Prospek Emiten Manufaktur Tertekan Daya Beli

Selasa, 08 Juli 2025 | 06:15 WIB
Prospek Emiten Manufaktur Tertekan Daya Beli
[ILUSTRASI. Pabrik mobil PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Karawang Assembly Plant 2.]
Reporter: Rashif Usman | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Aktivitas sektor manufaktur Indonesia masih mengalami tekanan pada Juni 2025. Berdasarkan data PMI Manufaktur ASEAN yang dirilis S&P Global pekan lalu, PMI Manufaktur Indonesia pada Juni 2025 sebesar 46,9, turun dari level 47,4 pada Mei 2025.

Angka PMI Manufaktur Indonesia ada di bawah ambang batas netral 50, menunjukkan sektor manufaktur masih berada dalam fase kontraksi.

Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi menilai, pelemahan PMI mencerminkan daya beli masyarakat cenderung lemah. Hal ini memberikan tekanan terutama pada emiten di sektor manufaktur dan konsumsi. Dia mencontohkan tekanan yang dialami industri otomotif nasional.

Baca Juga: PMI Manufaktur Juni Masih Kontraksi, Ini Catatan Kemenperin dan Pelaku Industri

Menurut Wafi, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) telah merevisi turun target penjualan otomotif tahun ini. Namun dia melihat, market share PT Astra International Tbk (ASII) masih cukup solid ke depan.

Sedangkan emiten konsumer yang fokus pada kebutuhan primer dinilai lebih kuat terhadap penurunan PMI Manufaktur.

Kontraksi PMI Manufaktur berpotensi memengaruhi kinerja emiten dalam jangka pendek karena sifat PMI yang dinamis. "Untuk jangka panjang investor perlu melihat tren PMI ke depan," kata Wafi, Senin (7/7).

Masih tertekan

Equity Research Analyst OCBC Sekuritas, Jessica Leonardy menimpali, emiten di sektor manufaktur masih akan menghadapi tekanan jangka pendek. Terutama, jika konsumsi domestik belum meningkat signifikan.

Namun, permintaan domestik bisa jadi penopang penting bagi aktivitas manufaktur dan membentuk fondasi untuk potensi pemulihan menjelang akhir 2025, seiring peningkatan belanja pemerintah.

Dari sejumlah emiten manufaktur, Jessica melihat ASII punya potensi pertumbuhan kuat. Ini ditopang posisi ASII sebagai pemimpin pasar di segmen kendaraan roda empat dan roda dua.

Selain itu, didukung daya saing produknya tinggi, jaringan distribusi luas, serta diversifikasi bisnis ke sektor pertambangan emas, mineral, dan energi terbarukan.

Baca Juga: Berbasis Sains dan Teknologi, Kunci HMSP dan PMI Hadirkan Produk Bebas Asap

Jessica juga memperkirakan, segmen consumer brand products dan agribisnis akan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan emiten manufaktur seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) di tahun ini.

Prospek INDF disokong pergerakan harga CPO yang masih menarik dan ekspektasi kenaikan produksi serta replanting.

Chief of Corporate Affairs Astra International (ASII), Boy Kelana Soebroto bilang, meskipun data PMI mencerminkan ada tekanan di sektor industri, ASII tetap optimistis melihat prospek jangka panjang perekonomian nasional.

Meski begitu, kata Boy, realisasi ekspansi akan mempertimbangkan banyak faktor, termasuk peluang yang ada. Tahun ini, belanja modal ASII konsolidasi grup Astra berkisar Rp 25 triliun.

"Ke depan, kami akan terus fokus memperkuat sinergi antarlini bisnis yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan," kata Boy kepada Kontan, Senin (7/7).

Untuk trading, Jessica merekomendasi beli ASII, KLBF, INDF. Target harga masing-masing Rp 5.800, Rp 1.650 dan Rp 8.700 per saham.

Sedangkan Wafi merekomendasi ASII, KLBF, INDF dan UNVR. Target harga masing-masing Rp 5.500, Rp 1.700, Rp 8.200 dan Rp 1.800 per saham

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan
Topik Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru

Pasar Membaik, Asuransi Jiwa Panen Cuan
| Selasa, 29 Juli 2025 | 04:45 WIB

Pasar Membaik, Asuransi Jiwa Panen Cuan

OJK mencatat, perusahaan asuransi jiwa mengantongi hasil investasi sebesar Rp 15,68 triliun hingga Mei 2025. 

Teladan Prima Agro (TLDN) Memetik Cuan Minyak Sawit
| Selasa, 29 Juli 2025 | 04:25 WIB

Teladan Prima Agro (TLDN) Memetik Cuan Minyak Sawit

TLDN optimistis dapat menjaga tren pertumbuhan hingga semester I 2025, setelah mencatatkan pendapatan positif di awal tahun ini.,

Kinerja Saham Indeks Kompas100 Bisa Lebih Bagus
| Selasa, 29 Juli 2025 | 03:31 WIB

Kinerja Saham Indeks Kompas100 Bisa Lebih Bagus

Indeks Kompas100 justru lebih mencerminkan kondisi ekonomi saat ini dibandingkan IHSG yang didorong oleh growth stock. 

Tantangan Bejibun, Kinerja Modal Ventura Naik-Turun
| Selasa, 29 Juli 2025 | 03:31 WIB

Tantangan Bejibun, Kinerja Modal Ventura Naik-Turun

Pembiayaan dan penyertaan industri modal ventura per Mei 2025 stagnan dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni di angka Rp 16,35 triliun

Keadilan Sosial dalam Pemajakan Digital
| Selasa, 29 Juli 2025 | 03:31 WIB

Keadilan Sosial dalam Pemajakan Digital

Pemerintah perlu melakukan antisipasi terhadap pergeseran transaksi e-commerce melalui platform over the top (OTT). 

IHSG Diproyeksi Bergerak Fluktuatif, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 29 Juli 2025 | 03:31 WIB

IHSG Diproyeksi Bergerak Fluktuatif, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Di tengah pergerakan IHSG yang diprediksi fluktuatif pada hari ini, analis menyarankan Investor mencermati beberapa saham berikut ini.

Rekor IHSG Belum Cerminkan Kondisi Fundamental
| Selasa, 29 Juli 2025 | 03:30 WIB

Rekor IHSG Belum Cerminkan Kondisi Fundamental

Analis menilai, penguatan IHSG saat ini belum disokong fundamental emiten ataupun penguatan ekonomi.

Daftar Baru Saham-Saham LQ45 Periode 1 Agustus-31 Oktober 2025
| Senin, 28 Juli 2025 | 17:11 WIB

Daftar Baru Saham-Saham LQ45 Periode 1 Agustus-31 Oktober 2025

BEI mengocok ulang konstituen saham penghuni sejumlah indeks, termasuk indeks LQ45 untuk periode 2 Mei hingga 31 Juli 2025.

Prospek Emiten Pelayaran Masih Positif, Diuntungkan Diversifikasi Rute
| Senin, 28 Juli 2025 | 13:00 WIB

Prospek Emiten Pelayaran Masih Positif, Diuntungkan Diversifikasi Rute

Analis KISI Sekuritas, Muhammad Wafi, bilang bahwa pemulihan perdagangan global menjadi pendorong utama sektor pelayaran dalam jangka menengah.

Anomali di Bulan Sura, Jadikan CPIN Jadi Emiten Unggas Pilihan
| Senin, 28 Juli 2025 | 12:00 WIB

Anomali di Bulan Sura, Jadikan CPIN Jadi Emiten Unggas Pilihan

BRI Danareksa Sekuritas menilai stabilitas harga ayam hidup disokong intervensi Pemerintah serta perbaikan keseimbangan pasokan dan permintaan.

INDEKS BERITA

Terpopuler