Pukulan Bunga

Sabtu, 21 Januari 2023 | 08:30 WIB
Pukulan Bunga
[]
Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Fahriyadi .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,75%. Sejak Agustus 2022, total jenderal bank sentral telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 225 bps.

Sebelumnya BI cukup lama mempertahankan bunga di angka 3,5%. Yakni dari Februari 2021 sampai Juli 2022.  Seorang ekonom kepada Kontan memperkirakan, kenaikan tersebut yang terakhir di tahun 2023.

Pantauan regulator, suku bunga kredit hanya naik 21 basis poin (bps) sejak Juli hingga Desember 2022 lalu. Di sisi lain, kenaikan bunga deposito satu bulan sebesar 108 bps pada Desember 2022.

"Kami memastikan likuiditas perbankan berlebih, itulah penyebab kenaikan suku bunga kredit tidak tinggi. Kami mengimbau dan mengajak perbankan, kami menjamin likuiditas berlebih," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, Kamis (19/1).

Pandangan Kubu Thamrin itu berbeda dengan Kubu Lapangan Banteng. Sebelumnya Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati sempat menyentil para bankir. 

Dalam CEO Bankir Forum, Ani - sapaan Sri Mulyani - menyebut, di tengah tingginya tren kenaikan suku bunga, masyarakat semakin terbebani. Bunga cicilan semakin mahal.

Tren kenaikan suku bunga tidak akan mempengaruhi bankir. Bank akan menyesuaikan suku bunga, baik deposito maupun kredit..

Dengan situasi tersebut, Ani menyebut, bank  ‘menari-nari di atas penderitaan semua orang, Masyarakat harus membayar lebih bunga cicilan mereka dari  biasanya.

Beberapa bank memang sudah menaikkan bunga kredit. Yang paling terasa adalah kenaikan bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Sekecil apapun kenaikan bunga pinjaman, pasti  membebani masyarakat. Mengingat luka-luka dampak Covid 19 belum sembuh benar.

Banyak penghasilan masyarakat yang terpukul karena efek Covid-19. Baru mau recovery, eh, terkena dampak kenaikan bunga. Belum lagi ancaman resesi masih terbuka.

Titik tengah tarik-tarikan ini, bankir juga harus mau berkorban. Kepada Kontan, seorang bankir mengaku memang ada repricing bunga pinjaman. "Bank akan sangat hati-hati menaikkan bunga kredit, karena bisa berdampak ke kualitas aset ke depan," terangnya, kemarin.

Ya, bank mau tidak mau harus ikut "menderita" seperti masyarakat. Paling tidak, mulai mengerem margin. Jangan langsung mengerek bunga kredit. Kalaupun naik, harus melihat kemampuan nasabah.  

Bagikan

Berita Terbaru

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut
| Jumat, 05 Desember 2025 | 09:00 WIB

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut

Banjir ini mencerminkan akumulasi krisis ekologis yang dipicu ekspansi tambang, proyek energi, hingga perkebunan sawit skala besar.

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:32 WIB

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif

RATU memiliki tujuh rencana akuisisi global hingga tiga tahun ke depan, dua diantaranya ditargetkan selesai kuartal IV-2025 dan semester I-2026.

WSKT Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:12 WIB

WSKT Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra

WSKT juga menargetkan peningkatan pendapatan selama periode tersebut, meski Buyung enggan menyebut angkanya secara spesifik.  

Pertamina Pasok BBM dengan Pesawat Perintis
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:08 WIB

Pertamina Pasok BBM dengan Pesawat Perintis

Pengiriman menggunakan pesawat perintis merupakan langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan energi di wilayah terdampak

Layanan Internet Darurat FiberStar di Lokasi Bencana
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:03 WIB

Layanan Internet Darurat FiberStar di Lokasi Bencana

FiberStar juga menghadirkan layanan internet darurat menggunakan teknologi Starlink untuk mendukung komunikasi bagi penyintas, relawan dan aparat

Berharap Pertumbuhan Ekonomi Mendongkrak Dana Kelolaan
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:00 WIB

Berharap Pertumbuhan Ekonomi Mendongkrak Dana Kelolaan

AUM reksadana mencapai all time high (ATH) per Oktober 2025 dengan mencatat Rp 621,67 triliun per Oktober 2025

Menakar Target Pengeboran 100 Sumur
| Jumat, 05 Desember 2025 | 06:58 WIB

Menakar Target Pengeboran 100 Sumur

Merujuk laporan SKK Migas, realisasi investasi hulu migas Indonesia hingga Agustus 2025 mencapai US$ 9,38 miliar atau setara Rp 152,96 triliun.

Pebisnis Berharap Harga DMO Batubara Naik
| Jumat, 05 Desember 2025 | 06:55 WIB

Pebisnis Berharap Harga DMO Batubara Naik

Harga DMO batubara untuk kelistrikan US$ 70 ton per ton berlaku sejak 2018, sehingga pelaku usaha minta penyesuaian

Pemerintah akan Cabut Izin Korporasi Perusak Hutan
| Jumat, 05 Desember 2025 | 06:48 WIB

Pemerintah akan Cabut Izin Korporasi Perusak Hutan

Terdapat sedikitnya 1.907 wilayah izin usaha pertambangan minerba aktif dengan total luas 2.458.469,09 hektare,

Beragam Insentif Tak Kuat Mendorong Laju KPR
| Jumat, 05 Desember 2025 | 06:35 WIB

Beragam Insentif Tak Kuat Mendorong Laju KPR

Bank Indonesia (BI) mencatat KPR perbankan per Oktober 2025 hanya naik 6,77% secara tahunan, melambat dari Desember 2024 yang tumbuh 10,14%. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler