Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berhasil menguat di sepanjang pekan ini. Pelemahan dollar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dan fundamental dalam negeri yang kuat menjadi penyokong nilai tukar rupiah.
Mengutip Bloomberg, Jumat (3/9), rupiah menguat 0,07% ke Rp 14.263 per dollar AS. Sementara, dalam sepekan rupiah menguat 1,08% dari Rp 14.418 per dollar AS. Kurs rupiah JISDOR juga menunjukkan penguatan rupiah 1,18% dalam sepekan. Sedangkan pada Jumat saja rupiah JISDOR menguat 0,14% di Rp 14.261 per dollar AS.
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan rupiah berhasil menguat di pekan ini diawali karena hasil simposium Jackson Hole, The Fed mengatakan tidak akan terburu-buru dalam menaikkan suku bunga acuannya dan mungkin baru dilakukan di 2023. "Suku bunga AS yang belum akan naik dalam waktu cepat membuat pasar optimis pada instrumen investasi di luar dollar AS, indeks AS juga langsung menurun dari level 93 ke 92," kata dia.
Baca Juga: Kompak, rupiah Jisdor menguat 0,14% ke Rp 14.261 per dolar AS pada Jumat (3/9)
Penurunan indeks dollar AS menandakan dollar AS melemah terhadap mata uang utama dan regional. Alhasil, rupiah jadi terapresiasi. Sementara, sentimen internal yang mendukung rupiah menguat adalah inflasi terkendali di level rendah dan cadangan devisa tinggi. Selain itu, Reny mengamati arus modal asing masuk diiringi kasus Covid-19 menurun dan pemerintah melonggarkan PPKM.
Sentimen positif juga datang dari burdern sharing. Dampaknya, suplai obligasi akan menurun sehingga harga obligasi naik dan yield turun. Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya bilang, di akhir pekan rupiah masih menguat menanti data non-farm payroll AS. Pekan depan, Reny memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp 14.220-Rp 14.324 dan Andian mematok di level Rp 14.190-Rp 14.300.
Baca Juga: Rupiah spot menguat 0,07% ke Rp 14.263 per dolar AS di akhir perdagangan Jumat (3/9)
