Redenominasi Rupiah dan Ujian Kepercayaan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada 1993 silam, pecahan lima puluh ribu rupiah untuk pertama kali muncul. Berbahan polymer, ia menjadi pecahan tertinggi rupiah, dari sejak Indonesia berdiri hingga saat itu. Di lembarannya tersemat wajah Soeharto yang tersenyum dengan tenang dan pasti, seolah optimis menatap masa depan yang sudah ia bentuk. Wajah sang Bapak Pembangunan seolah melambangkan kestabilan. Ekonomi tumbuh, harga terkendali dan hukum tampak mengikuti arah pembangunan.
Lima tahun berselang, krisis 1998 mengubah senyum itu menjadi simbol dari sesuatu yang lain: korupsi, kolusi dan nepotisme. Wajah yang dulu heroik itu, justru diasosiasikan dengan penyalahgunaan kekuasaan. Kini, hampir tiga dekade setelahnya, wajah yang sama muncul kembali, tapi bukan di uang kertas, bukan pula di pantat truk dengan pertanyaan "piye kabare?", tapi di ruang Istana Negara, sebagai penerima gelar pahlawan.
