Pikko Land Mengincar Penjualan Rp 400 Miliar

Sabtu, 18 Mei 2019 | 09:39 WIB
Pikko Land Mengincar Penjualan Rp 400 Miliar
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga Mei tahun ini, PT Pikko Land Development Tbk sudah meraup penjualan pemasaran atau marketing sales senilai Rp 200 miliar. Sampai akhir tahun nanti, emiten dengan kode saham RODA di Bursa Efek Indonesia ini membidik marketing sales Rp 400 miliar.

Direktur Utama PT Pikko Land Development Tbk Nio Yantoni menyebutkan, pencapaian marketing sales tersebut masih sesuai target. "Masih on track, tahapannya masih proporsional dan karena sudah lima bulan menjadi Rp 200 miliar," ujar Nio seusai pemaparan publik, Jumat (17/5).

Kontribusi terbesar penjualan pemasaran tersebut berasal dari proyek Apartemen Signature Park Grande di MT Haryono. Ke depan, Pikko Land masih akan mengembangkan proyek tersebut.

Untuk terus menggenjot marketing sales, Nio menyebutkan, saat ini mereka sedang menggarap tiga proyek lainnya. Dari jumlah itu, satu proyek direncanakan meluncur pada kuartal ketiga tahun ini, yaitu proyek De Fontein Menteng.

Selain proyek Signature Park Grande dan De Fontein, Pikko Land akan mengembangkan Thamrin District yang berlokasi di wilayah Bekasi.

Untuk pengembangan ketiga proyek tersebut, RODA mengucurkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 400 miliar.

Lantaran alokasi belanja modal dirasakan masih kurang, RODA berniat mencari sumber pendanaan tambahan seperti dari utang perbankan. Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) Pikko Land telah mengagendakan penjaminan aset untuk utang perbankan tersebut. "Itu untuk mendapatkan fasilitas kredit," sebut Nio.

Terkait besaran dana pinjaman yang dibutuhkan, manajemen RODA masih menghitung. Dengan begitu, anggaran investasi Pikko Land tahun ini akan berasal dari tiga sumber, yakni kas internal, uang muka pembelian, dan pinjaman bank.

Nio memproyeksikan, dari proyek-proyek itu Pikko Land menargetkan marketing sales sebesar Rp 400 miliar hingga akhir 2019 atau sama dengan target tahun lalu.

Selain itu, RODA sedang membidik lokasi baru untuk diferensiasi produk, yakni rumah tapak. "Kami melihat pasar, karena saat ini pasar landed house lebih baik dibandingkan high-rise," ujar dia.

Namun Nio belum menyebutkan lokasi pengembangan untuk proyek rumah tapak tersebut. Yang pasti, ekspansi bisnis ini tidak bakal dieksekusi tahun ini. "Karena butuh lahan yang besar untuk mengembangkan landed house," jelas Nio.

Di sisi lain, pasar perkantoran yang oversupply menjadi penyebab penurunan kinerja Pikko Land sepanjang tahun lalu. Menurut Nio, produk perkantoran pada tahun lalu memang belum laku terjual. "Karena sistem bisnis kami bukan persewaan, melainkan menjual," ungkap dia.

Selama 2018, RODA mencatatkan pendapatan Rp 243,14 miliar, turun 18,94% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 299,97 miliar. Penyebabnya lantaran tidak ada penjualan perkantoran, di mana tahun sebelumnya berkontribusi Rp 90,9 miliar.

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Pinjaman Sindikatif Terhadap Fundamental dan Prospek Sawit Sumbermas (SSMS)
| Minggu, 23 November 2025 | 14:00 WIB

Menakar Pinjaman Sindikatif Terhadap Fundamental dan Prospek Sawit Sumbermas (SSMS)

Dalam jangka panjang aset baru ini SSMS itu bersifat volume accretive, mendorong produksi TBS dan CPO konsolidasi.

Ekspansi Sawit vs. Intensifikasi, Mana Solusi Terbaik?
| Minggu, 23 November 2025 | 13:00 WIB

Ekspansi Sawit vs. Intensifikasi, Mana Solusi Terbaik?

Prioritaskan intensifikasi dan PSR untuk tingkatkan produktivitas tanpa merusak lingkungan.               

Menakar Antara Ekspansi Lahan atau Peremajaan Sawit
| Minggu, 23 November 2025 | 11:00 WIB

Menakar Antara Ekspansi Lahan atau Peremajaan Sawit

Pemerintah berencana membuka lahan baru 600.000 hektare (ha) untuk menanam kelapa sawit. Kebijakan ini memantik kritik.

Prospek Saham AUTO ditengah Tantangan Industri Otomotif Nasional
| Minggu, 23 November 2025 | 10:00 WIB

Prospek Saham AUTO ditengah Tantangan Industri Otomotif Nasional

Selain memperkuat penetrasi pasar, AUTO juga berfokus pada diversifikasi produk guna memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin berkembang.

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Meski Valuasi Sudah Mulai Premium, Namun Dividen IPCC Masih Menggoda
| Minggu, 23 November 2025 | 09:00 WIB

Meski Valuasi Sudah Mulai Premium, Namun Dividen IPCC Masih Menggoda

Analis menilai penguatan harga PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) lebih banyak didorong momentum dan sentimen musiman.

Risiko Belum Bottom, Hati-Hati Menadah Aset Kripto Diskon
| Minggu, 23 November 2025 | 08:15 WIB

Risiko Belum Bottom, Hati-Hati Menadah Aset Kripto Diskon

Kapitalisasi pasar aset kripto global turun tajam, seiring Bitcoin cs ambles. Waktunya menadah kripto harga diskon?

Ambisi Mencetak Ladang Angin Terganjal Banyak Masalah
| Minggu, 23 November 2025 | 06:20 WIB

Ambisi Mencetak Ladang Angin Terganjal Banyak Masalah

Pengembangan pembangkit tenaga bayu masih jalan di tempat. Pemerintah siap mencetak lebih banyak lagi ladang angin. Tapi, masih banyak PR.

INDEKS BERITA

Terpopuler