KONTAN.CO.ID - Tren bunga tinggi berdampak pada tingkat bunga kredit properti di seluruh dunia. Efeknya penjualan properti di beberapa negara ikut menurun. Kenaikan bunga membuat kemampuan orang membeli properti menjadi menurun. Bahkan saat harga properti turun, daya beli masyarakat untuk membeli juga tidak mengalami kenaikan, sebab tren bunga diperkirakan masih tinggi.
Calon pembeli properti di seluruh negara dunia kini kesulitan mencari properti. Pasalnya, pasokan properti kian menipis dan bunga tinggi. Di Amerika Serikat, tingkat suku bunga properti berada di level tertinggi sejak November 2022.
Berdasarkan survei Freddie Mac terbaru, bunga kredit properti tenor 30 tahun ada di 6,9% per 3 Agustus 2023. Tahun lalu, bunga kredit properti ada di 4,99%. Keputusan The Fed menaikkan bunga bukan satu-satunya penyebab kenaikan bunga kredit properti.
Baca Juga: Beberapa Pertimbangan Jakarta Tetap Menarik Minat Investasi
Menurut Kepala Ekonom Freddie Mac Sam Khater, data ekonomi dan penurunan peringkat utang Amerika Serikat menyebabkan bunga kredit properti naik. "Meski bunga tinggi dan permintaan pembelian rumah rendah, harga rumah di AS masih naik karena persediaan sangat ketat," jelas dia seperti dikutip Forbes.
Di Inggris, harga rumah turun pada level tercepat dalam 14 tahun terakhir. Ini karena suku bunga tinggi menghambat kemampuan orang untuk membeli properti dengan pinjaman.
Sejak Desember 2021, Bank of England (BOE) telah menaikkan suku bunga 13 kali. Saat ini, suku bunga BOE ada di 5,25%. Kenaikan suku bunga membuat biaya kredit properti naik selama beberapa bulan terakhir.
Efeknya banyak orang menunda membeli properti karena menilai harga tidak terjangkau. Padahal National Building Society Inggris, seperti dikutip The Guardian, mencatat harga rumah di Juli 2023 turun 3,8% secara tahunan. Ini penurunan terdalam sejak Juli 2009.
Di Norwegia, harga rumah justru naik setelah dua bulan terakhir turun. Per Juli 2023, menurut data Real Estate Norway, dikutip Bloomberg, harga rumah di Norwegia naik 0,2% setelah pada Juni dan Mei masing-masing turun 0,4% dan 0,2%.
Baca Juga: Otoritas Persaingan Usaha Australia Tolak Akuisisi oleh Bank ANZ Senilai A$4,9 Miliar
Namun data ini justru memicu spekulasi bank sentral Norwegia akan kembali menaikkan suku bunga. "Pasar perumahan relatif kuat, memungkinkan Norges Bank menaikkan suku bunga lebih lanjut," kata Ekonom Senior DNB Bank ASA Oddmund Berg.