Polemik Zonasi

Sabtu, 22 Juli 2023 | 08:00 WIB
Polemik Zonasi
[]
Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sistem zonasi kembali ramai dibicarakan. Salah satunya, ada beberapa masyarakat yang kecewa lantaran putra-putrinya tidak diterima di sekolah negeri. Padahal, jarak tempat tinggalnya dengan sekolah terkait tak lebih 200 meter. 

Itu baru satu kasus. Ada lagi kasus lain terkait kecurangan-kecurangan lewat sistem zonasi. Sebagai contoh, ada orang tua yang rela menitipkan nama anaknya ke dalam Kartu Keluarga teman atau kerabatnya agar bisa masuk ke zonasi sekolah negeri yang ditargetkan. Kecurangan tersebut terus terjadi selama enam tahun diberlakukannya sistem zonasi. 

Sebenarnya, penetapan sistem zonasi oleh pemerintah bertujuan mulia, yakni memberikan akses dan keadilan terhadap pendidikan bagi semua kalangan masyarakat. Dengan penerapan sistem zonasi, keluarga yang kurang mampu dapat menyekolahkan anaknya di sekitar rumah hingga tidak perlu lagi memikirkan biaya transportasi.

Kelebihan lain dari sistem zonasi yakni pemerataan pendidikan. Sistem ini bisa membuat kualitas pendidikan dan jumlah peserta didik jadi merata. Sehingga, tidak ada lagi sekolah yang kekurangan atau kelebihan peserta didik. 

Sistem zonasi juga bisa menghapus stigma sekolah favorit. Sebelum diberlakukan sistem zonasi, muncul istilah sekolah favorit yang selalu diincar banyak calon siswa dari berbagai daerah. Namun, dengan penerapan sistem zonasi, semua anak mendapatkan status yang sama. 

Dengan adanya semua kelebihan tadi, mengapa penerapan sistem zonasi di Indonesia menimbulkan kegaduhan?

Permasalahannya ternyata bukan pada sistemnya, melainkan kesiapan pemerintah dalam melaksanakan sistem ini. Sejak diterapkan 2017, seharusnya pemerintah sudah memperbaiki secara bertahap sistem zonasi dengan sistem kependudukan. 

Pasalnya, sistem ini terbilang lemah dan rentan dimanipulasi. Berkaca pada Jepang yang sudah menerapkan sistem ini, pemerintah Jepang memiliki data kependudukan yang lengkap dan baik. 

Pekerjaan rumah lain pemerintah kita adalah menyediakan sekolah dengan standar kualitas yang sama plus quality control yang ketat. Ini termasuk dengan memperbanyak sekolah dan guru berkualitas. Kondisi yang terjadi saat ini adalah fasilitas pendidikan di Indonesia belum merata. 

Hal inilah yang pada akhirnya memicu munculnya sekolah favorit. Jika ini tidak diperbaiki, jangan harap polemik sistem zonasi akan berakhir dalam waktu dekat.

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Untung & Buntung Tawaran Indonesia Untuk Mengimpor Migas Lebih Banyak dari AS
| Selasa, 13 Mei 2025 | 13:03 WIB

Menakar Untung & Buntung Tawaran Indonesia Untuk Mengimpor Migas Lebih Banyak dari AS

Beban yang ditanggung APBN berpotensi makin membengkak jika Indonesia mengimpor migas lebih banyak dari Amerika Serikat.

Serapan Beras Bulog Sudah Menembus 2 Juta Ton
| Selasa, 13 Mei 2025 | 12:18 WIB

Serapan Beras Bulog Sudah Menembus 2 Juta Ton

Adapun pasokan cadagan beras pemerintah yang sudah dikuasai oleh Bulog hingga 9 Mei 2025 sudah tembus 3,6 juta ton. 

Integrasi dan Efisiensi Menopang Kinerja Trisula Textile Industries (BELL)
| Selasa, 13 Mei 2025 | 08:40 WIB

Integrasi dan Efisiensi Menopang Kinerja Trisula Textile Industries (BELL)

Kontribusi terbesar terhadap penjualan datang dari segmen manufaktur dan retail, yang bersama-sama menyumbang 97% terhadap total penjualan.

Profit 29,93% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambrol Lagi (13 Mei 2025)
| Selasa, 13 Mei 2025 | 08:38 WIB

Profit 29,93% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambrol Lagi (13 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (13 Mei 2025) 1 gram Rp 1.884.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung  29,93% jika menjual hari ini.

Ancara Logistics (ALII) Ingin Menggandakan Kinerja di 2025
| Selasa, 13 Mei 2025 | 08:15 WIB

Ancara Logistics (ALII) Ingin Menggandakan Kinerja di 2025

ALII memproyeksikan profitabilitas dan volume jasa ALII pada tahun ini bisa meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan  tahun 2024.

Rebut Pasar yang Ditinggalkan China, DGWG Akan Bangun Pabrik Baru di Cikande
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:57 WIB

Rebut Pasar yang Ditinggalkan China, DGWG Akan Bangun Pabrik Baru di Cikande

Sejak 1 Juni 2024 pendaftaran produk yang mengandung omethoate, carbosulfan, dan Methomyl di China ditangguhkan dan produksinya dilarang.

Indosat (ISAT) Tambah Delapan Kegiatan Usaha, Dari Periklanan Hingga IoT
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:23 WIB

Indosat (ISAT) Tambah Delapan Kegiatan Usaha, Dari Periklanan Hingga IoT

Rata-rata margin laba bersih tahun 2025-2029 diprediksi meningkat sebesar 22,10% dibanding posisi per akhir tahun 2024.

Tren Kenaikan Harga Bitcoin (BTC) Diproyeksi Masih Berlanjut
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:03 WIB

Tren Kenaikan Harga Bitcoin (BTC) Diproyeksi Masih Berlanjut

Belum ada sentimen negatif, harga bitcoin diprediksi masih akan bertahan di kisaran US$ 102.000 hingga US$ 108.000 per btc.

Catur dan Support System
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:00 WIB

Catur dan Support System

Pendanaan masih menjadi persoalan klasik di program pembinaan olahraga seperti catur yang merupakan olahraga sejuta umat.

Tarif, Konsumsi dan Sustainability
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:00 WIB

Tarif, Konsumsi dan Sustainability

Esensi dari keberlanjutan atau sustainability sebenarnya sederhana yakni mengurangi yang tidak perlu.

INDEKS BERITA

Terpopuler