Realisasi Penerimaan Bea Keluar Diprediksi Cuma Separuh dari Target APBN

Selasa, 25 Juni 2019 | 05:30 WIB
Realisasi Penerimaan Bea Keluar Diprediksi Cuma Separuh dari Target APBN
[]
Reporter: Grace Olivia | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja ekspor yang lesu berimbas ke penerimaan pabean. Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemkeu) memperkirakan, penerimaan bea keluar akhir tahun nanti bakal meleset dari target di anggaran.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai Kemkeu Heru Pambudi menjelaskan, dalam menyusun APBN 2019, pihakya mengasumsikan tidak ada perubahan kebijakan ekspor. Sayangnya, dalam pelaksanaan tahun ini ternyata ada perubahan pada kegiatan bisnis.

Perubahan kegiatan bisnis tersebut, terjadi pada PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Kedua perusahaan ini merupakan penyokong terbesar penerimaan bea keluar.

PT Freeport, lanjut Heru, menurunkan target ekspor pertambangan seiring dengan terjadinya pengalihan aktivitas tambang dari atas permukaan (upperground) menjadi ke bawah tanah (underground). Sebab itu, upaya memenuhi target penerimaan bea keluar akan sangat berat

"Butuh waktu penyesuaian sehingga jumlah ekspor tidak bisa menyamai sebelumnya. Newmont (Amman) juga sama, meski penurunan ekspornya tidak sebesar Freeport,'" kata Heru saat rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR, Senin (24/6).

Dampak pergeseran kegiatan bisnis tersebut tercermin pada realisasi penerimaan bea keluar hingga Mei lalu hanya sebesar Rp 1,5 triliun, atau turun 46,3% year on year (yoy). Sementara itu, target penerimaan bea keluar sepanjang tahun ini mencapai Rp 4,42 triliun.

Heru enggan menyebutkan berapa proyeksi penerimaan bea keluar hingga akhir tahun. Namun, dari hitungan kasar Heru, penerimaan bea keluar hanya mampu mencapai separuh dari target APBN 2019.

Selain bea keluar, realisasi penerimaan bea masuk hingga akhir Mei 2019 lalu juga mengalami penurunan. Hingga akhir Mei lalu, realisasi penerimaan bea masuk tercatat sebesar Rp 14,97 triliun atau turun 3,34% yoy. Menurut Heru, penurunan ini sejalan dengan penurunan nilai impor hingga akibat perang dagang.

Meskipun demikian, pemerintah terus berupaya keras untuk memenuhi target penerimaan pabean maupun cukai. "Terutama dalam cukai, kami usahakan terus menggiring yang selama ini belum ilegal menjadi legal karena di situlah ruang kami," tambah dia.

Ia juga berharap, regulasi terkait pengenaan cukai pada kantong plastik segera terwujud. Selain sebagai jawaban atas keresahan masyarakat terhadap bahaya limbah plastik, pengenaan cukai plastik juga bisa menambal penerimaan tahun ini.

Sebelumnya, Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, penurunan penerimaan kepabeanan terkait dengan tekanan pada ekspor dan impor. "Ini ada konsekuensinya terhadap produksi," imbuh dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Mengembangkan FWA, WIFI Menggandeng Huawei
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 07:04 WIB

Mengembangkan FWA, WIFI Menggandeng Huawei

WIFI dan Huawei akan mengembangkan ekosistem end to end, mencakup core network, radio, serta customer premises equipment (CPE) 

Chandra Asri Pacific (TPIA) Mencaplok SPBU ExxonMobil di Singapura
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 06:43 WIB

Chandra Asri Pacific (TPIA) Mencaplok SPBU ExxonMobil di Singapura

Ekspansi TPIA ke ekosistem bahan bakar ritel di Singapura jadi langkah strategis membangun platform terintegrasi untuk pertumbuhan regional.

Grand Indonesia Memanen Cahaya di Tengah Kota
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 05:30 WIB

Grand Indonesia Memanen Cahaya di Tengah Kota

Ratusan papan panel surya terpampang di atap Grand Indonesia. Panel surya yang menghasilkan setrum itu akan memangkas em

Melaba dari Lensa Fotografer Olahraga
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 05:15 WIB

Melaba dari Lensa Fotografer Olahraga

Gaya hidup sehat lewat berolahraga kini menjadi tren di masyarakat. Aktivitas ini menjadi ladang cuan fotografer. 

Solusi Berkelanjutan
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 05:05 WIB

Solusi Berkelanjutan

Total nilai stimulus untuk tiga bulan terakhir 2025 ini mencapai Rp 46,2 triliun. Apakah kebijakan ini yang benar-benar taktis dan strategis?

Terlilit Gagal Bayar, Danasyariah Sempat Gandeng BPR Syariah Milik Eks Direktur OJK
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 10:07 WIB

Terlilit Gagal Bayar, Danasyariah Sempat Gandeng BPR Syariah Milik Eks Direktur OJK

Kelangsungan usaha perusahaan peer to peer lending (P2P lending) PT Dana Syariah Indonesia (Danasyariah) dipertanyakan.

CEO Finetiks Cameron Goh Bagikan Tips Investasi: Diversifikasi dan Mengelola Risiko
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 08:42 WIB

CEO Finetiks Cameron Goh Bagikan Tips Investasi: Diversifikasi dan Mengelola Risiko

Cameron Goh, CEO & Founder Finetiks menilai,  dalam berinvestasi, investor perlu memahami pengelolaan risiko

FUTR Siapkan Ekspansi Usai Bertransformasi ke Bisnis Energi Hijau
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 08:37 WIB

FUTR Siapkan Ekspansi Usai Bertransformasi ke Bisnis Energi Hijau

Mengupas rencana bisnis PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) usai beralih bisnis ke sektor energi hijau

BI Bakal Merilis Instrumen Baru Lengkapi SRBI
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 07:32 WIB

BI Bakal Merilis Instrumen Baru Lengkapi SRBI

Surat berharga ini, akan mendampingi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang selama ini juga diterbitkan BI

Target Perbaikan Coretax Rampung di Awal Tahun
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 07:20 WIB

Target Perbaikan Coretax Rampung di Awal Tahun

Ditjen Pajak memperkirakan pelaporan SPT Tahunan perdana melalui Coretax bakal menurun              

INDEKS BERITA