KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Arus modal asing terus masuk ke pasar keuangan dalam negeri, terutama ke pasar surat berharga negara (SBN). Porsi kepemilikan asing dalam obligasi negara pun naik, setelah berada dalam tren penurunan beberapa tahun terakhir.
Dari data Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu), porsi asing dalam SBN per 14 April 2023 mencapai 14,87%. Angka tersebut naik dibanding posisi akhir tahun. 2022 yang tercatat sebesar 14,36%.
Sementara itu, porsi kepemilikan asing dalam SBN per akhir tahun 2021 lalu tercatat sebesar 19,05%. Adapun pada tahun 2020, kepemilikan asing masih tinggi, yakni mencapai 25,16%.
Baca Juga: Cegah Penumpukan Puncak Arus Balik, Presiden Imbau Masyarakat Mundurkan Jadwal Balik
Dari catatan Kemenkeu pula, modal asing yang masuk alias capital inflow ke pasar obligasi Indonesia mencapai Rp 61,7 triliun secara year to date (ytd) hingga 13 April 2023. Meski arus modal asing keluar (outflow) di awal Maret, namun secara neto terjadi inflow di bulan tersebut sebesar Rp 14,21 triliun. Sementara di awal hingga 13 April, inflow mencapai Rp 5,36 triliun.
Menurut Kemenkeu, ketidakpastian yang terjadi di pasar keuangan Amerika Serikat dan Eropa membawa kembali modal asing masuk ke pasar emerging markets. Termasuk, ke pasar keuangan Indonesia.
"Dengan inflow, demand terhadap surat berharga negata yang cukup tinggi, menyebabkan yield bisa terjaga stabil. Ini yang menjadi salah satu hal yang perlu terus kita jaga," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers realisasi APBN, Senin (17/4) lalu.
Tercatat, imbal hasil SBN tenor 10 tahun, turun 4,1% ytd. Pun dengan yield SBN di beberapa emerging markets seperti Filipina yang turun 9,9%, Brasil turun 3,1%, dan India turun 1,5%.
Baca Juga: Kementerian PUPR dan BUJT Kembali Berikan Diskon Tarif 12 Ruas Tol Saat Arus Balik
Meski porsi asing meningkat, kepemilikan SBN masih didominasi oleh Bank Indonesia (BI) yang sebesar 25,7% dan perbankan sebesar 24,3%. Porsi BI turun dari akhir tahun 2022 yang sebesar 27,4%. Sementara porsi perbankan naik dari akhir 2022 yang tercatat 23,8%.