Reksadana Offshore Memikat Saat Dollar AS Menguat

Selasa, 19 Juli 2022 | 04:45 WIB
Reksadana Offshore Memikat Saat Dollar AS Menguat
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) menjadi incaran pelaku pasar karena berstatus safe haven yang likuid. Reksadana offshore berdenominasi dollar AS pun jadi menarik. 

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi menerangkan, reksadana offshore memang kena imbas postif dari kenaikan indeks dollar. Namun kinerja reksadana offshore secara year to date masih kalah dibandingkan reksadana lokal. 

Kinerja reksadana offshore juga masih tertekan inflasi akibat kenaikan harga komoditas di berbagai negara. Ini menekan kinerja saham global. "Namun, selama The Fed agresif menaikkan suku bunga, maka dollar AS akan terus menguat. Jelas ini akan lebih menarik untuk reksadana offshore secara jangka menengah," imbuh Reza.

Baca Juga: Pasar Keuangan Masih Fluktuatif, Investor Disarankan Wait and See

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana sepakat menyebut, potensi resesi ekonomi AS harus diwaspadai karena akan menjadi sentimen negatif, terutama pada kinerja emiten AS. Alhasil, reksadana offshore berbasis saham berpotensi tertekan akibat hal tersebut.

Wawan justru menilai reksadana dollar AS yang berbasis obligasi lebih menarik. Pasalnya, yield US Treasury masih cenderung bullish. 

Pasar reksadana offshore juga cenderung terbatas, yakni investor institusi maupun investor high net worth. Salah satu penyebabnya adalah minimal investasi pada produk reksadana offshore sebesar US$ 10.000. "Jika mempunyai dana dan punya jangka waktu investasi tiga tahun, reksadana dollar AS berbasis obligasi bisa dilirik," saran Wawan. 

Reza berpendapat untuk berinvestasi di reksadana offshore perlu memperhatikan cara pengelolaan manajer investasinya, hingga sektor saham yang dipilih. Dia juga menyarankan investor memperhatikan momentum masuk. Ini karena sifatnya yang global, maka akan lebih diuntungkan jika kondisi dolar menguat seperti saat ini. 

"Dengan kondisi saat ini, pemilihan saham defensif, seperti komoditas, perbankan dan industri menjadi opsi yang tepat untuk reksadana offshore," kata Reza.

Baca Juga: Ini Risiko yang Memaksa IMF Kembali Menurunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global

Bagikan

Berita Terbaru

Bank Masih Sulit Pangkas Bunga KPR
| Sabtu, 16 November 2024 | 11:31 WIB

Bank Masih Sulit Pangkas Bunga KPR

Rata-rata bunga floating KPR bank besar masih tinggi kendati Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan

Beban Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat
| Sabtu, 16 November 2024 | 08:58 WIB

Beban Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat

Kenaikan imbal hasil US Treasury berisiko membuat biaya utang pemerintah saat ini maupun ke depan menjadi lebih mahal

Surplus Neraca Dagang Tidak Berefek ke Rupiah
| Sabtu, 16 November 2024 | 08:52 WIB

Surplus Neraca Dagang Tidak Berefek ke Rupiah

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus 54 bulan berturut-turut

Gagal Berkarier di Militer, Karier Kerry di Industri Otomotif Moncer
| Sabtu, 16 November 2024 | 07:35 WIB

Gagal Berkarier di Militer, Karier Kerry di Industri Otomotif Moncer

Perjalanan karier Kariyanto Hardjosoemarto hingga menjadi Direktur di PT Inchcape Indomobil Distribution Indonesia

Jelang Liburan, WEHA Banjir Pesanan
| Sabtu, 16 November 2024 | 07:30 WIB

Jelang Liburan, WEHA Banjir Pesanan

Pemesanan sewa bus WEHA untuk periode November hingga Desember mendatang sudah penuh, baik bus kapasitas 47-59 maupun 31-35 seat.

Data Center Topang Penjualan Lahan Industri
| Sabtu, 16 November 2024 | 07:11 WIB

Data Center Topang Penjualan Lahan Industri

Sektor yang banyak menyerap pasokan lahan industri tahun ini masih didominasi sektor data center dan otomotif.

Bos Baru Garuda Indonesia (GIAA) Lulusan Taruna Nusantara, Begini Targetnya
| Sabtu, 16 November 2024 | 06:21 WIB

Bos Baru Garuda Indonesia (GIAA) Lulusan Taruna Nusantara, Begini Targetnya

Wamildan siap melakukan aksi beres-beres di Garuda Indonesia. Ada tiga stragegi lulusan SMA Taruna Nusantara itu. 

Sepekan, Indeks Menjebol Level 7.100, Net Sell Asing Menyentuh Rp 6,34 Triliun
| Sabtu, 16 November 2024 | 06:15 WIB

Sepekan, Indeks Menjebol Level 7.100, Net Sell Asing Menyentuh Rp 6,34 Triliun

Pada Desember 2024 mendatang diprediksi tidak ada pemangkasan bunga The Fed. Ini memicu imbal hasil US Treasury 10 tahun dan indeks dolar menguat.

Upaya Menggenjot Kinerja, Telkom Indonesia (TLKM) Memperluas Investasi
| Sabtu, 16 November 2024 | 06:10 WIB

Upaya Menggenjot Kinerja, Telkom Indonesia (TLKM) Memperluas Investasi

Secara musiman, kinerja TLKM di kuartal IV biasanya lebih bagus. Terutama di segmen seluler, aktivitas tinggi. 

Aliran Dana ke Bitcoin Makin Deras
| Sabtu, 16 November 2024 | 05:50 WIB

Aliran Dana ke Bitcoin Makin Deras

Menakar peluang dan ancaman saat gelombang kenaikan harga aset kripto yang terangkat terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS.

INDEKS BERITA

Terpopuler