KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diprediksi akan melemah pada Selasa (26/7). Pelaku pasar menantikan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini.
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, pasar valas global dipengaruhi kekhawatiran stagflasi. Apalagi, petinggi The Fed tengah hawkish, sehingga pelaku pasar mengalihkan dana ke aset safe haven.
"Perkiraan kami The Fed akan menaikkan bunga acuan 75 bps," tutur Reny. Sebelumnya, di rapat FOMC Juni, bunga sudah naik 75 bps. Target The Fed, suku bunga di akhir tahun ada di 3,5%.
Baca Juga: Bagaimana Nasib Rupiah hingga Akhir Tahun Ini? Simak Prediksi dari Trimegah Sekuritas
Analis DCFX Futures Lukman Leong juga memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunga 75 bps lagi. Asal tahu saja, di pasar juga beredar ekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga 100 bps.
Data ekonomi juga kurang oke. "S&P Global PMI menunjukkan penurunan pada sektor jasa dan memicu kekhawatiran resesi," ucap Lukman.
Lukman memperkirakan, rupiah hari ini (26/7) akan bergerak antara Rp 14.950-Rp 15.050. Prediksi Reny, rupiah bergerak antara Rp 14.950-Rp 15.022 per dollar AS.
Senin (25/7), kurs spot rupiah menguat 0,14% ke Rp 14.993 AS. Kurs Jisdor menguat 0,21% jadi Rp 14.992 per dollar AS.
Baca Juga: Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Masih Terukur, Harga Produk Ekspor RI Lebih Menarik