Pendapatan Multifinance Masih Tokcer

Rabu, 27 Februari 2019 | 09:04 WIB
Pendapatan Multifinance Masih Tokcer
[]
Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski banyak dirundung masalah, industri multifinance ternyata masih bisa mencatatkan kinerja diamik di tahun lalu. Peningkatan jumlah penyaluran pembiayaan dan laba bersih dari para pelaku usaha telah menopang pertumbuhan pendapatan industri.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga tahun 2018, industri pembiyaan sukses memperoleh pendapatan sebesar Rp 107,78 triliun. Jumlah tersebut meningkat 8,26% dibandingkan tahun 2017, yaitu Rp 99,55 triliun. Beberapa perusahaan yang mencatatkan hasil ciamik adalah perusahaan yang tercatat di papan bursa saham dan sudah mengumumkan kinerja pada tahun lalu.

Misalnya, PT Adira Dinamika Multifinance Tbk mendapatkan pendapatan yang meningkat 11,5% menjadi Rp 10,18 triliun pada 2018. Pencapaian itu lebih tinggi dari pendapatan di tahun 2017, yaitu Rp 9,13 triliun.

Pendapatan berasal dari pembiayaan konsumen sebesar Rp 6,86 triliun, margin murabahah Rp 1,54 triliun, sewa pembiayaan Rp 44,74 miliar dan lain-lain Rp 1,72 triliun.

Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli menjelaskan, peningkatan pendapatan tersebut berkat strategi perusahaan untuk mempermudah dan mempercepat proses pembiayaan kepada nasabah. Di antaranya melalui proses digitalisasi. Baik itu, dari proses penjualan, persetujuan kredit, penagihan dan pembayaran kredit.

PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM) juga berhasil meningkatkan pendapatan perusahaan 21,39% menjadi Rp 2,61 triliun. Perolehan pendapatan ini bersumber dari pembiayaan konsumen sekitar Rp 2,08 triliun, pendapatan bunga Rp 18,71 miliar, pendapatan administrasi Rp 257,60 miliar dan pendapatan lain Rp 252,03 miliar.

Direktur Keuangan WOM Finance Zacharia Susantadiredja mengatakan, kenaikan pendapatan tahun ini mesti didukung oleh pertumbuhan pembiayaan sebesar 6%–8% dibanding realisasi tahun lalu, yaitu Rp 7 triliun.

Namun ada juga yang tahun lalu kinerjanya kurang apik. Seperti PT Verena Multi Finance Tbk yang pendapatannya turun 30,88% menjadi Rp 226,98 miliar pada 2018.

Penurunan itu dipengaruhi beberapa hal, seperti kenaikan jumlah beban sebesar 32,11% menjadi Rp 420,27 miliar, serta laba bersih perusahaan yang minus Rp 192,75 miliar.

Direktur Verena Multi Finance Andi Harjanto mengaku, pihaknya bersama pemegang saham asal Jepang IBJ Leasing Co Ltd (IBJL) akan memanfaatkan daya saing keduanya untuk tiap pasar yang dibidik. Sinergi ini memungkinkan Verena Multi Finance untuk memperluas pasar pembiayaan baru, kata Andi.

Tahun ini, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno tidak bisa memproyeksi berapa pertumbuhan pendapatan industri tahun ini. Yang jelas, proyeksi penyaluran kredit bisa tumbuh antara 6%–7%. Sementara aset industri diharapkan mencapai 8% hingga 9%.

Bagikan

Berita Terbaru

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

Prospek Saham DSNG yang Siap  Menebar Dividen Rp 24 Per Saham
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:23 WIB

Prospek Saham DSNG yang Siap Menebar Dividen Rp 24 Per Saham

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 254,39 miliar dari buku tahun 2024.

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:19 WIB

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen

Mengupas rencana bisnis perusahaan ritel fesyen, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) di tengah persaingan industri yang ketat

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:00 WIB

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini

Potensi kontraksi PMI masih dapat berlanjut, terlebih jika pasca negosiasi tarif dalam 90 hari tidak mendapatkan keputusan win-win.

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 08:26 WIB

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (7 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,96% jika menjual hari ini.

Membawa Metrodata Menjadi Raksasa
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 08:20 WIB

Membawa Metrodata Menjadi Raksasa

Susanto Djaja adalah sosok yang sudah teruji memimpin bisnis Metrodata dan mengenal dengan baik kultur bisnis perusahaan.

Pilah-Pilih Valas Saat Dolar AS Cemas
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 07:45 WIB

Pilah-Pilih Valas Saat Dolar AS Cemas

OECD memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi AS yang semula sebesar 2,2% di tahun 2025, menjadi 1,6% dan turun ke 1,5% pada 2026. 

Menangkap Kilau Berlian Buatan
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 07:00 WIB

Menangkap Kilau Berlian Buatan

Berlian hasil laboratorium atau lab grown diamond sukses menggaet pasar muda yang luas dengan harga jauh lebih murah

Baramulti Suksessarana (BSSR) Menebar Dividen Tunai dan Mengganti Komisaris
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 06:50 WIB

Baramulti Suksessarana (BSSR) Menebar Dividen Tunai dan Mengganti Komisaris

Dividen akan dibayarkan selambat-lambatnya 30 hari kalender kepada pemegang saham yang tercatat pada recording date 19 Juni 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler