Produsen Kabel Serat Optik Ini Siap Menggenjot Ekspansi Usai Melantai di Bursa Saham

Sabtu, 29 Juni 2019 | 08:09 WIB
Produsen Kabel Serat Optik Ini Siap Menggenjot Ekspansi Usai Melantai di Bursa Saham
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Genap 10 hari sudah nama PT Communication Cable Systems Indonesia Tbk mejeng di papan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Usai menggelar penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO), emiten yang menjajakan sahamnya di bursa dengan kode CCSI ini siap menggenjot ekspansi.

Sekadar info saja, Communication Cable menargetkan bisa meraup pendapatan sebesar Rp 409,9 miliar tahun ini. Sementara target laba bersih di tahun ini mencapai Rp 34,4 miliar. Target tersebut sejatinya lebih rendah ketimbang realisasi di 2018 lalu.

Sepanjang 2018, CCSI sukses meraup pendapatan sebesar Rp 445 miliar. Sementara laba bersihnya mencapai Rp 35 miliar. Pendapatan emiten ini sedikit lebih baik di tahun lalu lantaran terdongkrak pendapatan dari proyek Palapa Ring Paket Timur.

Meski tahun ini kinerja keuangan diperkirakan turun, ke depan Communication Cable menargetkan pendapatan bisa tumbuh sekitar 15%-20%. Untuk mencapai target tersebut, emiten produsen kabel serat optik ini sudah menyiapkan strategi.

Presiden Direktur Communication Cable Systems Indonesia Peter Djatmiko menuturkan, melihat perkembangan bisnis sepanjang semester satu ini, manajemen menetapkan strategi sesuai dengan rencana kerja. Communication Cable akan fokus pada bisnis inti mereka.

Ada beberapa segmen bisnis yang dilakoni CCSI, yaitu industri kabel serat optik, industri kabel listrik dan elektronik lainnya, serta industri pipa plastik dan perlengkapannya. Perusahaan ini membuat produk-produk tersebut sesuai pesanan.

Kapasitas produksi Communication Cable saat ini mencapai sekitar 20.000 kilometer (km) kabel serat optik per tahun. Jumlah ini setara dengan 1,6 juta serat optik per tahun. "Strategi masih sesuai dengan rencana tahun ini, yaitu menjaga dan memenuhi permintaan pelanggan setia atas produk-produk kami yang dikenal memiliki kualitas tinggi dan premium," papar Peter kepada KONTAN, Jumat (28/6).

Selain berusaha menjaga dan memenuhi permintaan, perusahaan ini juga berusaha memperluas basis pelanggan dengan menambah pelanggan baru. Caranya, emiten ini menggunakan rekomendasi dari pelanggan setia perseroan ini.

Communication Cable saat ini antara lain mengincar pelanggan dari industri minyak dan gas. Maklum saja, teknologi komunikasi dan supervisory control and data acquisition (SCADA), yang banyak digunakan di industri minyak dan gas, mewajibkan penggunaan kabel optik. Ini menjadi peluang bagi CCSI.

Peter mengungkapkan, saat ini pelanggan Communication Cable adalah perusahaan-perusahaan besar di bidang penyedia layanan telekomunikasi, menara telekomunikasi, penyedia layanan televisi kabel dan internet, juga pelaku bisnis energi dan mineral. Dengan demikian, perusahaan ini berusaha mengembangkan pelanggan dari para pelaku sektor-sektor industri tersebut.

Communication Cable juga memperkenalkan teknologi pipa microproduct yang bisa memperbesar jaringan kabel optik dalam satu jalur pipa. Namun, kontribusi penjualan produk ini pada tahun ini diperkirakan masih sangat kecil.

Manajemen Communication Cable menilai, teknologi pipa microproduct masih sosialisasi ke pasar terkait biaya dan benefit, terutama bagi para kontraktor dan pengguna akhir. Sehingga, kontribusi penjualan pipa microproduct terhadap pendapatan Communication Cable masih kecil.

Communication Cable juga berencana mengembangkan usaha baru dengan memulai proyek fiber optic submarine cable (FO Submarine) untuk periode 2019-2020. Dalam jangka waktu tersebut, Communication Cable akan membangun kabel serat optik bawah laut sepanjang 50-60 km, yang akan menyambungkan dua pulau.

Berbeda dengan produk lainnya yang dibuat sesuai pesanan, kabel laut ini dibangun untuk kemudian disewakan. CCSI juga menyiapkan belanja modal (capex) sebanyak Rp 46,5 miliar di 2019.

Capex antara lain akan digunakan untuk membangun proyek FO Submarine tersebut. "Kami menganggarkan capex untuk perluasan usaha, menyediakan jaringan dark fiber sebagai jalur utama atau alternatif bagi perusahaan telekomunikasi," ungkap Peter.

Peter menyebut pembangunan jaringan dark fiber adalah strategi CCSI untuk mendapat recurring income. Proyek ini juga bisa meningkatkan kinerja keuangan. "Proyek FO Submarine direncanakan mulai tahun ini. Penggunaan capex akan disesuaikan dengan rencana pekerjaan," beber dia.

CCSI mengklaim sebagai perusahaan pertama di Indonesia yang mampu memproduksi kabel serat optik bawah laut dan satu-satunya yang bersertifikat internasional. Manajemen Communication Cable menyebut proyek FO submarine belum akan berkontribusi terhadap pendapatan 2019. Dampak diprediksi baru akan terasa di tahun berikutnya.

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 31,58% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Merosot (12 Mei 2025)
| Senin, 12 Mei 2025 | 08:42 WIB

Profit 31,58% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Merosot (12 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (12 Mei 2025) 1 gram Rp 1.905.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,58% jika menjual hari ini.

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau

Pada hari perdagangan perdananya, DKHH menyentuh auto reject atas (ARA) usai melesat 34,85% ke level Rp 178, dari harga IPO di Rp 132 per saham.

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh

Heboh daftar iris bisa mendapatkang uang, ini sebenarnya tujuan kehadiran teknologi proof of human. Yuk simak

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi
| Minggu, 11 Mei 2025 | 13:00 WIB

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi

Sektor manufaktur dan energi menjadi roda penggerak bagi pertumbuhan kredit perbankan di kuartal pertama ini. 

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT
| Minggu, 11 Mei 2025 | 10:00 WIB

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT

Per Maret 2025 jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 13,71 juta, bertambah dibandingkan dengan Februari sebanyak 13,31 juta.

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 09:12 WIB

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian

Besaran dana IPO yang berhasil dihimpun sejak awal tahun sampai dengan 8 Mei 2025 sudah mencapai Rp 7 triliun.

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:53 WIB

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (11 Mei 2025) 1 gram Rp 1.928.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,31% jika menjual hari ini.

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:20 WIB

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya

PTPP tidak dalam kondisi likuiditas yang seret. Aset lancarnya masih mencukupi untuk digunakan memenuhi semua liabilitas jangka pendeknya.

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 06:00 WIB

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian

Membuka relasi menjadi salah satu kunci sukses sebagai seorang sineas. Agar relasi terjalin, bergabung di komunitas adal

 
Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara
| Minggu, 11 Mei 2025 | 05:10 WIB

Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara

Kondang sebagai penambang batubara tak menyurutkan semangat PT Indika Energy Tbk (INDY) transisi ke bisnis yang rendah karbon. 

 
INDEKS BERITA

Terpopuler