ILUSTRASI. Produktivitas yang lemah menjadi bantalan bagi harga minyak sawit (CPO) dalam beberapa bulan mendatang. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.
Sumber: Reuters | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi minyak sawit (CPO) kemungkinan akan tetap lemah hingga setidaknya paruh pertama 2022 karena tantangan di Malaysia maupun Indonesia. Alhasil, situasi itu masih akan menjadi bantalan bagi harga CPO dalam beberapa bulan mendatang.
Harga minyak nabati serbaguna telah meningkat tajam tahun ini menuju rekor tertinggi. Pasalnya, permintaan telah kembali di tengah pelonggaran pembatasan pandemi Covid-19. Pada saat yang sama, produksi dari produsen-produsen utama yakni Malaysia dan Indonesia mengecewakan.
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.