PTPP Akan Menerbitkan Perpetual Bond Perdana Senilai Rp 500 Miliar

Kamis, 31 Januari 2019 | 06:12 WIB
PTPP Akan Menerbitkan Perpetual Bond Perdana Senilai Rp 500 Miliar
[]
Reporter: Aldo Fernando, Dityasa H Forddanta | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Tbk (PTPP) kembali meracik sumber pendanaan alternatif. Perusahaan ini berencana menerbitkan perpetual bond atau obligasi bunga abadi.

Perusahaan tersebut bakal menggandeng sejumlah mitra dalam pelaksanaan penerbitan perpetual bond pada tahun ini. "First issue tahun ini sekitar Rp 500 miliar," ujar Agus Purbianto, Direktur Keuangan PTPP, Rabu (30/1).

Kesempatan pertama bakal ditawarkan ke Ciptadana Asset Management. Ciptadana telah menyatakan bakal menyerap sekitar Rp 350 miliar. Konsepnya masih sama dengan reksadana penyertaan terbatas (RDPT) dan bakal diterbitkan pada kuartal ketiga tahun ini.

Agus belum bersedia mengungkapkan siapa mitra lainnya yang membantu meracik pendanaan tersebut. Dia juga belum merinci proyek mana yang bakal dijadikan sasaran investasi.

Yang jelas, PTPP akan menyesuaikan imbal hasil dengan acuan perpetual bond yang memiliki rating (peringkat) serupa. "Imbal hasilnya sesuai dengan rating. Rating perpetual di A-, tinggal dilihat benchmark-nya," jelas Agus.

PTPP merilis perpetual bond ini sebagai persiapan. Sebab, emitenkonstruksi plat merah ini masih memiliki alternatif pendanaan lain, seperti penawaran umum berkelanjutan atau medium term notes (MTN). "Jika leverage sudah mentok, perpetual baru diterbitkan," kata dia.

Saat ini, perbandingan antara pinjaman dengan modal (gearing ratio) PTPP berada di posisi 0,9 kali. Sedangkan net debt to EBITDA hampir mentok di 3,5 kali.

Tahun ini, perusahaan tersebut menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai sekitar Rp 8,7 triliun. Jumlah tersebut naik sekitar 64% dibanding realisasi capex tahun lalu, yakni Rp 5,3 triliun.

Perusahaan yang baru melepas status perseronya ini menargetkan kontrak baru senilai Rp 50,3 triliun tahun ini. Angka ini naik 16% dari realisasi perolehan kontrak baru 2018, Rp 43,49 triliun.

Manajemen memprediksi, kontrak baru dari sektor konstruksi masih bakal dominan, lebih dari 60%. Sedang sisanya berasal dari pengerjaan engineering, procurement, and construction (EPC) dan proyek lainnya.

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Pinjaman Sindikatif Terhadap Fundamental dan Prospek Sawit Sumbermas (SSMS)
| Minggu, 23 November 2025 | 14:00 WIB

Menakar Pinjaman Sindikatif Terhadap Fundamental dan Prospek Sawit Sumbermas (SSMS)

Dalam jangka panjang aset baru ini SSMS itu bersifat volume accretive, mendorong produksi TBS dan CPO konsolidasi.

Ekspansi Sawit vs. Intensifikasi, Mana Solusi Terbaik?
| Minggu, 23 November 2025 | 13:00 WIB

Ekspansi Sawit vs. Intensifikasi, Mana Solusi Terbaik?

Prioritaskan intensifikasi dan PSR untuk tingkatkan produktivitas tanpa merusak lingkungan.               

Menakar Antara Ekspansi Lahan atau Peremajaan Sawit
| Minggu, 23 November 2025 | 11:00 WIB

Menakar Antara Ekspansi Lahan atau Peremajaan Sawit

Pemerintah berencana membuka lahan baru 600.000 hektare (ha) untuk menanam kelapa sawit. Kebijakan ini memantik kritik.

Prospek Saham AUTO ditengah Tantangan Industri Otomotif Nasional
| Minggu, 23 November 2025 | 10:00 WIB

Prospek Saham AUTO ditengah Tantangan Industri Otomotif Nasional

Selain memperkuat penetrasi pasar, AUTO juga berfokus pada diversifikasi produk guna memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin berkembang.

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Meski Valuasi Sudah Mulai Premium, Namun Dividen IPCC Masih Menggoda
| Minggu, 23 November 2025 | 09:00 WIB

Meski Valuasi Sudah Mulai Premium, Namun Dividen IPCC Masih Menggoda

Analis menilai penguatan harga PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) lebih banyak didorong momentum dan sentimen musiman.

Risiko Belum Bottom, Hati-Hati Menadah Aset Kripto Diskon
| Minggu, 23 November 2025 | 08:15 WIB

Risiko Belum Bottom, Hati-Hati Menadah Aset Kripto Diskon

Kapitalisasi pasar aset kripto global turun tajam, seiring Bitcoin cs ambles. Waktunya menadah kripto harga diskon?

Ambisi Mencetak Ladang Angin Terganjal Banyak Masalah
| Minggu, 23 November 2025 | 06:20 WIB

Ambisi Mencetak Ladang Angin Terganjal Banyak Masalah

Pengembangan pembangkit tenaga bayu masih jalan di tempat. Pemerintah siap mencetak lebih banyak lagi ladang angin. Tapi, masih banyak PR.

INDEKS BERITA

Terpopuler