Persaingan Kian Ketat, Netflix Alami Penurunan Jumlah Pelanggan Baru di Kuartal 3

Rabu, 21 Oktober 2020 | 09:35 WIB
Persaingan Kian Ketat, Netflix Alami Penurunan Jumlah Pelanggan Baru di Kuartal 3
[ILUSTRASI. "Doctor John" drama Korea yang mulai tayang di Netflix pada Oktober 2020.]
Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - LOS ANGELES (Reuters). Netflix Inc. Selasa (20/10), mengumumkan penambahan jumlah pelanggan baru ternedah selama empat tahun terakhir. Semakin ketatnya persaingan layanan streaming, pelonggaran pembatasan pandemi serta penayangan kembali siaran langsung sport di televisi disebut-sebut sebagai penyebab penurunan peningkatan pelanggan baru.

Perusahaan mencatat 2,2 juta pelanggan berbayar baru secara global selama periode yang berakhir 30 September. Angka itu lebih rendah daripada target Wall Street, yaitu 3,4 juta.

Laba per saham sebesar US$ 1,74, lebih rendah daripada konsesus proyeksi analis menurut data IBES dari Refinitiv, yaitu US$ 2,14.

Baca Juga: Sudah dibuka lagi, bioskop di India masih sepi pengunjung

Saham Netflix, Setelah mengalami penguatan tertinggi di tahun ini karena orang-orang tinggal di rumah di tengah pandemi, saham Netflix, kemarin, turun hampir 6% menjadi US$ 494 per saham.

"Jumlah pelanggan domestik hampir datar, yang menunjukkan kejenuhan Netflix di Amerika Serikat," kata Ross Benes, analis eMarketer. Dengan penambahan domestik yang melambat, pertumbuhan pendapatan kemungkinan akan datang dari kenaikan harga, katanya.

Perusahaan mengalami lonjakan jumlah pelanggan yang fantastis, hingga 15,8 juta pelanggan baru, di kuartal pertama tahun ini, saat pandemi muncul. Menanggapi hasil itu, Netflix menyatakan, lonjakan jumlah pelanggan baru yang tiba-tiba akan memudar pada paruh kedua tahun ini seiring dengan pelonggaran pembatasan sosial.

Netflix memperkirakan pada kuartal keempat ini akan meraih 6 juta pelanggan baru di seluruh dunia, kurang dari 6,51 juta yang diperkirakan analis. Untuk meraih pelanggan baru, Netflix gencar merilis konten baru, seperti "Emily in Paris", "Enola Holmes", dan "The Devil All the Time" di kuartal ketiga.

Netflix mengakui bahwa persaingan meningkat karena studio-studio di Hollywood, mulai Walt Disney Co hingga WarnerMedia dari AT&T Inc telah melakukan restrukturisasi untuk ikut terjun langsung mendapatkan pelanggan video. "Persaingan untuk waktu dan keterlibatan konsumen tetap dinamis," kata Netflix dalam sebuah surat kepada pemegang saham.

Baca Juga: Terungkap di BLACKPINK: Light Up The Sky, Lisa dan Jisoo hampir menyerah saat trainee

Persaingan yang dihadapi Netflix kian berat karena dalam beberapa bulan terakhir, tayangan langsung sport kembali hadir. Lalu, hadir penyedia layanan streaming baru seperti HBO Max  milik AT&T dan Peacock dari Comcast.

Netflix mengatakan, fluktuasi kuartal-ke-kuartal dalam penambahan bersih berbayar tidak terlalu berarti dalam konteks adopsi hiburan internet jangka panjang. “Kami optimistis pertumbuhan masa depan masih kuat selama bertahun-tahun karena kami terus tingkatkan layanan kami,” demikian keterangan perusahaan.

Netflix mencatat, jumlah baru pelanggan dalam sembilan bulan pertama tahun 2020 sudah melampaui jumlah pelanggan baru di sepanjang 2019. Di akhir kuartal ketiga, Netflix memiliki 195,2 juta pelanggan streaming global.

"Dalam pertemuan berikut, kami akan memiliki lebih dari 200 juta anggota. Menuntaskan rekor pelanggan baru dalam setahun, yaitu 34 juta," tutur Co-Chief Executive Netflix, Reed Hastings, dalam ajang pertemuan analis.

Baca Juga: Ekspansi ke Indonesia, POPS tarik dua eksekutif HOOQ untuk perkuat timnya

Perusahaan juga mengatakan akan menyelesaikan pengambilan gambar lebih dari 150 produksi pada akhir tahun dan akan merilis lebih banyak program orisinal di setiap kuartal tahun 2021 dibandingkan dengan tahun 2020.

Pendapatan naik 22,7% menjadi US$ 6,44 miliar pada kuartal ketiga, melampaui perkiraan sebelumnya sebesar US$ 6,38 miliar.

Laba bersih naik menjadi US$ 790 juta, atau US$ 1,74 per saham, pada kuartal ini dari US$ 665,2 juta, atau US$ 1,47 per saham, setahun sebelumnya.

 

Selanjutnya: Permintaan Alkes Masih Tinggi, Kinerja IRRA Kian Mendaki

 

Bagikan

Berita Terbaru

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:20 WIB

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran

Diversifikasi reksadana campuran memungkinkan investor menikmati pertumbuhan saham sekaligus stabilitas dari obligasi dan pasar uang 

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:15 WIB

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi

Ekonomi dan konsumsi masyarakat berpotensi menguat di 2026. Simak strategi yang bisa Anda lakukan supaya keuangan tetap aman.

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:02 WIB

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang

Ramainya rencana penerbitan obligasi yang berlangsung pada awal  tahun 2026 dipengaruhi kebutuhan refinancing dan pendanaan ekspansi.

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:00 WIB

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026

Faktor cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah memaksa wisatawan domestik memilih destinasi yang dekat.​

Bidik Peluang Aset Produktif, Agresif Terukur Meracik Portofolio 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 07:20 WIB

Bidik Peluang Aset Produktif, Agresif Terukur Meracik Portofolio 2026

Prospek investasi 2026 digadang lebih menjanjikan, meski risiko ketidakpastian belum sirna. Simak saran racikan portofolio 2026!

Dirut Puri Sentul Permai Tbk (KTDN) 100% Pilih Investasi di Sektor Riil
| Minggu, 28 Desember 2025 | 06:00 WIB

Dirut Puri Sentul Permai Tbk (KTDN) 100% Pilih Investasi di Sektor Riil

Bagi Xaverius Nursalim, uang bukan tujuan akhir dari sebuah usaha tapi sebagai alat kerja, agar memberi nilai dan menjaga keberlanjutan.

Meneropong Bisnis yang Merayap dan Berlari di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 05:15 WIB

Meneropong Bisnis yang Merayap dan Berlari di 2026

Pemulihan industri menjelang akhir tahun 2025 belum sepenuhnya merata. Namun di 2026, industri kembali berhadapan dengan sejumlah tantangan.

 
Langkah UMKM Menyusun Harapan
| Minggu, 28 Desember 2025 | 05:10 WIB

Langkah UMKM Menyusun Harapan

Di tengah gejolak harga bahan baku dan ketatnya akses permodalan, pelaku UMKM berusaha mencari cara agar tetap bertahan.

 
Digital Penambal Cuan
| Minggu, 28 Desember 2025 | 05:10 WIB

Digital Penambal Cuan

Proyeksi ekonomi 2026 menunjukkan pertumbuhan digital akan melesat. Temukan strategi diversifikasi pendapatan lewat platform digital.

Keberlanjutan Korporasi di Tengah Ancaman Ekologi
| Minggu, 28 Desember 2025 | 05:05 WIB

Keberlanjutan Korporasi di Tengah Ancaman Ekologi

Bencana ekologis di Sumatera menguji jargon keberlanjutan industri. Komitmen yang kerap tersandera oleh cuan jangka pend

INDEKS BERITA

Terpopuler