Pinjaman Luar Negeri Multifinance Terus Bertumbuh

Selasa, 11 Juni 2019 | 08:50 WIB
Pinjaman Luar Negeri Multifinance Terus Bertumbuh
[]
Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat perbankan dalam negeri sedang selektif memberikan pendanaan, perusahaan multifinance banyak mengincar pendanaan dari luar negeri. Hingga April 2019, nilai pendanaan asing yang diterima industri multifinance mencapai Rp 102,84 triliun. Pencapaian tersebut naik 12,97% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu, yaitu sebesar Rp 91,03 triliun.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno, tren pendanaan dari luar negeri cenderung meningkat, karena pelaku usaha mencari kesempatan memperoleh pendanaan baru ketika perbankan dalam negeri lebih selektif memberikan pinjaman. "Ketatnya likuiditas di dalam negeri membuat perbankan dari luar menawarkan pinjaman," kata Suwandi.

Tapi tidak semua multifinance bisa mendapatkan pendanaan dari luar negeri dengan mudah. Biasanya, multifinance yang bisa mendapatkan dana dari luar negeri mempunyai aset minimal Rp 5 triliun dan telah mengantongi pinjaman sindikasi sebelumnya.

Kepala Eksekutif Industri Keuangan Non-Bank Otoritas Jasa keuangan (OJK) Riswinandi membenarkan, biasanya pinjaman dari luar hanya bisa diakses perusahaan besar, terutama yang terafiliasi dengan asing. Di sisi lain, perusahaan pembiayaan senang dengan pendanaan dari luar negeri karena lebih murah.

Direktur Keuangan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) Sudjono menyebutkan, pendanaan dari luar negeri lebih berpotensi. "Secara bunga, pinjaman dari luar negeri sangat kompetitif dan cenderung lebih murah dibandingkan pinjaman dalam negeri. Hal itu menjadi salah satu sumber pendanaan yang kami harapkan," kata Sudjono.

BFI Finance membutuhkan total pendanaan sebesar Rp 9 triliun tahun ini. Dari jumlah itu, BFI Finance akan memaksimalkan pinjaman dari luar negeri karena dinilai lebih potensial.

Rencananya, BFI Finance akan merilis sindikasi luar negeri pada semester II 2019 nanti. Sehingga tahun ini diperkirakan pinjaman luar negeri dilakukan sebanyak dua hingga tiga kali penerbitan. "Kami melakukan diversifikasi pendanaan supaya tidak bergantung dengan satu sumber dana," kata Sudjono, Direktur Keuangan BFI Finance.

PT Mitra Pinasthika Mustika Finance (MPM Finance) juga telah menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi luar negeri dengan 20 lembaga keuangan pada Mei lalu. Fasilitas bernilai total US$ 250 juta atau setara dengan Rp 3,6 triliun ini dikeluarkan dalam dua mata uang, yaitu dollar Amerika Serikat dan yen Jepang.

Bagikan

Berita Terbaru

Penjualan Turun Namun Recurring Income Naik, Berikut ini Prospek Saham SMRA
| Selasa, 16 September 2025 | 15:00 WIB

Penjualan Turun Namun Recurring Income Naik, Berikut ini Prospek Saham SMRA

Tekanan margin SMRA masih terasa karena komposisi produk yang kurang menguntungkan, meski beban operasional relatif terkendali.

Berhasil Tekan Rugi, Yuk Simak Fundamental Saham Kimia Farma (KAEF)
| Selasa, 16 September 2025 | 13:10 WIB

Berhasil Tekan Rugi, Yuk Simak Fundamental Saham Kimia Farma (KAEF)

Prospek industri farmasi masih positif, ditopang oleh kenaikan PDB sektor kesehatan dan peningkatan belanja kesehatan per kapita masyarakat.

Anak Usaha TPIA di Singapura Gaet Fasilitas Kredit Sindikasi US$ 1 Miliar
| Selasa, 16 September 2025 | 11:00 WIB

Anak Usaha TPIA di Singapura Gaet Fasilitas Kredit Sindikasi US$ 1 Miliar

Partisipasi bank-bank internasional ini diklaim mencerminkan kepercayaan terhadap kualitas kredit, strategi pertumbuhan Aster.

Menakar Strategi Berkebun Pohon Emas
| Selasa, 16 September 2025 | 08:37 WIB

Menakar Strategi Berkebun Pohon Emas

Misalnya uang kita hanya cukup membeli sebatang emas lebih sedikit. Setelah membeli batang emas pertama kita bisa menggadaikan

Menkeu Sebut Perlu Analisa Tarif Cukai Rokok
| Selasa, 16 September 2025 | 08:25 WIB

Menkeu Sebut Perlu Analisa Tarif Cukai Rokok

Pemerintah belum mengambil keputusan terkait tarif cukai hasil tembakau dan akan melakukan kajian lapangan menyeluruh sebelum bergerak

Saham Komoditas Ini Berpotensi Menguat Seiring Potensi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
| Selasa, 16 September 2025 | 07:43 WIB

Saham Komoditas Ini Berpotensi Menguat Seiring Potensi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Potensi pemangkasan suku bunga acuan The Fed cuma salah satu faktor yang memengaruhi harga komoditas.

Profit Taking Saham ASII Seiring Pengumuman Akuisisi Tambang Emas PSAB Oleh UNTR
| Selasa, 16 September 2025 | 07:32 WIB

Profit Taking Saham ASII Seiring Pengumuman Akuisisi Tambang Emas PSAB Oleh UNTR

ASII berencana mempertimbangkan aspek kinerja saham agar menghasilkan return yang optimal bagi pemegang saham.

Badan Penerimaan Negara Muncul dalam RKP 2025
| Selasa, 16 September 2025 | 06:30 WIB

Badan Penerimaan Negara Muncul dalam RKP 2025

BPN  tercantum dalam Peraturan Pemerintah (Perpres) Nomor 79 Tahun 2025                              

Kemampuan Membayar Utang Menurun
| Selasa, 16 September 2025 | 06:26 WIB

Kemampuan Membayar Utang Menurun

Jika DSR semakin besar maka beban utang yang ditanggung pun semakin besar. Kenaikan DSR justru menandakan bahwa kemampuan membayar utang menurun.​

Kredit Menganggur Tinggi Tanda Likuiditas Aman
| Selasa, 16 September 2025 | 06:20 WIB

Kredit Menganggur Tinggi Tanda Likuiditas Aman

Kebijakan Kemenkeu mengalihkan dana negara Rp 200 triliun yang sebelumnya tersimpan di BI ke bank-bank milik Danantara menuai pro kontra

INDEKS BERITA

Terpopuler