Permintaan Masih Tinggi, Prospek Saham Emiten Logam Positif

Kamis, 20 Juni 2019 | 06:51 WIB
Permintaan Masih Tinggi, Prospek Saham Emiten Logam Positif
[]
Reporter: Yoliawan H | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan harga batubara nampaknya akan terus berlanjut. Harga komoditas energi ini tertekan berbagai sentimen negatif global, di antaranya perang dagang Amerika Serikat dan China serta risiko resesi ekonomi global. Sebagai alternatif, investor bisa melirik emiten sektor tambang logam.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, sektor batubara kurang menarik untuk dilirik tahun ini. Ditambah ada potensi China meningkatkan produksi batubara. Hal ini akan menekan harga karena pasokan berlebih.

Sekadar informasi, Kamis (19/6) lalu, harga batubara di bursa Ice Newcastle untuk kontrak pengiriman Juli 2019 berada pada level US$ 72,25 per ton. Posisi ini melemah 0,55% dari harga sebelumnya, di US$ 72,65 per ton.

Chris menilai, prospek saham emiten penambang logam cukup menarik. Sektor ini cukup kuat meredam sentimen global.

Sebab, permintaan logam dasar seperti emas akan banyak di tengah ketidakpastian global. "Logam merupakan bentuk investasi safe haven di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, sehingga menarik untuk dikoleksi," ujar Chris. Rabu (19/6).

M. Nafan Aji, Analis Binaartha Sekuritas, menambahkan, harga komoditas logam juga terlihat lebih stabil. Sebab, emas merupakan safe haven dan nikel merupakan bahan baku penting dalam pembuatan baterai listrik.

Kondisi tersebut dapat mengerek permintaan. Dari situ Nafan menilai, potensi ekspor logam mineral menjadi semakin terbuka.

Kinerja emiten naik

Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam, Rabu (19/6), melejit ke Rp 684.000. Harga tersebut naik Rp 2.000 dari posisi Selasa (18/6). Harga tersebut juga rekor harga tertinggi emas Antam.

Stabilnya harga komoditas logam membuat emiten penambangan logam mencetak kinerja lumayan di kuartal I tahun ini. Misal, PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) mengantongi penjualan Rp 201,25 miliar, naik 8,35%. Kondisi ini ikut mengerek kinerja harga saham ZINC. Sepanjang tahun ini, harga saham ZINC melesat 60,94% menjadi Rp 515 per Rabu (19/6).

PT Timah Tbk (TINS) pun mencetak kinerja yang ciamik selama kuartal I di tahun ini. Emiten ini mengantongi pendapatan Rp 4,27 triliun, melonjak 110,34% secara year on year (yoy).

Pada periode Januari-Maret 2019 Timah telah memproduksi bijih timah 21.600 ton SN, meningkat 389% dibandingkan periode sama 2018. Akibatnya, harga saham TINS juga melejit 52,98% menjadi Rp 1.115 per saham di sepanjang tahun ini.

Pendapatan kuartal I-2019, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pun tercatat naik 9% menjadi Rp 6,22 triliun. Emas menjadi kontributor terbesar pada pendapatan.

Karena itu, Nafan masih merekomendasikan saham ANTM dan TINS untuk bisa dikoleksi. Sementara Chris memilih saham INCO dan ANTM untuk tetap menjadi koleksi para investor.

Bagikan

Berita Terbaru

Bisnis Kendaraan Listrik United Bike(UNTD) Masih Menderu
| Sabtu, 02 November 2024 | 10:36 WIB

Bisnis Kendaraan Listrik United Bike(UNTD) Masih Menderu

Produsen sepeda dan motor listrik PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD) berharap penjualan lebih baik di tahun depan

Ketidakpastian Global Kusut, Transaksi Kripto Menyusut
| Sabtu, 02 November 2024 | 10:33 WIB

Ketidakpastian Global Kusut, Transaksi Kripto Menyusut

Ketegangan geopolitik, perlambatan ekonomi China, dan pemilu AS mempengaruhi transaksi kripto di Indonesia.

Strategi Investasi Co-CEO Reku Jesse Choi, Pilih Saham AS hingga Kripto
| Sabtu, 02 November 2024 | 10:29 WIB

Strategi Investasi Co-CEO Reku Jesse Choi, Pilih Saham AS hingga Kripto

Jesse Choi, Co-CEO Reku menilai bursa AS adalah kelas aset terbaik untuk dijadikan tempat berinvestasi.

UU Cipta Kerja dan Lapangan Pekerjaan
| Sabtu, 02 November 2024 | 08:10 WIB

UU Cipta Kerja dan Lapangan Pekerjaan

Undang Undang  Cipta Kerja (UU Ciptaker) memudahkan berusaha, tapi tidak menciptakan lapangan pekerjaan.​

Stimulus Kelahiran
| Sabtu, 02 November 2024 | 08:05 WIB

Stimulus Kelahiran

Stimulus kelahiran diperlukan untuk menjaga tingkat replacement rate ditengah kondisi makro ekonomi saat ini.

Cuan Bisnis Tekstil Trisula Textile Industries (BELL) Masih Positif di Kuartal III
| Sabtu, 02 November 2024 | 07:20 WIB

Cuan Bisnis Tekstil Trisula Textile Industries (BELL) Masih Positif di Kuartal III

Laba bersih perusahaan ini juga mengalami kenaikan 5% menjadi Rp 12,82 miliar dari Rp 12,16 miliar pada periode yang sama tahun 2023.

Tren Childfree Mengancam Populasi dan Masalah Ekonomi
| Sabtu, 02 November 2024 | 07:00 WIB

Tren Childfree Mengancam Populasi dan Masalah Ekonomi

Angka kelahiran bayi di Jepang semester I-2024 hanya 350.074 orang, turun 5,7% secara tahunan. Ini rekor terendah sepanjang sejarah

Urusan Permodalan Jadi Tantangan Spin Off
| Sabtu, 02 November 2024 | 06:25 WIB

Urusan Permodalan Jadi Tantangan Spin Off

Sejumlah perusahaan asuransi terus bekerja keras melakukan pemisahan unit usaha syariah (UUS) sebelum batas waktu berakhir pada akhir tahun 2026.

Perintis Triniti Properti (TRIN) Incar Marketing Revenue Tumbuh 20%
| Sabtu, 02 November 2024 | 06:10 WIB

Perintis Triniti Properti (TRIN) Incar Marketing Revenue Tumbuh 20%

TRIN melihat positif potensi sektor properti tahun 2025 karena dukungan berbagai insentif yang dijanjikan presiden dan wakil presiden terpilih.

Kemnaker Pastikan Kesejahteraan Pekerja Naik
| Sabtu, 02 November 2024 | 03:11 WIB

Kemnaker Pastikan Kesejahteraan Pekerja Naik

 Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menghormati putusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas judicial review terhadap UU Cipta Kerja 

INDEKS BERITA

Terpopuler