Penerapan Tarif Bea Keluar Bisa Bikin Laba Emiten Batubara Ambyar

Rabu, 09 Juli 2025 | 06:05 WIB
Penerapan Tarif Bea Keluar Bisa Bikin Laba Emiten Batubara Ambyar
[ILUSTRASI. Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara ke dalam truk di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Priok. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Tekanan bagi emiten batubara berorientasi ekspor berpotensi makin bertambah. Seiring rencana pemerintah untuk memberlakukan bea keluar ekspor batubara pada tahun 2026.

Sebelumnya, mengacu Peraturan Menteri Keuangan No. 38/2024 tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar, batubara termasuk komoditas yang tidak dikenakan bea keluar untuk ekspor.

Batubara hanya dikenakan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Di luar itu, emiten batubara juga menanggung tarif royalti atas produksi komoditas tersebut.

Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan mengatakan, rencana pemberlakuan bea keluar ekspor pada 2026 akan menjadi tekanan tambahan bagi emiten batubara yang aktif mengekspor produknya ke mancanegara.

Baca Juga: DPR Usulkan Bea Keluar Ekspor Batubara dan Emas Ikut Fluktuasi Harga Global

Kebijakan ini akan mengancam langsung margin keuntungan emiten tergerus. Terlebih, di tengah harga batubara global yang saat ini belum sepenuhnya pulih. Penerapan bea keluar batubara juga berpotensi menekan arus kas emiten.

Terutama, jika emiten batubara tidak mampu melakukan efisiensi atau meneruskan beban tambahan tersebut kepada pelanggan.

Dus, daya saing produk batubara kita bisa tergerus dari produk negara kompetitor semisal Australia dan Afrika Selatan, yang tidak mengalami beban serupa.

"Profitabilitas emiten batubara yang mengandalkan ekspor bisa turun. Apalagi jika tidak diimbangi efisiensi produksi atau kenaikan harga jual," ujar Ekky, Selasa (8/7).

Biaya pokok penjualan

Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Niko Chandra sepakat, bila bea keluar ini diterapkan, akan jadi salah satu komponen biaya yang harus diperhitungkan dalam struktur biaya pokok penjualan batubara PTBA.

Kebijakan tersebut bisa berdampak pada volume ekspor batubara. "Seberapa besar dampaknya, bergantung besaran tarif yang ditetapkan pemerintah," beber Niko.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menambahkan, selain fokus pada efisiensi operasional, emiten batubara patut mempercepat proses hilirisasi untuk mengurangi ketergantungan ke pasar ekspor. Proyek hilirisasi seperti gasifikasi batubara menjadi dimethyl ether (DME) bisa jadi opsi.

Community Lead Indo Premier Sekuritas, Angga Septianus melihat, secara umum kinerja emiten batubara rawan tertekan seiring risiko kelebihan pasokan di tengah konsumsi yang turun dari China.

Baca Juga: Kinerja Ekspor Batubara Nasional Menurun, Begini Respon Indika Energy (INDY)

Belum lagi, emiten batubara Indonesia juga menghadapi persaingan di pasar ekspor dengan produsen di negara lainnya. "Alternatif penyuplai batubara seperti Rusia, Australia, dan Mongolia juga jadi tantangan utama bagi pasar batubara lokal," jelas Angga.

Dus, Angga belum memberikan rekomendasi saham untuk emiten batubara. Sementara Ekky melihat PTBA jadi saham batubara yang menarik bagi investor, mengingat portofolio penjualannya yang besar di pasar domestik.

Dengan kondisi saat ini, saham PTBA dapat diakumulasi dengan target jangka menengah di kisaran Rp 3.000-Rp 3.200 per saham. Sedangkan Nafan merekomendasi beli BUMI dengan target harga Rp 124-Rp 129 per saham.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan
Topik Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru

Akses Pendanaan ke Bank Terbatas, Fenomena Gagal Bayar Korporasi ke Pinjol Kian Naik
| Rabu, 09 Juli 2025 | 09:30 WIB

Akses Pendanaan ke Bank Terbatas, Fenomena Gagal Bayar Korporasi ke Pinjol Kian Naik

Terjadi kenaikan proporsi pinjaman daring ke perusahaan non-UMKM dibandingkan UMKM di pertengahan tahun lalu hingga Februari 2025.

Profit 25,13% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah Lagi (9 Juli 2025)
| Rabu, 09 Juli 2025 | 08:51 WIB

Profit 25,13% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah Lagi (9 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat hari ini 8 Juli 2025) di Logammulia.com tertera Rp 1.894.000 per gram.

Pertamina Patra Niaga Merombak Jajaran Direksi
| Rabu, 09 Juli 2025 | 06:57 WIB

Pertamina Patra Niaga Merombak Jajaran Direksi

Menurut Heppy, Pertamina Patra Niaga mendukung dan comply pada kebijakan dan keputusan pemegang saham.

Opsi Penunjukan Langsung Pengelola Blok Migas
| Rabu, 09 Juli 2025 | 06:53 WIB

Opsi Penunjukan Langsung Pengelola Blok Migas

Opsi penunjukan langsung WK migas ini disampaikan Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung saat mengungkapkan urgensi revisi UU  Migas.

TINS dan PTBA Siap Ikuti Aturan Baru
| Rabu, 09 Juli 2025 | 06:47 WIB

TINS dan PTBA Siap Ikuti Aturan Baru

Enteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan, skema tahunan lebih relevan dalam merespons fluktuasi harga dan permintaan pasar global

 Pengusaha Batubara Tolak Pungutan Bea Keluar
| Rabu, 09 Juli 2025 | 06:42 WIB

Pengusaha Batubara Tolak Pungutan Bea Keluar

Rencana pemerintah mengenakan bea keluar semakin membebani pelaku industri batubara yang sudah banyak menanggung sejumlah pungutan

Saham Emiten Baja Sudah Naik Tinggi, KRAS, GDST, & ISSP Disarankan Untuk Wait and See
| Rabu, 09 Juli 2025 | 06:41 WIB

Saham Emiten Baja Sudah Naik Tinggi, KRAS, GDST, & ISSP Disarankan Untuk Wait and See

Langkah China memperpanjang bea masuk antidumping (BMAD) untuk produk Billet Baja Nirkarat dan HRC Nirkarat dinilai tak berefek.

IHSG Hari Ini Berpeluang Terangkat Euforia IPO
| Rabu, 09 Juli 2025 | 06:33 WIB

IHSG Hari Ini Berpeluang Terangkat Euforia IPO

Investor masih akan mencermati saham IPO yang akan listing di BEI. Selain itu, pelaku pasar juga akan mencermati rilis data inflasi China

Setelah IPO, Dua Emiten Pendatang Baru Ini Siap Ekspansi dan Menggenjot Kinerja
| Rabu, 09 Juli 2025 | 06:26 WIB

Setelah IPO, Dua Emiten Pendatang Baru Ini Siap Ekspansi dan Menggenjot Kinerja

Setelah mendapat amunisi IPO, ASPR optimistis bisa meraih pertumbuhan laba bersih hingga 50% pada 2025.

Kantongi Dana IPO, PSAT dan ASPR Memacu Target Kinerja
| Rabu, 09 Juli 2025 | 06:25 WIB

Kantongi Dana IPO, PSAT dan ASPR Memacu Target Kinerja

PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT) dan PT Asia Pramulia Tbk (ASPR) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

INDEKS BERITA

Terpopuler