PPRE Mematok Kontrak Baru Rp 5,5 Triliun

Sabtu, 04 Desember 2021 | 06:30 WIB
PPRE Mematok Kontrak Baru Rp 5,5 Triliun
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Presisi Tbk (PPRE) memproyeksikan dapat memperoleh kontrak baru Rp 5,5 triliun hingga akhir tahun nanti. Angka ini menjadi target baru yang lebih tinggi ketimbang sebelumnya.

Direktur Keuangan PPRE Benny Pidakso menuturkan, untuk Desember 2021, perusahaan ini masih mengikuti beberapa tender preservasi jalan maupun jasa tambang. Karenanya, dia berharap masih dapat membukukan kontrak baru pada bulan ini.

"Kami masih menargetkan tambahan kontrak baru sebesar Rp 100 miliar sampai Rp 200 miliar," beber Benny, Jumat (3/12). Jika terealisasi, maka nilai kontrak baru yang dapat dibukukan anak usaha PT PP Tbk (PTPP) ini bisa mencapai Rp 5,5 triliun.

Sekadar mengingatkan, PPRE telah membukukan kontrak baru Rp 5,3 triliun per November lalu. Pencapaian per November tersebut juga sekaligus memenuhi target kontrak baru PPRE sepanjang 2021 yang ditetapkan sebelumnya.

Pencapaian kontrak baru di November tersebut antara lain didapatkan dari proyek pengembangan pertambangan nikel Weda Bay, Halmahera, Maluku Utara. Nilai kontrak proyek ini mencapai Rp 504 miliar.

Kontrak tersebut merupakan kelanjutan dari yang telah diperoleh sebelumnya. Secara keseluruhan, total kontrak yang telah dikantongi PPRE dari proyek Weda Bay mencapai Rp 1,2 triliun.

Dari sisi kinerja, PPRE juga membukukan pertumbuhan. Perusahaan ini mencatatkan pendapatan Rp 1,88 triliun di akhir kuartal III-2021. Angka ini lebih tinggi 18,53% dari periode yang sama di tahun lalu (year on year). Sementara, labanya naik 246,67% menjadi Rp 56,48 miliar.

Sebelumnya, manajemen PPRE memperkirakan, pendapatan tahun ini bisa mencapai Rp 3,1 triliun. Sedangkan laba bersihnya ditargetkan menyentuh Rp 147 miliar, melihat kinerja tersebut.

Kinerja yang baik diprediksi masih akan berlanjut di tahun 2022. PPRE menargetkan bisa mengantongi kontrak baru  antara Rp 5 triliun sampai dengan Rp 6 triliun. Sementara, pendapatan dibidik di atas
Rp 4 triliun dengan laba bersih di atas Rp 170 miliar.

Harga saham PPRE, Jumat (3/12) naik 2,7% ke Rp 190. Sepekan masih minus 3,55%.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:28 WIB

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?

Analisis mendalam prospek saham BMRI dan BBRI di tengah pembagian dividen. Prediksi penguatan di 2026 didukung fundamental solid.

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:25 WIB

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways

Memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi akan berada dalam fase moderasi dan stabilisasi, harga minyak mentah cenderung tetap sideways.

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:20 WIB

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Risiko lanjutan aksi profit taking masih membayangi pergerakan indeks. Ditambah kurs rupiah melemah, menjebol level Rp 16.700 sejak pekan lalu. ​

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:15 WIB

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal

Pemicu pelemahan IHSG adalah tekanan pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan aksi ambil untung (profit taking) investor.

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:10 WIB

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan

Ruang pemulihan kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai terbuka, ditopang pengakuan awal penjualan lahan Subang Smartpolitan, 

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:59 WIB

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN

Bank Syariah Nasional langsung merangsek ke posisi dua dari sisi aset dan membawa DNA pembiayaan properti.

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:34 WIB

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang

Investor institusi global seperti Blackrock dan Vanguard mengakumulasi saham BUMI. Simak rekomendasi analis dan target harga terbarunya.

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:20 WIB

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026

Kadin melihat sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia pada tahun 2026,

INDEKS BERITA

Terpopuler