Penurunan IPO

Kamis, 26 Juni 2025 | 06:07 WIB
Penurunan IPO
[ILUSTRASI. TAJUK - Haris Hadinata]
Harris Hadinata | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka kemungkinan mengubah target perusahaan yang menggelar initial public offering (IPO) tahun ini. Maklum, saat ini jumlah calon emiten baru yang menunggu giliran melepas saham perdana di bursa menyusut. 

Saat ini cuma ada sekitar 14 calon emiten di pipeline IPO BEI dengan nilai emisi mencapai Rp 7,01 triliun. Jumlah ini susut dari 29 calon emiten per 16 Mei 2025. Bahkan di Maret 2025, jumlah calon emiten yang mengantre IPO sempat mencapai 102 perusahaan, dengan nilai emis mencapai Rp 14,88 triliun.

Memang, sih, dalam kondisi yang penuh ketidakpastian seperti saat ini, wajar kalau ada perusahaan yang lantas membatalkan rencana mencari pendanaan dari pasar saham. Kalau memaksa, bisa jadi saham yang dilepas kurang laku, pencarian dana pun tak efektif.

Berkurangnya jumlah perusahaan yang berniat menggelar IPO ini juga bisa menjadi sinyal, ancaman krisis tengah mengintai. Menurunnya jumlah perusahaan yang menggelar IPO bisa terjadi karena perusahaan melihat ekonomi tidak sehat.

Alhasil, perusahaan memilih wait and see dalam menggelar ekspansi. Jadi, perusahaan tidak butuh dana segar dalam waktu dekat, dan memilih urung IPO.

Bisa juga, perusahaan melihat sinyal kondisi ekonomi tidak baik, sehingga bisa menimbulkan sentimen yang kurang oke di pasar saham. Ini bisa membuat target valuasi yang diincar perusahaan tidak tercapai.

Selain soal sentimen, bisa jadi perusahaan juga melihat ada tekanan pada kondisi keuangan masyarakat, tentu saja termasuk investor. Ini juga bisa membuat target valuasi yang direncanakan calon emiten tak tercapai. 

Karena kondisi keuangan tertekan, masyarakat lebih fokus mengalokasikan duit untuk kebutuhan sehari-hari. Alhasil, alokasi dana yang semula untuk investasi bisa jadi berkurang. Karena itu, pemerintah perlu cepat mengambil langkah-langkah dan membuat kebijakan yang benar-benar tepat untuk mengerek ekonomi.

Di sisi lain, ada kabar juga menurunnya tingkat IPO tahun ini lantaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperketat penyaringan perusahaan yang bisa IPO. Konon, cukup banyak perusahaan gagal IPO karena tak lolos saringan OJK.

Langkah ini layak mendapat dukungan. Dengan demikian, emiten yang masuk bursa benar-benar emiten yang layak jadi instrumen investasi dan bisa memberi return. 

Selanjutnya: Ancaman Penyitaan Harta Pailit Sritex

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Kuota Internet Hangus, Konsumen Merasa Dirugikan, Operator Berlindung di Balik Aturan
| Kamis, 26 Juni 2025 | 11:58 WIB

Kuota Internet Hangus, Konsumen Merasa Dirugikan, Operator Berlindung di Balik Aturan

Kuota data internet kartu prabayar mestinya bisa menggunakan skema serupa pulsa yang punya masa tenggang dan bisa aktif lagi tanpa hangus.

Profit 29,90% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Merosot (26 Juni 2025)
| Kamis, 26 Juni 2025 | 08:52 WIB

Profit 29,90% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Merosot (26 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (26 Juni 2025) Rp 1.924.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 29,90% jika menjual hari ini.

Mewaspadai Tekanan Lanjutan ke Bursa Saham Indonesia
| Kamis, 26 Juni 2025 | 07:36 WIB

Mewaspadai Tekanan Lanjutan ke Bursa Saham Indonesia

IHSG masih berisiko mengalami tekanan lanjutan pada perdagangan Kamis (26/6). Adapim level support di 6.784 dan resistance di 6.864.

Widodo Makmur Perkasa (WMPP) Membidik Perbaikan Kinerja Keuangan Tahun Ini
| Kamis, 26 Juni 2025 | 07:35 WIB

Widodo Makmur Perkasa (WMPP) Membidik Perbaikan Kinerja Keuangan Tahun Ini

Pada tahun ini sudah mulai ada perbaikan. Pendapatan WMPP sampai akhir tahun diproyeksikan meningkat 57% dibandingkan realisasi tahun lalu

Hati-Hati, Fluktuasi Rupiah Masih Sangat Tinggi
| Kamis, 26 Juni 2025 | 07:21 WIB

Hati-Hati, Fluktuasi Rupiah Masih Sangat Tinggi

Wajar saja jika pasar kembali melirik aset berisiko. Bersama bursa saham AS dan pasar kripto, rupiah berhasil menguat.

 Beras Organik yang Wangi dan Menyehatkan
| Kamis, 26 Juni 2025 | 07:15 WIB

Beras Organik yang Wangi dan Menyehatkan

Kalangan petani di Indonesia terus berikhtiar untuk menghasilkan produk berkualitas. Petani di Ponorogo mengembangkan padi organik.

Cari Modal Ekspansi, Emiten Ramai-Ramai Menerbitkan Obligasi
| Kamis, 26 Juni 2025 | 07:14 WIB

Cari Modal Ekspansi, Emiten Ramai-Ramai Menerbitkan Obligasi

Dengan suku bunga rendah, emiten berkesempatan melakukan refinancing guna memangkas beban bunga utang.

Aplikator Ojol Pacu Ekspansi Wilayah dan Fitur Layanan
| Kamis, 26 Juni 2025 | 07:10 WIB

Aplikator Ojol Pacu Ekspansi Wilayah dan Fitur Layanan

Mxim Indonesia dan Grab Indonesia terus berupaya memperluas wilayah operasionalnya di Indonesia dengan membidik daerah baru.

 Rubuha, Cara Petani Basmi Hama Tikus
| Kamis, 26 Juni 2025 | 07:09 WIB

Rubuha, Cara Petani Basmi Hama Tikus

Burung hantu adalah predator alamiah untuk memangsa tikus yang merusak lahan dan tanaman padi milik petani.

Emiten Pertambangan Nikel Ini Mau Minta Restu Garap Perkebunan Kelapa
| Kamis, 26 Juni 2025 | 07:07 WIB

Emiten Pertambangan Nikel Ini Mau Minta Restu Garap Perkebunan Kelapa

Dengan rata-rata produksi 18,04 juta ton per tahun, Indonesia berkontribusi sekitar 30% dari total produksi kelapa dunia.

INDEKS BERITA

Terpopuler