Sontak, kebijakan ini berdampak negatif ke saham emiten batubara.

Baca Juga: China Longgarkan Larangan Impor Batubara Australia, Cek Dampaknya ke Emiten Tambang

Pada penutupan perdagangan Kamis (6/1), indeks energi anjlok 8,29% sejak awal tahun. Buntutnya, mayoritas saham emiten yang ada di kumpulan indeks energi terpuruk. Ini termasuk saham emiten di sektor pertambangan batubara. 

Mengutip data RTI, kemarin, saham-saham emiten batubara tengkurap di zona merah. Contoh saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang menukik 19,48% sejak awal tahun ke Rp 3.100.

Saham anak usaha Adaro, yakni PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga ambrol 7,67% sejak awal tahun. Padahal, di sepanjang 2022, saham emiten tambang batubara jadi jawara pemberi imbal hasil tertinggi di bursa saham.   

Saham emiten ambruk

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menilai, dampak kebijakan impor batubara China sangat signifikan bagi prospek kinerja emiten di sektor ini. Sebab, imbas dari kebijakan China, akan terjadi peralihan kembali permintaan batubara dari Indonesia ke Australia. 

Apalagi, China pasar terbesar ekspor batubara Indonesia. Nilai ekspor batu bara Indonesia pada September 2022 mencapai US$4,2 miliar. Ekspor ke China menempati peringkat teratas dengan nilai US$949,08 juta, naik dari bulan Agustus US$672,19 juta.

Pandhu memproyeksi, kinerja emiten batubara ke depannya akan berat. Ini terutama, jika emiten tetap fokus di  bisnis batubara.

Baca Juga: IHSG Tumbang, Intip Deretan Saham-Saham Big Caps dengan Valuasi Murah

"Produsen batubara Indonesia akan kehilangan konsumen. Harga batubara juga dapat terkoreksi dengan naiknya pasokan dari Australia," kata Pandhu.

Namun, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya berpendapat, kebijakan China bukan jadi ancaman besar bagi emiten batubara. "Emiten sudah mempersiapkan diri mengembangkan hilirisasi dan ekspansi ke bisnis lain," ujarnya.

Hitungan Cheril, saat ini harga batubara sudah naik 120% secara tahunan. Dus, dia masih merekomendasi beli saham emiten batubara. Antara lain, saham ADRO, ITMG dan INDY dengan target harga masing-masing Rp 3.700, Rp 40.300, dan Rp 2.800. 

Bagikan

Berita Terbaru

Keadilan Iklim COP30
| Sabtu, 15 November 2025 | 07:31 WIB

Keadilan Iklim COP30

COP 30 harus kembali ke akarnya, memastikan rakyat yang paling terdampak mendapatkan perlindungan utama.

Waspada Lonjakan Inflasi Pangan Berlanjut
| Sabtu, 15 November 2025 | 07:26 WIB

Waspada Lonjakan Inflasi Pangan Berlanjut

BI mewaspadai pergerakan inflasi kelompok pangan alias volatile food yang mulai meningkat beberapa waktu terakhir.

Cerita Direktur Sreeya Sewu Indonesia Mengadopsi Strategi Value Investing
| Sabtu, 15 November 2025 | 07:15 WIB

Cerita Direktur Sreeya Sewu Indonesia Mengadopsi Strategi Value Investing

Mengupas strategi berinvestasi Natanael Yuyun Suryadi, Direktur PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SPID) 

 Membentuk Ulang Industri Lelang
| Sabtu, 15 November 2025 | 07:06 WIB

Membentuk Ulang Industri Lelang

Menyusuri perjalanan karier Deny Gunawan hingga menjabat Chief Operating Officer (COO) PT JBA Indonesia

Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) Merambah Bisnis Susu Untuk MBG
| Sabtu, 15 November 2025 | 07:00 WIB

Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) Merambah Bisnis Susu Untuk MBG

Mengupas profil dan strategi bisnis baru PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) di sektor susu sapi perah dan turunannya

KRAS Berpeluang Dapat Suntikan Dana Danantara
| Sabtu, 15 November 2025 | 07:00 WIB

KRAS Berpeluang Dapat Suntikan Dana Danantara

Industri baja dinilai memiliki potensi besar dalam menciptakan lapangan kerja berkualitas dan berkeahlian tinggi.

Sanksi Tegas Bagi Importir Pakaian Bekas
| Sabtu, 15 November 2025 | 06:56 WIB

Sanksi Tegas Bagi Importir Pakaian Bekas

Total nilai impor pakai bekas itu sebesar Rp 112,35 miliar atau setara 19.391 balpres yang dimusnahkan.

Pesangon dan Uang Pensiun Tetap Kena Pajak
| Sabtu, 15 November 2025 | 06:54 WIB

Pesangon dan Uang Pensiun Tetap Kena Pajak

Mahkamah Konstitusi menolak permohonan uji materiil pajak atas pesangon pensiun                     

Asosiasi Rumah Sakit Mengusulkan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan
| Sabtu, 15 November 2025 | 06:53 WIB

Asosiasi Rumah Sakit Mengusulkan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan

Selain masalah tarif iuran BPJS Kesehatan, pengelola rumah sakit juga menunggu kepastian kebijakan kamar rumah sakit yang jadi syarat KRIS

 Buka Lahan, Kejar Target Produksi CPO 100 Juta Ton
| Sabtu, 15 November 2025 | 06:50 WIB

Buka Lahan, Kejar Target Produksi CPO 100 Juta Ton

Pemerintah bakal membuka 3 juta hektare lahan sawit untuk target produksi 100 juta ton sawit untuk mendukung ketahanan pangan dan energi

INDEKS BERITA

Terpopuler