KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bulan ini, ada banyak sekali orang yang kesal dengan rencana pemerintah untuk menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% di tahun 2025. Isu ini memang sempat turun naik, kadang dikatakan pemerintah pasti akan menjalankan rencana kenaikan, kadang dikatakan rencana kenaikan dibatalkan.
Tapi beberapa minggu terakhir menjelang tutup tahun, isu kenaikan tarif PPN ini menjadi semakin gencar. Beberapa pengusaha bahkan sudah menaikkan harga jualnya untuk mengantisipasi kenaikan tarif PPN. Melihat ini, tak bisa disalahkan kalau beberapa orang pun berpikir untuk menimbun barang di rumahnya demi bisa mendapatkan harga lama.
Pengetahuan masyarakat banyak tentang PPN yang masih rendah, membuat isu yang beredar pun makin "kreatif". Mulai dari cerita jasa-jasa baru yang akan dikenakan PPN dan berbagai cerita lain yang tentu saja pantas dipertanyakan kebenarannya. Tak jelas lagi benar atau salah, yang pasti semuanya ini bermuara pada kenaikan harga barang-barang. Karena pergantian tahun semakin dekat dan pemerintah masih keukeuh pada sikapnya untuk menaikkan tarif PPN.
Tiba-tiba pada waktu saya scrolling di sosial media, beberapa jam sebelum pergantian tahun ibu menteri keuangan kita memposting kabar yang mengejutkan: PPN tidak naik! Walau dalam detail posting dikatakan PPN 12% masih akan diberlakukan, tapi khusus untuk produk mewah yang selama ini sudah dikenakan PPnBM (Pajak penjualan barang mewah). Selain itu, tak ada perubahan dalam kebijakan PPN, tarif PPN yang berlaku masih akan menggunakan tarif lama, yaitu 11%.
Bagi saya kabar yang seharusnya menggembirakan ini, datang agak terlambat. Walau tentu saja tetap harus disyukuri, tapi ketidakpastian kebijakan PPN ini berlangsung terlalu lama.
Spekulasi-spekulasi yang terjadi akibat ketidakpastian ini sudah menciptakan "kerusakan". Harga-harga yang sudah kadung naik tak akan mudah untuk kembali turun. Semua komentar dan ketidakpastian dari pejabat kita tentang PPN dalam beberapa bulan terakhir, membuat wibawa dan kredibilitas para pejabat kita makin terpuruk.
Dan tidak seperti biasanya, pemerintah membatalkan keputusan di menit-menit terakhir. Pejabat di Kabinet Merah Putih ini memang mencapai rekor terbanyak, tapi semoga saja kabinet ini bisa tetap bergerak lincah walau gemuk dengan berbagai kepentingan.