Ratusan Triliun Dana Keluar dari Aset Berisiko

Selasa, 15 April 2025 | 04:00 WIB
Ratusan Triliun Dana Keluar dari Aset Berisiko
[ILUSTRASI. Presiden Prabowo Subianto berbincang dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Investasi yang juga CEO Danantara, Rosan Roeslani dalam Sarasehan Ekonomi di Jakarta, Selasa (8/4). ]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Orang-orang kaya di Indonesia santer dikabarkan memindahkan dana. Ada kekhawatiran terhadap disiplin fiskal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan stabilitas ekonomi nasional, serta kekhawatiran efek perang tarif.

Kekhawatiran terhadap kondisi global dan dalam negeri ini juga terlihat dari posisi dana masyarakat. Menilik Statistik Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Februari 2025, ada penurunan kepemilikan efek rupiah milik investor lokal yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). 

Nilai efek rupiah yang tercatat di KSEI di Februari sebesar Rp 4,42 kuadriliun, turun dari Rp 4,65 kuadriliun di Desember 2024 (lihat tabel). Realisasi di Februari juga tercatat turun 5,42% secara bulanan dan menyusut 4,57% secara tahunan. Ini merupakan penurunan pertama secara bulanan dalam beberapa bulan terakhir. 

Dana keluar terutama pada aset dengan risiko tinggi seperti saham. Pada Desember 2024, aset saham investor lokal yang tercatat di KSEI masih Rp 3,68 kuadriliun, tapi di Februari 2025 cuma tersisa Rp 3,44 kuadriliun.

Baca Juga: Kredit Investasi Perbankan Masih Tumbuh Dua Digit

Transaksi di kripto juga menyusut. Di Februari nilainya hanya Rp 32,7 triliun, susut dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp 44,07 triliun. 

Pada saat yang sama, dana pihak ketiga (DPK) perbankan mengalami tren kenaikan laju pertumbuhan. Per Februari 2025, DPK tumbuh 5,76% secara tahunan, menurut data OJK.  Buat perbandingan, per Desember 2024, pertumbuhan DPK sebesar 4,48%.

Bahkan, simpanan nominal di atas Rp 5 miliar di bank, yang menjadi cerminan nasabah tajir dan korporasi, juga meningkat menurut data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Per Februari, simpanan di tier dana jumbo ini tumbuh 7,5% secara tahunan, meningkat dari bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 5,8% dan dari Desember yang naik 4%. 

Arus dana masuk

General Manager Divisi Wealth Management BNI Henny Eugenia menyebut, minat investasi nasabah sebenarnya masih tinggi, kendati ada ketidakpastian. Nilai tabungan segmen Emerald naik 16% secara tahunan dan aset kelolaan investasi tumbuh 18% secara tahunan per Maret 2025. 

“Tren satu tahun terakhir investasi nasabah masih dominan ke obligasi, baik dari nasabah Emerald maupun ritel. Reksadana saham lebih diminati oleh nasabah dengan profil agresif,” ujar Henny, Senin (14/4).

Consumer Funding & Wealth Business Head Bank Danamon Ivan Adrian Jaya mengatakan, belum ada indikasi kuat pemindahan dana nasabah kaya di bank ini ke luar negeri. DPK Danamon masih tumbuh 2-4% secara kuartalan hingga Maret 2025. 

Baca Juga: Ditopang Transaksi Digital, Fee Based Income Perbankan Besar Terus Bertumbuh

Dana kelolaan wealth management juga naik 10%, didominasi produk obligasi. "Meski reksadana mengalami perlambatan, arus dana masuk tetap ada," ujar Ivan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menilai kencangnya volatilitas pasar merupakan peluang bagi bank untuk memperoleh DPK lebih tinggi.  “Dalam konteks seperti sekarang, saya kira menyimpan uang di bank merupakan salah satu opsi,” ujar Dian.

Senior Vice President LPPI Trioksa Siahaan mengingatkan potensi pemindahan dana tetap ada, meski saat ini hanya berupa realokasi aset. Ini bisa terjadi lewat reksadana global, perusahaan luar negeri, family office atau transfer pricing, tergantung preferensi masing-masing nasabah. 

Selanjutnya: Kredit Investasi Perbankan Masih Tumbuh Dua Digit

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Mempersiapkan Investasi untuk Masa Pensiun
| Senin, 21 April 2025 | 11:23 WIB

Mempersiapkan Investasi untuk Masa Pensiun

Setiap pekerja dengan penghasilan yang menyadari pentingnya persiapan pensiun dapat menjadi peserta DPLK.

TDPM Dalam Proses Pailit, 3 Manajer Investasi Punya Tagihan Rp 1,18 Triliun
| Senin, 21 April 2025 | 10:48 WIB

TDPM Dalam Proses Pailit, 3 Manajer Investasi Punya Tagihan Rp 1,18 Triliun

Berdasarkan dokumen perjanjian perdamaian, total pokok tagihan para kreditur TDPM mencapai Rp 1,45 triliun.

Profit 35,78% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kembali Naik (21 April 2025)
| Senin, 21 April 2025 | 08:41 WIB

Profit 35,78% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kembali Naik (21 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (21 April 2025) 1 gram Rp 1.980.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,78% jika menjual hari ini.

Mayoritas Indeks Saham ASEAN Menghijau di 14-17 April 2025, IHSG Hanya di Bawah STI
| Senin, 21 April 2025 | 07:20 WIB

Mayoritas Indeks Saham ASEAN Menghijau di 14-17 April 2025, IHSG Hanya di Bawah STI

Pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlangsung di saat investor asing masih rajin melakukan aksi jual.

Izin Belum Juga Diterbitkan, Pembangunan Stasiun LNG CGAS Baru Rampung Desember 2026
| Senin, 21 April 2025 | 07:10 WIB

Izin Belum Juga Diterbitkan, Pembangunan Stasiun LNG CGAS Baru Rampung Desember 2026

Dana hasil initial public offering (IPO) PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) masih tersisa sebanyak Rp 100,55 miliar.

Sentimen Negosiasi Dengan AS Membayangi Gerak IHSG Hari Ini, Senin (21/4)
| Senin, 21 April 2025 | 07:06 WIB

Sentimen Negosiasi Dengan AS Membayangi Gerak IHSG Hari Ini, Senin (21/4)

Harga minyak mentah juga melanjutkan tren penguatan, setelah AS menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran.

Atur Uang Makin Mudah Lewat Aplikasi
| Senin, 21 April 2025 | 07:01 WIB

Atur Uang Makin Mudah Lewat Aplikasi

Populasi usia muda melek digital memberi prospek cerah terhadap platform digital pengelola keuangan.

Nilai Tukar Rupiah Menanti Perkembangan Tarif Trump
| Senin, 21 April 2025 | 07:00 WIB

Nilai Tukar Rupiah Menanti Perkembangan Tarif Trump

Rupiah di pasar spot turun tipis 0,26% per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (18/4) ke Rp 16.877 per dolar AS secara harian.

Di Tengah Ketidakpastian, Sukuk Ritel Seri 22 Siap Meluncur
| Senin, 21 April 2025 | 06:57 WIB

Di Tengah Ketidakpastian, Sukuk Ritel Seri 22 Siap Meluncur

Prospek imbal hasil SR022 yang akan ditawarkan bergantung pada kondisi yield di pasar dan tenor yang ditawarkan. 

Net Sell Rp 13,9 T Membayangi IHSG di Awal Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Senin, 21 April 2025 | 06:57 WIB

Net Sell Rp 13,9 T Membayangi IHSG di Awal Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pada Kamis (17/4) net sell tercatat Rp 679,86 miliar. Total net sell selama lima hari terakhir mencapai Rp 13,9 triliun.

INDEKS BERITA

Terpopuler