KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Standard & Poor's (S&P) mengerek peringkat kredit Indonesia akhir bulan lalu memberi berkah ke pasar obligasi negara. Tengok saja, lelang surat utang negara (SUN) yang digelar pemerintah laris manis.
Menurut catatan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, dalam lelang SUN kemarin, Selasa (18/6), jumlah penawaran yang masuk dari investor mencapai Rp 54,80 triliun. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari target indikatif yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 15 triliun, serta target maksimal Rp 30 triliun.
Penawaran yang masuk kali ini juga dua kali lipat lebih besar ketimbang penawaran yang masuk dalam lelang SUN sebelumnya. Pada lelang SUN 21 Mei lalu, sebelum S&P menaikkan rating utang Indonesia, penawaran yang masuk cuma Rp 26,20 triliun.
Lelang Surat Utang Negara (SUN) 18 Juni 2019 Laris Manis Diserbu Pembeli | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
SPN03190919 | SPN12200619 | FR077 | FR0078 | FR0068 | FR0079 | FR0076 | |
Jumlah penawaran yang masuk | Rp 2,95 triliun | Rp 6,31 triliun | Rp 19,81 triliun | Rp 13,36 triliun | Rp 7,36 triliun | Rp 3,29 triliun | Rp 1,71 triliun |
Jumlah nominal dimenangkan | Rp 1,5 triliun | Rp 1,10 triliun | Rp 5 triliun | Rp 7,9 triliun | Rp 4,9 triliun | Rp 2,6 triliun | Rp 1 triliun |
Yield tertinggi yang masuk | 5,99% | 6,25% | 7,30% | 7,77% | 8,15% | 8,30% | 8,60% |
Yield terendah yang masuk | 5,78% | 5,90% | 7,08% | 7,60% | 7,94% | 8,10% | 8,39% |
Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan |
5,83% | 5,90% | 7,09% | 7,64% | 7,98% | 8,14% | 8,44% |
Yield tertinggi dimenangkan | 5,87% | 5,90% | 7,10% | 7,66% | 8,02% | 8,18% | 8,47% |
Tingkat kupon | Diskonto | Diskonto | 8,12% | 8,25% | 8,37% | 8,37% | 7,37% |
Jatuh Tempo | 19-Sep-19 | 19 Juni 2020 | 15 Mei 2024 | 15 Mei 2029 | 15-Mar-34 | 15-Apr-39 | 15 Mei 2048 |
Selain faktor kenaikan peringkat utang, sentimen global yang cenderung positif bagi pasar modal dalam negeri juga memperkuat minat investor. Salah satunya, kemungkinan The Fed menurunkan Fed fund rate tahun ini. "Hal tersebut akhirnya memberi stimulus minat investor untuk masuk SUN," tutur Rio Ariansyah, Senior VP & Head of Investment Recapital Asset Management, kemarin.
Sentimen positif yang menaungi pasar obligasi dalam negeri tersebut juga mulai membuat biaya dana (cost of fund) penerbitan surat utang merosot. Dalam lelang kemarin, pemerintah bisa mematok yield lebih rendah dibandingkan lelang sebelumnya.
Ambil contoh pada lelang SUN seri FR0078. Dalam lelang di 21 Mei lalu, yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan pemerintah dari surat utang acuan bertenor 10 tahun ini sebesar 8,07%. Dalam lelang kemarin, yield rata-rata yang dimenangkan 7,64%.
Rating Naik, Bunga Utang Turun* | ||
---|---|---|
Hasil Lelang 21 Mei 2019 |
Hasil Lelang 18 Juni 2019 |
|
Yield tertinggi yang masuk | 8,23% | 7,77% |
Yield terendah yang masuk | 8,07% | 7,60% |
Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan | 8,09% | 7,64% |
Yield tertinggi dimenangkan | 8,10% | 7,66% |
*Perbandingan yield SUN FR0078 seri acuan 10 tahun Sumber: DJPPR dan Riset KONTAN |
Besaran yield yang diminta investor juga merosot. Pada lelang sebelum peringkat kredit S&P Indonesia naik jadi BBB, investor masih meminta yield antara 8,07%–8,23%. Kemarin, investor cuma meminta yield 7,60%–7,77%. "Ini karena fundamental lokal yang bagus," tegas Rio.
Kepala Riset Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menilai pandangan investor terhadap pasar obligasi Indonesia memang masih positif. Investor asing bahkan tidak menunjukkan posisi jual signifikan di obligasi.
Penurunan yield pun tidak lantas membuat pasar obligasi Indonesia tidak atraktif. "Karena jika dibandingkan negara emerging market lainnya, Indonesia masih menawarkan yield yang cukup atraktif," kata Handy.
Hasil rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) dan Bank Indonesia pekan ini akan menentukan arah pasar obligasi ke depan. Pelaku pasar saat ini menanti penurunan suku bunga.
Rio menyebutkan, penurunan suku bunga akan memberi dampak positif pada pasar obligasi. "Suku bunga turun, yield SUN juga akan turun," cetus dia.
Dana investor juga masih akan terus mengalir ke pasar obligasi. Meski yield cenderung turun, obligasi Indonesia tetap menarik karena fundamental positif.
Handy memprediksi peringkat utang Indonesia akan terus membaik. "Kami memprediksi Indonesia akan bisa mendapat upgrade rating di 2020 ke level BBB+," kata dia. Ini dengan asumsi bank sentral melonggarkan moneter.
Sekadar informasi, yield surat utang acuan Indonesia tenor 10 tahun juga terus turun. Kemarin, yield SUN tenor 10 tahun ada di 7,61%.