Pengembang Properti Inginkan Suku Bunga Rendah

Selasa, 21 Mei 2019 | 09:15 WIB
Pengembang Properti Inginkan Suku Bunga Rendah
[]
Reporter: Kenia Intan, Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pengembang properti mengharapkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Repo Rate bisa serendah-rendahnya. Sebab, sektor properti membutuhkan katalis agar pasar kembali bergairah, sehingga pengembang bisa memacu penjualan yang dalam beberapa tahun ini lesu.

Nio Yantoni, Direktur Utama PT Pikko Land Development Tbk, misalnya, merasakan bahwa penjualan properti masih lesu lantaran siklus tahunan di sektor properti. Menurut dia, pada periode 2013–2015, pasar properti sangat bergairah, sehingga terjadi lonjakan harga yang cukup signifikan. "Dengan kenaikan yang sudah memuncak, harus ada koreksi harga. Kalau tidak, konsumen tidak mampu beli rumah," ujarnya, akhir pekan lalu.

Namun, kondisi ekonomi makro saat ini dengan adanya tahun politik dan suku bunga acuan yang telah ditetapkan sebesar 6% tentunya bakal berimbas juga ke penyaluran kredit properti. Nio menilai, suku bunga perbankan di Indonesia memang sudah tinggi. Sebagai pengembang, Pikko Land juga berharap suku bunga bank bisa berada di level serendah-rendahnya. "Tapi, tergantung setiap negara," tuturnya.

Meski begitu, Nio melihat prospek produk rumah tapak masih lebih baik dari apartemen. Asal tahu saja, emiten dengan kode saham RODA di Bursa Efek Indonesia saat ini belum memiliki portofolio rumah tapak.

Kini, perusahaan itu tengah menjajaki kemungkinan untuk mengembangkan rumah tapak guna meningkatkan kinerja bisnis. Catatan KONTAN, hingga kini RODA mencatatkan marketing sales sebesar Rp 200 miliar atau 50% dari target akhir tahun yang sebesar Rp 400 miliar.

Direktur Penanaman Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk, Archied Noto Pradono juga berharap suku bunga kredit bisa diturunkan. "Kami berharap kondisi suku bunga tetap kondusif. Melihat situasi terakhir, belum ada tanda suku bunga bakal turun," sebutnya.

Archied menyatakan, sejauh ini, kinerja kredit kepemilikan rumah (KPR) masih baik, sehingga pihaknya masih optimistis penjualan tahun ini bakal meningkat.

Rencananya, Intiland segera meluncurkan dua proyek baru di Jakarta dan Surabaya. Sayang, Archied masih enggan buka-bukaan terkait proyek anyar tersebut. "Nanti, kami umumkan saat waktunya sudah tepat," kata dia.

Wakil Direktur Utama PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) Jeffri Tanudjaja menambahkan, dalam kondisi sekarang, pengembang membutuhkan suku bunga rendah untuk merangsang peningkatan transaksi penjualan produk properti.

Saat ini, MKPI masih akan fokus memasarkan proyek yang ada. "Kami saat ini masih memasarkan unit di apartemen Amala dan Pondok Indah Townhouse," katanya.

Apartemen Amala merupakan proyek yang selesai dibangun di akhir tahun 2018. Masih ada beberapa unit yang belum terjual. Sementara itu, Pondok Indah Townhouse merupakan perumahan eksklusif di Pondok Pinang, Jakarta Selatan.

Rencananya, perumahan ini berbentuk kluster hanya dengan 37 unit townhouse dengan total area sekitar 2 hektare. Jeffri menambahkan, harga townhouse ini masih belum dipastikan. Perumahan ini akan menyasar konsumen menengah ke atas.

Jika berjalan sesuai rencana, pembangunan dua proyek itu akan dikerjakan bersamaan dengan proyek lain, seperti Intercontinental Service Apartment, Pondok Indah Mall 3, dan Pondok Indah Office Tower 5. Proyek ini diharapkan menopang penjualan MKPI ke depan.

Bagikan

Berita Terbaru

Masuki Momen Santa Claus Rally, Berikut Saham Pilihan Akhir Tahun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:21 WIB

Masuki Momen Santa Claus Rally, Berikut Saham Pilihan Akhir Tahun

Ada beberapa faktor yang penting yang dapat mempengaruhi Santa Claus Rally di antaranya adalah aktivitas window dressing.

Momentum IHSG Bullish di Akhir Tahun, Ini Saham-saham yang Cenderung Naik di Desember
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:09 WIB

Momentum IHSG Bullish di Akhir Tahun, Ini Saham-saham yang Cenderung Naik di Desember

Secara historikal, ada beberapa saham yang cenderung mengalami penguatan pada Desember sehingga menjadi favorit banyak investor.

Pamor SBN Ritel Masih Akan Tinggi Meski Bunga Menurun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:00 WIB

Pamor SBN Ritel Masih Akan Tinggi Meski Bunga Menurun

Realisasi penerbitan SBN Ritel tahun 2025 mencapai sekitar Rp 153 triliun, termasuk Sukuk Tabungan ST015.

Berebut Ceruk Pasar Bus Premium di Penghujung Tahun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:10 WIB

Berebut Ceruk Pasar Bus Premium di Penghujung Tahun

Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, demam perjalanan darat mulai terasa. Kursi sleeper bus diburu pelancong untuk liburan.

 
Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar Selama Sepekan Terakhir
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:00 WIB

Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar Selama Sepekan Terakhir

Sepekan ini dolar AS cukup tertekan oleh meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga oleh the Federal Reserve (The Fed).

Saham Kapitalisasi Kecil Mengangkat IHSG Capai Rekor Tertinggi 8.689,1
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:00 WIB

Saham Kapitalisasi Kecil Mengangkat IHSG Capai Rekor Tertinggi 8.689,1

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,46% sepekan periode 1-5 Desember 2025. IHSG ditutup pada 8.632,76.

Kurangi Ketergatungan Kentang Impor, PepsiCo Indonesia Adopsi Cara Thailand,
| Minggu, 07 Desember 2025 | 05:45 WIB

Kurangi Ketergatungan Kentang Impor, PepsiCo Indonesia Adopsi Cara Thailand,

Untuk memastikan ketersediaan bahan baku kentang, PepsiCo Indonesia menggandeng petani di Jawa Barat. 

Bisnis yang Cuan Saat Musim Liburan Anak-anak Tiba
| Minggu, 07 Desember 2025 | 05:40 WIB

Bisnis yang Cuan Saat Musim Liburan Anak-anak Tiba

Menyambut musim liburan, berbagai kelas bermain untuk anak kini dibuka dengan ragam aktivitas seru yang mengasah kreativitas.

 
Alasan Kenapa Bukan Bencana Nasional
| Minggu, 07 Desember 2025 | 05:35 WIB

Alasan Kenapa Bukan Bencana Nasional

​Perlu dipahami, penetapan status bencana sebagai bencana nasional itu bukan soal terminologi semata.

Intraco Penta (INTA) Siapkan Strategi Demi Cetak Laba
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 08:15 WIB

Intraco Penta (INTA) Siapkan Strategi Demi Cetak Laba

Rugi bersih INTA terpangkas 31,48% secara tahunan atau year on year (yoy), dari Rp 72,49 miliar jadi Rp 49,67 miliar per September 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler