Berita Market

Persepsi Risiko Investasi Naik Terdorong Kemunculan Omicron

Selasa, 30 November 2021 | 04:05 WIB
Persepsi Risiko Investasi Naik Terdorong Kemunculan Omicron

Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku pasar keuangan dalam negeri tampak mencemaskan efek kemunculan varian baru Covid-19, omicron. Kecemasan tersebut terekam pada peningkatan   level credit default swap (CDS) Indonesia. Jumat (26/11), CDS Indonesia untuk tenor 10 tahun naik 8,19% ke level 156,49.

CDS adalah  salah satu indikator untuk mengukur persepsi risiko pasar. Semakin tinggi angka CDS, risiko investasi di suatu negara itu dinilai berisiko tinggi.

Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Ezra Nazula mengatakan, CDS naik karena dipengaruhi risk off setelah kemunculan omicron. Ezra berharap, sentimen ini hanya bersifat sementara. 

Baca Juga: CDS Indonesia melonjak seiring munculnya varian baru Covid-19

Apalagi, ekonomi Indonesia relatif mulai membaik. "Jika ada kajian lebih detail, harapannya ketidakpastian akan berlalu dan investor dapat mencerna serta memposisikan portofolio lebih leluasa lagi," kata Ezra, Senin (29/11). 

Secara umum  Ezra tetap optimistis bahwa kenaikan CDS saat ini hanya sementara. "Setelah volatilitas reda, CDS dan yield bisa turun kembali ke level 6% di tengah pemerintah yang kini tidak lagi menerbitkan surat utang sampai akhir tahun ini," kata Ezra. 

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai,  kenaikan CDS ini berpotensi menaikkan  yield obligasi. "Saat persepsi risiko meningkat, pelaku pasar akan meminta yield yang lebih tinggi untuk mengkover kenaikan CDS tersebut. Akibatnya harga obligasi berpotensi turun," kata Wawan.

Wawan menambahkan bahwa kenaikan level CDS juga dipengaruhi oleh sentimen proyeksi  kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) yang lebih cepat. Wawan memprediksikan CDS Indonesia akan kembali turun seiring dengan perbaikan dan pemulihan ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan Rp 18,59 triliun sepanjang 2021

Dalam risetnya, PT Eastspring Investment Indonesia menuliskan, pelaku pasar tidak perlu panik dalam merespon kemunculan omicron, apalagi jika masyarakat selalu disiplin menerapkan  serta mematuhi protokol kesehatan. Lagi pula,  pemerintah telah menyiapkan berbagai aturan dan antisipasi guna menangkal  penularan, termasuk menangkal masuknya omicron ke dalam negeri. 

Pemerintah Indonesia, misalnya, sudah melarang masuk warga negara   asing yang memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara tersebut dalam 14 hari terakhir, serta mewajibkan karantina 14 hari bagi mereka yang datang dari luar negeri.

Sebagai catatan, varian omicron disinyalir lebih cepat menular dibandingkan dengan penularan varian Covid-19 yang lain. 

Sampai saat ini, 13 negara telah melaporkan  masuknya omicron  di negaranya. Sebut saja Afrika Selatan, Botswana, Jerman, Belgia, Inggris, Israel, Australia dan Hong Kong.

Baca Juga: Pekan ke-4 November 2021, BI catat aliran modal asing keluar Rp 1,29 triliun

Terbaru