Rapid Test Menjadi Motor Penggerak Kinerja Itama Ranoraya (IRRA)

Rabu, 27 Oktober 2021 | 06:35 WIB
Rapid Test Menjadi Motor Penggerak Kinerja Itama Ranoraya (IRRA)
[]
Reporter: Kenia Intan | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) mencetak pertumbuhan kinerja sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2021. Pendapatan IRRA meningkat 670,14% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1,08 triliun. Sementara, laba setelah pajak naik 840,59% yoy menjadi Rp 84,92 miliar. 

Direktur Keuangan PT Itama Ranoraya Tbk Pratoto Setno Raharjo menyebut, performa ini dari penjualan produk seperti rapid test antigen, mesin plasma, reagen, rapid non Covid, dan produk baru Avimac. "Kontribusi penjualan terbesar adalah penjualan alat tes rapid antigen Panbio," jelas dia kepada KONTAN. 

Penjualan Panbio menjadi pengerek kinerja IRRA di Juli-September 2021 naik 38% dibandingkan kuartal II-2021. Selain Panbio, penjualan produk rapid non Covid dan Avimac menjadi penopang.  

Tercatat, rapid non Covid naik 919% sementara Avimac tumbuh 248% secara kuartalan. "Di semester dua ini, kami mulai mendapatkan order pembelian dari pemerintah. Ini biasanya membuat performa di semester dua lebih tinggi dari realisasi di semester satu," imbuh Pratoto.

Baca Juga: Pendapatan melejit 671,1%, simak kinerja Itama Ranoraya (IRRA) hingga kuartal ketiga
 
Pendapatan yang diraih IRRA di kuartal III-2021  sebesar Rp 521,2 miliar. Capaian itu meningkat 54,6% dibanding pendapatan di kuartal II-2021 sebesar Rp 337 miliar. Kinerja yang terus naik ini membuat manajemen IRRA optimistis, target pendapatan dan laba bersih di 2021 yang dipatok bertumbuh 80% hingga 100% akan tergapai. 

Kinerja positif masih akan berlanjut tahun depan. Namun IRRA masih merahasiakan target-target untuk tahun depan. Yang jelas, IRRA sudah menyelesaikan ekspansi anorganik, yakni melakukan akuisisi Oneject. Sehingga, tahun depan Oneject akan menjadi sumber pertumbuhan kinerja baru bagi IRRA.

Oneject akan menjadi pusat produksi alat kesehatan yang memiliki pangsa pasar domestik dan ekspor. Emiten yang bergerak di bidang peralatan medis berteknologi tinggi ini sudah menyelesaikan transaksi tahap pertama Oneject Indonesia dengan pembayaran di awal Rp 198,8 miliar. 

Saham IRRA naik 15% year to date (ytd) jadi Rp 1.840. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, saham IRRA uptrend jangka pendek.  "MACD dan stochastic berpeluang golden cross melanjutkan penguatan," jelas dia. Ia rekomendasi trading buy dengan stop loss di Rp 1.700, target Rp 2.100-Rp 2.200.

Baca Juga: Anak usaha Itama Ranoraya (IRRA) siapkan 100 juta-150 juta jarum suntik ADS

Bagikan

Berita Terbaru

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI
| Jumat, 28 November 2025 | 08:50 WIB

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI

Perkembangan ini menjadi hal positif apalagi industri telekomunikasi saat ini sudah menyebar ke banyak wilayah Tanah Air.

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%
| Jumat, 28 November 2025 | 08:40 WIB

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%

VOKS membidik proyek ketenagalistrikan baru, termasuk melalui lelang yang akan dilakukan PT PLN (Persero).

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru
| Jumat, 28 November 2025 | 08:30 WIB

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru

Tak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah berharap program diskon belanja ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026
| Jumat, 28 November 2025 | 08:10 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026

Pada tahun depan, Prodia jWidyahusada membidik posisi sebagai South East Asia (SEA) Referral Laboratory.

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun
| Jumat, 28 November 2025 | 08:01 WIB

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun

Rencana penerbitan global bond merupakan bagian dari strategi DOID untuk mempertahankan sumber pendanaan yang terdiversifikasi. 

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat
| Jumat, 28 November 2025 | 07:53 WIB

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat

Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) KLBF pada 2026 masih prospektif dengan ditopang segmen pharma (prescription) dan consumer health. 

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok
| Jumat, 28 November 2025 | 07:47 WIB

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok

Kinerja PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) loyo di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Lemahnya daya beli jadi salah satu pemicunya.

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI
| Jumat, 28 November 2025 | 07:36 WIB

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI

Penerapan demutualisasi dinilai tidak akan berdampak kepada investor. Justru, itu jadi sarana BEI untuk menerapkan good corporate governance. ​

Kinerja Saham Pelat Merah Belum Cerah
| Jumat, 28 November 2025 | 07:30 WIB

Kinerja Saham Pelat Merah Belum Cerah

Saham emiten BUMN cenderung stagnan, bahkan terkoreksi dalam 1-2 tahun terakhir. Alhasil, saham emiten BUMN tak lagi jadi penopang laju IHSG​.

Ditjen Bea dan Cukai Terancam Dibekukan
| Jumat, 28 November 2025 | 07:17 WIB

Ditjen Bea dan Cukai Terancam Dibekukan

 Nasib Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai terancam lantaran banyaknya persoalan yang terjadi di lembaga tersebut

INDEKS BERITA

Terpopuler