Pembatasan Harga IPO

Rabu, 05 Juli 2023 | 08:00 WIB
Pembatasan Harga IPO
[]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan aturan yang memungkinkan harga saham di papan pemantauan khusus terjun bebas hingga ke Rp 1 per saham. Aturan ini bisa menjadi jalan keluar bagi investor yang terjebak di saham gocap yang lama tertidur lelap. 

Namun, pemberlakuan aturan ini tanpa disertai perubahan aturan-aturan yang lain, sejatinya hanya menegaskan dan melanggengkan posisi investor sebagai objek penderitaan. Investor memiliki peluang untuk keluar dari saham-saham tersebut namun dalam keadaan rugi.

Agar lebih fair dan menjadi pencegahan sejak dini, ada beberapa aturan yang mestinya juga ikut dirombak. Misalnya, regulasi yang mematok harga perdana saat initial public offering (IPO).

Saat ini emiten yang tercatat di papan utama dan pengembangan harga saham perdananya paling sedikit Rp 100 per saham. Emiten di papan akselerasi harga saham perdananya paling kecil dipatok di Rp 50 per saham. Aturan lainnya, soal nilai nominal saham yang malah bisa sampai Rp 1 per saham.

Regulasi semacam ini ampuh mendorong minat korporasi, termasuk skala kecil dan menengah menggelar IPO di BEI. Pasalnya, mereka bisa meraup dana dari pasar modal sebesar-besarnya meski tak didukung oleh fundamental dan kinerja keuangannya yang memadai.

Namun efeknya, kebanyakan emiten menawarkan saham perdana dengan valuasi yang premium. Banyak emiten pendatang baru yang nilai bukunya di bawah Rp 100. Tidak sedikit yang di bawah Rp 50 per saham.

Dus, jika ada emiten anyar yang kini kunci harganya dibuka hingga bisa ke Rp 1 per saham, sejatinya ini bukan hal yang luar biasa.

Regulasi yang lebih mengutamakan kepentingan korporasi membuat mereka dan investor pra IPO hampir dipastikan meraup untung besar dari IPO. Sementara investor yang membeli saham perdana dihadapkan pada risiko untung-buntung yang sama-sama besar.

Dus, rasa-rasanya BEI perlu menyusun aturan yang membatasi harga saham perdana agar tidak terlalu jauh dari nilai buku atau patokan lain yang digunakan untuk menentukan harga wajar suatu saham. Tak perlu khawatir, bursa saham akan tetap menjadi pilihan pendanaan yang menarik buat korporasi. 

Mereka tetap bisa menggalang dana dengan proses yang mudah, biaya nan murah dan nilai yang besar namun tetap dalam batas kewajaran. Pada saat bersamaan investor juga tidak harus berada dalam posisi dirugikan

Bagikan

Berita Terbaru

Terdorong Sentimen Kesepakatan AS-China, IHSG Menguat Dalam Sepekan
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:38 WIB

Terdorong Sentimen Kesepakatan AS-China, IHSG Menguat Dalam Sepekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,94% pada Jumat (16/5). Dalam sepekan, IHSG mengakumulasi kenaikan 2,60%.​

Pembukaan Hutan untuk Ketahanan Pangan Bertahap
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:28 WIB

Pembukaan Hutan untuk Ketahanan Pangan Bertahap

Kementerian Kehutanan menegaskan rencana pembukaan 20,6 juta hektare (ha) lahan untuk proyek ketahanan pangan tidak akan dilakukan sekaligus

Kartu Prakerja Tunggu Peralihan ke Kemnaker
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:23 WIB

Kartu Prakerja Tunggu Peralihan ke Kemnaker

Pemerintah akan mengalihkan Program Kartu Prakerja ke Kementerian Ketenagkerjaan dari sebelumnya di bawah Kemko Perekonomian

Setoran PNBP SDA Juga Masih Rentan
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:03 WIB

Setoran PNBP SDA Juga Masih Rentan

PNBP SDA akan dipengaruhi oleh beberapa faktur, termasuk realisasi lifting migas dan pergerakan nilai tukar

Profit 27,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambleg (17 Mei 2025)
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:00 WIB

Profit 27,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambleg (17 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (17 Mei 2025) 1 gram Rp 1.871.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,7% jika menjual hari ini.

Belum Ada Insentif Baru untuk Dorong Konsumsi
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:50 WIB

Belum Ada Insentif Baru untuk Dorong Konsumsi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai kondisi perekonomian domestik masih kuat

Bikin Resah, Daya Pungut Pajak Semakin Merosot
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:28 WIB

Bikin Resah, Daya Pungut Pajak Semakin Merosot

Angka tax buoyancy Indonesia pada tahun 2024 turun ke bawah 1 dan menjadi negatif pada kuartal I-2025

Mitra Angksa sejahtera (BAUT) Mengencangkan Pendapatan di Tahun Ini
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:00 WIB

Mitra Angksa sejahtera (BAUT) Mengencangkan Pendapatan di Tahun Ini

BAUT membidik pendapatan sebesar Rp 160,60 miliar di sepanjang tahun ini. Adapun tahun lalu BAUT membukukan pendapatan sebesar Rp 153,95 miliar.

Imbal Hasil Tinggi, Duit Asing Masuk Pasar Obligasi Indonesia
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 06:30 WIB

Imbal Hasil Tinggi, Duit Asing Masuk Pasar Obligasi Indonesia

Sejak awal tahun ini, asing melakukan aksi beli bersih atau net buy di pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 29,1 triliun di pasar SBN.

Vale Indonesia (INCO) Sebar Dividen US$ 34,65 Juta
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 06:15 WIB

Vale Indonesia (INCO) Sebar Dividen US$ 34,65 Juta

Dividen yang dibagi setara dengan 60% dari perolehan laba bersih PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tahun buku 2024. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler