Saat Harga Saham Rebound, Pengendali Emiten Properti Ini Jual Puluhan Juta Saham

Jumat, 12 Juni 2020 | 09:23 WIB
Saat Harga Saham Rebound, Pengendali Emiten Properti Ini Jual Puluhan Juta Saham
[ILUSTRASI. Layar informasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (4/6). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat harga saham rebound usai terkoreksi dalam jangka waktu lama, sebagian investor kerap memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menjual saham yang dimilikinya.

Transaksi jual saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) memanfaatkan momentum rebound semacam itu juga kerap dilakukan investor kelas kakap, termasuk yang berstatus pemegang saham pengendali. 

Salah satunya pemegang saham pengendali emiten properti PT Menteng Heritage Realty Tbk (HRME).

Pada Selasa, 9 Juni 2020 harga saham HRME naik ada di Rp 154 per saham, naik 18,46% dari posisi hari sebelumnya.

Bahkan, jika dihitung dari harga penutupan perdagangan saham di BEI pada Jumat, 5 Juni 2020 di Rp 114, harga saham HRME sudah melejit 35,09%.

Oh ya, harga saham HRME pada Jumat pekan lalu itu merupakan rekor harga terendah HRME sejak melantai di BEI pada 12 April 2019.

Harga saham perdana emiten perhotelan tersebut saat initial public offering (IPO) adalah Rp 105 per saham.

Nah, merujuk data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 9 Juni 2020, kepemilikan PT Wijaya Wisesa Realty di HRME berkurang 33,5 juta lembar saham.

Baca Juga: Menteng Heritage Realty (HRME) masih mengkaji konsep new normal untuk hotel

Dus, porsi HRME milik PT Wijaya Wisesa Realty yang berstatus sebagai pemegang saham pengendali tersebut menyusut dari 80,56% menjadi 80%.

Catatan KSEI tersebut cocok dengan data transaksi harian saham HRME pada 9 Juni 2020.

Pada hari itu, berlangsung transaksi di pasar negosiasi sebanyak 33,5 juta saham.

Harga pelaksanaannya di Rp 175 per saham, sehingga total nilai transaksinya mencapai Rp 5,9 miliar.

Sinarmas Sekuritas yang juga penjamin pelaksana emisi efek IPO HRME, bertindak sebagai perantara penjual.

Sementara Bumiputera Sekuritas melakoni peran sebagai perantara bagi pihak pembeli, yang identitasnya sejauh ini tidak diketahui.

Laba digerus corona

Di sisi lain, harga saham HRME mulai berada dalam fase koreksi pada 19 Maret 2020, seiring pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Secara year to date (ytd) hingga 11 Juni 2020, harga saham HRME tergerus 746 rupiah per lembar, atau 84,77%.

Pada keterbukaan informasi 5 Juni 2020, manajemen PT Menteng Heritage Realty Tbk menyebut, operasional hotel The Hermitage yang berlokasi di Menteng, Jakarta Pusat, telah dihentikan sejak 14 April 2020 dan diperkirakan sampai dengan Juni 2020.

Hal itu seiring penerapan social distancing dan pemberlakuan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada 10 April 2020.

Baca Juga: Menteng Heritage Realty (HRME) Memacu Bisnis Kuliner

Secara keseluruhan, kontribusi pendapatan dari kegiatan operasional yang terhenti dan mengalami pembatasan operasional terhadap total pendapatan HRME tahun 2019 berkisar antara 51% - 75%.

Dus, total pendapatan HRME per 31 Maret 2020 diperkirakan turun kurang dari 25%.

Sedangkan laba bersih pada tiga bulan pertama tahun ini diproyeksikan turun antara 51% hingga 75%.

Bagikan

Berita Terbaru

Tak Cuma Gross Split, Aturan Lingkungan Juga Direvisi Demi Menarik Investasi Migas
| Jumat, 23 Mei 2025 | 11:02 WIB

Tak Cuma Gross Split, Aturan Lingkungan Juga Direvisi Demi Menarik Investasi Migas

Kementerian Lingkungan Hidup sedang dalam proses revisi beberapa aturan untuk bisa mempercepat perizinan.

Perkara Korupsi Digelar, Aset Sritex Bakal Jadi Rebutan
| Jumat, 23 Mei 2025 | 09:21 WIB

Perkara Korupsi Digelar, Aset Sritex Bakal Jadi Rebutan

Kapsupenkum Kejaksaan Agung menyatakan, negara harus mendapat prioritas atas pengembalian kerugian negara dari aset Sritex​.

Daya Beli Domestik Melemah, Pasar Ekspor bisa Jadi Kunci Kinerja MYOR di 2025
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:55 WIB

Daya Beli Domestik Melemah, Pasar Ekspor bisa Jadi Kunci Kinerja MYOR di 2025

PT Mayora Indah Tbk (MYOR) masih menduduki menjadi penguasa pasar produk biskuit dengan pangsa pasar 37% dan sereal dengan pangsa pasar 69%.​

Profit 30,41% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun (23 Mei 2025)
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:43 WIB

Profit 30,41% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun (23 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (23 Mei 2025) 1 gram Rp 1.910.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 30,41% jika menjual hari ini.

Target Pendapatan Negara Lebih Moderat
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:37 WIB

Target Pendapatan Negara Lebih Moderat

Rasio pendapatan negara terhadap PDB diperkirakan ada di kisaran 11,71%–12,22%, lebih rendah dibanding target APBN 2025 sebesar 12,36%.

Menakar Risiko Pelebaran Defisit Transaksi Berjalan
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:31 WIB

Menakar Risiko Pelebaran Defisit Transaksi Berjalan

Bank Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan atau CAD untuk kuartal I-2025 sebesar US$ 177 juta

Profil Utang SRIL dari Bank Swasta Lokal Hingga Asing, Terbesar Bank BCA
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:27 WIB

Profil Utang SRIL dari Bank Swasta Lokal Hingga Asing, Terbesar Bank BCA

Tim Penyidik pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM PIDSUS) telah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus kredit Sritex.

Sejumlah Saham Gocap Naik di Bulan Mei, Cermati Kinerja dan Volume Transaksinya
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:22 WIB

Sejumlah Saham Gocap Naik di Bulan Mei, Cermati Kinerja dan Volume Transaksinya

Investor perlu hati-hati lantaran lonjakan harga saham gocap tak selalu sejalan dengan perbaikan di sisi kinerja keuangan.

Membedah Profil Bisnis Chandra Daya Investasi (CDI), Anak Usaha TPIA yang Segera IPO
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:06 WIB

Membedah Profil Bisnis Chandra Daya Investasi (CDI), Anak Usaha TPIA yang Segera IPO

Laba tahun berjalan PT Chandra Daya Investasi (CDI) melambung 271,86% menjadi sebesar US$ 30,23 juta pada kuartal I-2025.

Bukan Rupiah yang Perkasa, Tapi Indeks Dolar AS yang Sedang Merana
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:05 WIB

Bukan Rupiah yang Perkasa, Tapi Indeks Dolar AS yang Sedang Merana

Penguatan rupiah ini masih didorong  pelemahan dolar AS.  “Pasar bersikap hati-hati. Jumat pagi (23/5), indeks dolar melemah 0,16% ke 99,69.

INDEKS BERITA

Terpopuler