Rekening Reksadana 13 Manajer Investasi Terkait Jiwasraya Diblokir

Senin, 29 Juni 2020 | 06:17 WIB
Rekening Reksadana 13 Manajer Investasi Terkait Jiwasraya Diblokir
[ILUSTRASI. ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/15/01/2019.]
Reporter: Ferrika Sari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kejaksaan Agung (Kejagung) masih terus mendalami peranan 13 manajer investasi yang baru saja ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya. Jaksa Agung sudah memblokir rekening reksadana 13 manajer investasi tersebut.

Pemblokiran ini, termasuk yang dilakukan kepada 800 rekening efek lain pada Februari 2020 lalu yang berasal dari total 137 perusahaan. Kasubit Media Massa dan Kehumasan Kejaksaan Agung, Isnaeni mengatakan, pemblokiran rekening reksadana 13 MI akan terus dilakukan sampai perkara Jiwasraya ini selesai.

Baca Juga: IHSG di Semester Kedua Masih Sulit Melesat Akibat Virus Corona

Jika rekening itu terkait kasus Jiwasraya, maka kejaksaan akan merampas sebagai bagian pengembalian kerugian negara. Jika tidak, akan dikembalikan ke perusahaan.

Namun ia bilang, bisnis 13 manajer investasi itu tetap berjalan. "Iya diblokir, tapi hanya reksadana yang terkait Jiwasraya. Di luar itu tidak. Sehingga 13 korporasi itu masih bisa menjalankan aktivitasnya," katanya Ahad (28/6) kemarin.

Isnaeni menyebut, ada satu manajer yang banyak kelola reksadana milik Jiwasraya dari produk JS Saving Plan. Namun, ia tidak mengungkapkan siapa manajer investasi tersebut.

Baca Juga: Ini sejumlah sentimen yang bakal mewarnai pergerakan IHSG di semester kedua 2020

Beberapa hari lalu, kejaksaan telah menetapkan 13 manajer investasi sebagai tersangka dalam Jiwasraya. Mereka diduga rugikan negara Rp 12,15 triliun karena sudah menggoreng atau menaikkan harga saham-saham di reksadana tersebut secara tidak wajar.

Para manajer investasi ini membuat produk reksadana khusus untuk Asuransi Jiwasraya. Nah, dalam kesepakatannya adalah underlying dalam reksadana tersebut selalu diatur oleh para terdakwa. Seperti Joko Hartono Tirto, yang diduga juga melibatkan Heru Hidayat dan Benny Tjokrosaputro.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Hari Setiyono menjelaskan, harga portofolio saham-saham dalam reksadana yang dikelola manajer investasi tersebut sudah digoreng atau dinaikkan secara signifikan.

Para manajer investasi yang ditetapkan tersangka, yakni PT Pan Arcadia Capital, PT OSO Manajemen Investasi, PT Pinnacle Persada Investama (PPI), PT Millenium Capital Management dan PT Prospera Asset Management.

Baca Juga: Ini penjelasan Kejaksaan Agung terkait kabar penangkapan Djoko Tjandra

Selanjutnya, PT MNC Asset Management, PT Maybank Asset Management, PT GAP Capital, PT Jasa Capital Asset Management, PT Pool Advista Asset Management, PT Corfina Capital, PT Treasure Fund Investama Indonesia dan PT Sinarmas Asset Management.

Para manajer investasi tersebut tentu saja membantah keterlibatan mereka dalam kasus ini. Misalnya PT MNC Asset Management salah satu dari 13 manajer investasi angkat bicara. "Secara data internal tidak ada pelanggaran hukum yang kami lakukan," kata MNC Asset Management dalam rilis.

Ada juga Sinarmas Asset Management yang memberikan pernyataan terkait penetapan tersangka ini. "Kami selalu kooperatif dan patuh mengikuti proses hukum," kata Direktur Utama Sinar Mas Asset Management, Alex Setyawan.

Bagikan

Berita Terbaru

Kompromi Regulasi
| Selasa, 04 Maret 2025 | 03:15 WIB

Kompromi Regulasi

Tak sedikit politisi, pengusaha, dan konglomerat pendukung pemerintah memiliki tentakel bisnis batubara.

Anggaran THR ASN Tahun Ini Bakal Lebih Gede Dari Tahun Lalu
| Selasa, 04 Maret 2025 | 03:10 WIB

Anggaran THR ASN Tahun Ini Bakal Lebih Gede Dari Tahun Lalu

Alokasi tahun ini Rp 50 triliun mengalami peningkatan dibandingkan dengan alokasi THR ASN yang dicairkan pada 2024, mencapai Rp 48,7 triliun. 

Penjualan Meningkat, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Mengkilat Sepanjang 2024
| Selasa, 04 Maret 2025 | 03:05 WIB

Penjualan Meningkat, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Mengkilat Sepanjang 2024

Solidnya pertumbuhan penjualan dan pengendalian biaya operasional, jadi kunci pertumbuhan laba PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) di 2024. 

Deflasi Bayangi Momen Ramadan dan Lebaran
| Selasa, 04 Maret 2025 | 03:05 WIB

Deflasi Bayangi Momen Ramadan dan Lebaran

BPS menyebut, deflasi kali ini tidak berasal dari penurunan daya beli tapi karena diskon tarif listrik 50%.

Otoritas Bursa Gelar Relaksasi Agar Pasar Saham Lebih Bertaji
| Selasa, 04 Maret 2025 | 03:00 WIB

Otoritas Bursa Gelar Relaksasi Agar Pasar Saham Lebih Bertaji

OJK menunda penerapan short selling dan mengkaji kebijakan buyback tanpa rapat umum pemegang saham (RUPS).

Pendapatan Bunga Bank Mulai Tertekan
| Selasa, 04 Maret 2025 | 02:50 WIB

Pendapatan Bunga Bank Mulai Tertekan

Kinerja perbankan di awal tahun ini tak hanya terbeban oleh biaya kredit atau beban provisi yang masih meningkat.​

Harga Komoditas Naik, Laba Emiten CPO Grup Salim Membaik Pada 2024
| Selasa, 04 Maret 2025 | 02:45 WIB

Harga Komoditas Naik, Laba Emiten CPO Grup Salim Membaik Pada 2024

Kinerja emiten kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) Grup Salim pada tahun 2025 masih akan ditopang harga komoditas​.

Tantangan BPD Memacu Kredit Semakin Sulit
| Selasa, 04 Maret 2025 | 02:45 WIB

Tantangan BPD Memacu Kredit Semakin Sulit

Berdasarkan data OJK, kredit BPD per Desember 2024 tercatat Rp 658,59 triliun, tumbuh 6,49% secara tahunan.​

Hati-Hati, Level Bottom Saham Bank Sulit Diprediksi
| Selasa, 04 Maret 2025 | 02:45 WIB

Hati-Hati, Level Bottom Saham Bank Sulit Diprediksi

Harga bank big caps kompak menguat kencang di awal pekan ini setelah mengalami penurunan tajam dalam beberapa waktu terakhir​

IHSG Berpotensi Melanjutkan Penguatan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 04 Maret 2025 | 02:30 WIB

IHSG Berpotensi Melanjutkan Penguatan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Di tengah peluang penguatan terbatas IHSG, sejumlah analis menyarankan investor untuk mencermati beberapa saham emiten untuk trading hari ini.

INDEKS BERITA

Terpopuler