KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdagangan rupiah akhir pekan lalu ditutup dengan penguatan terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Tenaga rupiah diperkirakan masih cukup kuat menghadapi the greenback di awal pekan ini.
Sekadar mengingatkan, pada Jumat lalu (12/7), rupiah menguat 0,42% ke Rp 14.008 per dollar AS di pasar spot. Dalam sepekan, rupiah menguat 0,53%. Rupiah menguat selama empat pekan berturut-turut.
Baca Juga: Bertemunya Jokowi dan Prabowo bakal mengangkat rupiah, Senin (15/7)
Direktur Utama Garuda Berjangka Ibrahim menilai, pidato Gubernur The Fed Jerome Powell yang memberikan sinyal peluang penurunan bunga akan menjadi tiket bagi penguatan rupiah hari ini (15/7).
Sentimen domestik juga memberi lampu hijau untuk rupiah. Misalnya, disetujuinya Destry Damayanti sebagai calon Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia oleh DPR menjadi pendukung rupiah, karena selama ini dia dikenal sebagai ekonom pro pasar.
Baca Juga: BI diprediksi belum memangkas bunga, IHSG berpeluang menguat pekan depan
Sedangkan Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, rencana Presiden Jokowi memberi insentif pajak dan mempermudah investasi di bidang industri juga menjadi sentimen positif pendorong rupiah. Insentif ini berupa rencana pemangkasan Pajak Penghasilan (PPh) badan menjadi 20% dari sebelumnya 25% dan superdeductible tax.
Pertemuan antara Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto turut menjadi sentimen positif. "Rekonsiliasai antara peserta pilpres mampu memperbaiki stabilitas politik, yang diharapkan juga mendorong stabilitas perekonomian," kata Josua.
Baca Juga: Sinyal penurunan bunga The Fed masih menjadi energi bagi rupiah
Menurut Josua, rupiah juga berpeluang menguat berkat proyeksi surplus neraca perdagangan Juni, yang akan diumumkan hari ini. Perkiraan dia, rupiah hari ini menguat dan bergerak di rentang Rp 13.950-
Rp 14.050 per dollar AS.
Hitungan Ibrahim, rupiah cenderung menguat dengan rentang pergerakan Rp 13.980-Rp 14.040 per dollar AS. Tapi, dia mengingatkan, ada faktor risiko seperti seteru AS dan Prancis terkait pajak perusahaan TI, serta kenaikan harga minyak yang berpengaruh pada keuangan Tanah Air.
Baca Juga: Rupiah masih berpotensi menguat sepanjang pekan depan, ini penyokongnya