KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan rupiah yang terjadi di pekan lalu sulit terulang. Data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang ciamik menjadi pemberat.
Head of Economic & Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja mengatakan, data tenaga kerja AS berpotensi membuat kurs dollar AS melesat di awal pekan ini.
Baca Juga: Hasil perundingan perang dagang AS-China masih samar kembali tekan harga obligasi
Jumat (6/12), Biro Statistik Tenaga Kerja AS merilis, data non-farm employment change periode November tumbuh 266.000. Angka ini lebih tinggi dari proyeksi pasar sebesar 181.000.
Tingkat pengangguran AS bulan lalu juga berhasil turun menjadi 3,5%. Posisi ini lebih baik ketimbang konsensus analis. "Data AS ini membuat The Federal Reserve diproyeksi tidak lagi menurunkan suku bunga akhir tahun ini. Ini jadi alasan investor cederung beli dollar AS," kata Enrico.
Baca Juga: Permintaan dolar AS meningkat, rupiah diprediksi melemah pekan depan
Analis Monex Investindo Future Faisyal menambahkan, posisi rupiah kian tertekan jika data penjualan ritel China yang juga turun.
Karena itu, Faisyal memprediksi rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp 13.980-Rp 14.130 per dollar AS. Sedangkan Enrico menghitung, mata uang Garuda bergerak dalam rentang Rp 14.000-Rp 14.100 per dollar AS.