Penerimaan Negara Perlahan, Realisasi Anggaran Januari Defisit

Kamis, 21 Februari 2019 | 07:30 WIB
Penerimaan Negara Perlahan, Realisasi Anggaran Januari Defisit
[]
Reporter: Grace Olivia, Lidya Yuniartha | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di awal tahun ini tidak memuaskan. Bahkan, pencapaian di Januari 2019 merupakan yang terendah sejak tahun 2016. Penyebabnya nilai tukar rupiah menguat dan harga minyak mentah yang melorot.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, pendapatan negara per Januari 2019 senilai Rp 108,1 triliun, tumbuh 6,24% dibandingkan dengan periode sama 2018. Realisasi pendapatan Januari ini setara 4,99% dari target total pendapatan di APBN 2019, yaitu Rp 2.165,11 triliun.

Di sisi belanja negara sepanjang Januari mencapai Rp 153,85 triliun atau naik 10,34% dalam basis tahunan. Realisasi ini memenuhi 6,25% dari pagu sebesar Rp 2.461,1 triliun.

Rendahnya penerimaan menyebabkan APBN 2019 hingga akhir Januari mengalami defisit sebesar Rp 45,8 triliun. Itu adalah defisit terbesar sejak 2016. Pada Januari 2016, defisit anggaran Rp 67,7 triliun, lalu tahun 2017 sebesar Rp 44,88 triliun, dan tahun 2018 mencapai Rp 37,7 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut pertumbuhan pendapatan negara lebih lambat dibandingkan belanja. Lambatnya pertumbuhan penerimaan perpajakan karena penguatan nilai tukar rupiah dan pelemahan harga minyak.

Tren penguatan rupiah terus berlanjut akhir-akhir ini dan per 13 Februari 2019 nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tercatat pada level Rp 14.027 per dolar AS. Padahal, nilai tukar di asumsi makro Rp 15.000 per dollar AS.

Sementara harga minyak mentah Indonesia crude oil price (ICP) periode Januari 2019 hanya US$ 56,55 per barel. Nilai ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan realisasi ICP Januari 2018 sebesar US$ 65,59 per barel, maupun ketetapan asumsi makro di APBN 2019 yang sebesar US$ 70 per barel.

Menurut analisa sensitivitas perubahan asumsi dasar makro di Nota Keuangan APBN 2019, setiap penguatan nilai tukar rupiah sebesar Rp 100 per dollar AS, menyebabkan menurunkan penerimaan negara Rp 3,9 triliun-Rp 5,9 triliun. Hal ini terjadi lantaran penerimaan dari sektor migas berkurang.

Sementara penurunan ICP sebesar US$ 1 per barel, mengurangi penerimaan negara Rp 3,1 triliun-Rp 4,2 triliun."Kabar baiknya, meski harga migasnya lebih rendah, kursnya lebih kuat dari asumsi tapi kita mampu mengumpulkan lebih tinggi dari Januari 2018 yang mencapai Rp 4,5 triliun," jelas Menkeu saat paparan APBN Kita, (20/2).

Meski demikian, Sri Mulyani mengingatkan agar semua jajaran pemerintah meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi tantangan ekonomi global ke depan. Indikator ekonomi masih akan berubah-ubah, seperti nilai tukar, harga minyak, hingga suku bunga acuan.

Direktur Jenderal Pajak Kemkeu, Robert Pakpahan optimistis penerimaan perpajakan akan naik pada periode selanjutnya. "Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada tahun pemilu, aktivitas perekonomian lebih banyak, penerimaan pajak juga lebih besar," ujar Robert.

Bagikan

Berita Terbaru

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar
| Senin, 23 Desember 2024 | 19:48 WIB

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar

Lexmark perusahaan yang berbasis di Lexington, Kentucky dibentuk sebagai bentuk spin off dari IBM pada bulan Maret 1991.

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya
| Senin, 23 Desember 2024 | 15:51 WIB

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya

CBDK meminta harga IPO 19x-26x P/E sepanjang tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di sektornya yang hanya 6x-9x P/E.

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

INDEKS BERITA

Terpopuler