Risiko Meningkat, Emiten Multifinance Kerek Pencadangan

Selasa, 26 Februari 2019 | 08:38 WIB
Risiko Meningkat, Emiten Multifinance Kerek Pencadangan
[]
Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak tiga emiten pembiayaan sudah merilis laporan keuangan untuk tahun 2018. Ketiga multifinance yang terbilang berskala besar itu adalah PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) dan PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN).

Yang menarik dari ketiga perusahaan itu adalah adanya kenaikan pencadangan terutama pencadangan pembiayaan konsumer dan pembiayaan sewa. Adira misal mencatat kenaikan pencadangan pembiayaan konsumen 42% menjadi Rp 1,1 triliun.

Kemudian, Clipan Finance mencatat kenaikan pencadangan pembiayaan sewa dan konsumen masing masing 60% dan 8,7%. Sedang BFI mencatat kenaikan pencadangan pembiayaan konsumen 93%.

Nah, jika dilihat kenaikan pencadangan yang dilakukan oleh tiga multifinance pada 2018 ini berujung ke penurunan angka rasio pembiayaan bermasalah (NPF) sebesar 25 basis poin menjadi 2,7%.

Bambang W. Budiawan Kepala Pengawasan IKNB Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan kenaikan rasio pencadangan multifinance ini untuk mengantisipasi risiko pembiayaan. "Dari sudut pandang regulator, ini mencerminkan prinsip kehati-hatian yang memadai," kata Bambang.

Bencana alam

Suwandi Wiratno Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengatakan NPF dan laba multifinance pada 2018 secara industri membaik. "Kalau cadangan naik, laba seharusnya naik," kata Suwandi.

Djaja Suryanto Sutandar, Direktur Utama WOM Finance mengakui pencadangan pada 2018 lalu mengalami kenaikan. Dari laporan keuangan pencadangan pembiayaan naik ke 474,28 miliar di 2018 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 325,76 miliar. "Faktor yang mempengaruhi adalah kenaikan NPF," kata Djaja.

Untuk mengantisipasi risiko pembiayaan, WOM Finance akan lebih selektif menyalurkan pembiayaan. Selain itu, perusahaan akan melakukan penagihan lebih ketat.

Pencadangan pembiayaan yang naik ternyata juga disebabkan bencana alam di tahun lalu. Roni Haslim, Presiden Direktur BCA Finance mencatat pencadangan pada 2018 lalu naik 38% menjadi Rp 142,7 miliar. "Pencadangan 2018 naik karena gempa Palu dan Lombok," kata Roni.

Harjanto Tjitohardjojo Direktur MTF mengamini. Ia menuturkan, MTF mencatat kenaikan pencadangan Rp 30 miliar tahun lalu karena bencana alam di Palu, Lombok dan Banten. Tahun ini, MTF mengalokasikan pencadangan seperti 2018, jadi efeknya tidak terlalu besar ke laba.

Bagikan

Berita Terbaru

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:15 WIB

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun

Insentif yang dimaksud, antara lain berupa insentif kawasan berikat, penanaman modal, serta kebutuhan pertahanan dan keamanan.

Belanja Masyarakat Bisa Tertahan Tarif PPN 12%
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:04 WIB

Belanja Masyarakat Bisa Tertahan Tarif PPN 12%

Data terbaru Mandiri Spending Index mengindikasikan belanja masyarakat hingga 8 Desember 2024 terkerek momentum Nataru

INDEKS BERITA

Terpopuler