Penurunan Cadangan Devisa Bisa Berlanjut hingga Beberapa Bulan

Kamis, 09 Mei 2019 | 06:45 WIB
Penurunan Cadangan Devisa Bisa Berlanjut hingga Beberapa Bulan
[]
Reporter: Grace Olivia | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Cadangan devisa Indonesia mulai melandai per April 2019. Bank Indonesia (BI) harus mengantisipasi penurunan cadangan devisa bakal berlanjut hingga beberapa bulan ke depan.  

BI mencatat cadangan devisa per akhir April 2019 sebesar US$ 124,3 miliar, turun sedikit dibandingkan dengan posisi Maret yang sebesar US$ 124,5 miliar. Meski susut, BI menyatakan cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Posisi cadangan devisa saat ini setara dengan pembiayaan tujuh bulan impor dan kebutuhan valas untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah. Jumlah itu juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Posisi cadangan devisa pada April 2019 terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa, penerimaan valas lainnya, dan pembayaran utang luar negeri pemerintah," terang Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam siaran pers, Rabu (8/5).

Pembayaran utang pemerintah pada April biasanya lebih besar ketimbang bulan sebelumnya. Bahkan, pembayaran tersebut akan terus naik setidaknya hingga Juni.
April 2018, pembayaran utang pemerintah (pokok dan bunga) sebesar US$ 944 juta, naik dari sebulan sebelumnya hanya US$ 854 juta.

Bersamaan itu, korporasi juga banyak membagikan dividen bagi pemilik saham di luar negeri. Dua komponen ini selalu menjadi penggerus cadangan devisa.  Lihat saja, cadangan devisa pada April 2018 susut menjadi US$ 124,86 miliar, dari Maret 2018 US$ 126 miliar. Bahkan penurunan tersebut terus berlanjut hingga September 2018 menjadi US$ 114,85 miliar.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail mengingatkan, cadangan devisa pada periode mendatang juga berpotensi berkurang karena kebutuhan untuk operasi moneter.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) Mei ini hingga beberapa bulan ke depan berpotensi melemah akibat berbagai sentimen. "Rupiah sepertinya masih akan cenderung melemah hingga Juni di tengah isu perang dagang AS dan China yang kembali memanas, serta kondisi kebutuhan valas yang tinggi di dalam negeri," tutur Mikail.

Bagikan

Berita Terbaru

Emiten Minol Bersiap Menyambut Nataru 2025, Pilih Saham BEER, WINE, Atau MLBI?
| Jumat, 28 November 2025 | 06:31 WIB

Emiten Minol Bersiap Menyambut Nataru 2025, Pilih Saham BEER, WINE, Atau MLBI?

Emiten minuman beralkohol BEER dan WINE optimistis menghadapi momen Natal dan Tahun Baru 2025 dengan produk anyar dan kolaborasi.

Rupiah Bakal Bergerak Terbatas pada Jumat (28/11)
| Jumat, 28 November 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Bakal Bergerak Terbatas pada Jumat (28/11)

Mengutip data Bloomberg, rupiah di pasar spot terapresiasi 0,17% secara harian ke level Rp 16.635 per dolar AS

Investor Wait and See, IHSG Jumat (28/11) Berpotensi Sideways
| Jumat, 28 November 2025 | 06:26 WIB

Investor Wait and See, IHSG Jumat (28/11) Berpotensi Sideways

Koreksi IHSG dinilai wajar mengingat investor cenderung menahan diri di tengah minimnya katalis global.

Logam Industri Tersengat Ekspektasi Pemangkasan Bunga Fed
| Jumat, 28 November 2025 | 06:15 WIB

Logam Industri Tersengat Ekspektasi Pemangkasan Bunga Fed

Ekspektasi pasar terhadap pemangkasan bunga acuan The Federal Reserve yang meningkat mendorong penguatan harga komoditas ini. 

Laju Saham Sektor Barang Baku Mulai Lesu
| Jumat, 28 November 2025 | 06:14 WIB

Laju Saham Sektor Barang Baku Mulai Lesu

Saham-saham dengan bobot besar di sektor ini, terutama dari subsektor logam dan mineral mengalami fase koreksi sejalan dengan harga komoditasnya.

Menakar Kekuatan Amunisi IHSG Menuju 9.000
| Jumat, 28 November 2025 | 06:12 WIB

Menakar Kekuatan Amunisi IHSG Menuju 9.000

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menepis mitos November rain alias tren bearish pasar saham yang kerap terjadi bulan November

Inisiatif Digital Indosat Jadi Katalis Kinerja ke Depan
| Jumat, 28 November 2025 | 06:00 WIB

Inisiatif Digital Indosat Jadi Katalis Kinerja ke Depan

Kabar penjualan aset fiber optik Indosat jika terealisasi bakal memperkuat kas sekaligus menurunkan leverage

SKK Migas dan Petrogas Mulai Eksplorasi Karim #1
| Jumat, 28 November 2025 | 05:56 WIB

SKK Migas dan Petrogas Mulai Eksplorasi Karim #1

Kegiatan ini merupakan bagian dari pemenuhan Komitmen Kerja Pasti (KKP) Petrogas di wilayah kerja ini.

AirAsia Perluas Operasional di Tahun Depan
| Jumat, 28 November 2025 | 05:52 WIB

AirAsia Perluas Operasional di Tahun Depan

CNPP menargetkan perluasan operasional seiring pemulihan armada, dengan fokus pada pertumbuhan yang sehat dan berorientasi pada profitabilitas.

Offtake Tandes Jadi Andalan PGN
| Jumat, 28 November 2025 | 05:49 WIB

Offtake Tandes Jadi Andalan PGN

Offtake tandes menopang layanan gas bumi bagi sekitar 59.000 sambungan rumah tangga (SR) serta 255 pelanggan industri di Surabaya dan sekitarnya.

INDEKS BERITA

Terpopuler