Produksi Tahunan Ophir Energy Lebih Tinggi 8% dari Ekspektasi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sehari setelah menolak tawaran Medco, perusahaan minyak dan gas (migas) asal London Ophir Energy mengumumkan produksi tahunan Ophir melampaui ekspektasi. Kinerja aset Ophir di Asia Tenggara disebut melampaui harapan perusahaan dan menyumbang arus kas sebesar US$ 110 juta di tahun 2018.
“Dengan integrasi aset Santos South East Asia yang sukses, Ophir telah secara signifikan memperkuat portofolio produksi dan pengembangannya. Kami sekarang berada pada posisi yang baik untuk menghasilkan arus kas bebas yang signifikan di masa mendatang. Bisnis dan neraca dasar kami tetap kuat." Kata Alan Booth, CEO Ophir dalam keterangan resmi di situs perusahaan, Selasa (15/1).
Total produksi harian Ophir berada di posisi 29.700 barel setara minyak per hari atau barrel of oil equivalent per day (boepd) pada 2018, angka ini naik 8% di atas ekspektasi perusahaan. Aset di kawasan Madura, Sampang and Blok 12W berkontribusi sebesar 18.000 boepd.
Tahun ini, Ophir memperkirakan produksi harian berada di level 25.000 boepd. Dan menyiapkan belanja modal sebesar US$ 150 juta. Sebagian besar belanja modal, sekitar US$ 110 juta untuk pengembangan produksi untuk menambah arus kas perusahaan, termasuk Bualuang dan Madura dan pengembangan Meliwis.
Perusahaan berharap dapat mempertahankan biaya operasi tahun ini sebesar US$ 12 per boe. Namun, biaya tahun ini diprediksi bakal lebih tinggi menjadi US$ 16 per boe. Tingginya biaya operasi ini lantaran ada kenaikan biaya pemeliharaan di ladang Indonesia dan Thailand.
Medco sempat meminang Ophir, namun tawaran itu ditolak karena harga yang dianggap terlalu murah. Ophir meminta Medco menaikkan harga penawaran menjadi £ 340 juta untuk 707 juta saham atau setara Rp 6,39 triliun.
Mengacu pada informasi di situs perusahaan, Ophir memiliki banyak aset lapangan lapangan eksplorasi di beberapa wilayah Afrika. Kini, Ophir mulai membidik kawasan Asia dengan mengakuisisi aset dari perusahaan migas asal Australia, Santos Limited senilai US$ 205 juta.
Namun, awal bulan ini perpanjangan lisensi blok untuk proyek gas alam cair di wilayah Guinea Khatulistiwa ditolak lantaran perusahaan tak punya cukup anggaran. Ophir menyebut langkah ini ditempuh sebagai strategi dalam meningkatkan posisi likuiditasnya. "Penting bagi kami mengurangi komitmen modal eksplorasi di masa depan dan semakin meningkatkan posisi likuiditas kami," kata Booth.
Booth menambahkan, Ophir tengah melakukan negosiasi untuk merasionalisasi bagian dari portofolio eksplorasi perbatasan kami dengan potensi tidak hanya menghasilkan uang tunai. Ophir tetap memperhatikan nilai potensial dari aset gas yang berada di Tanzania meski waktu pengembangannya belum ditentukan.