Saham dengan Kapitalisasi Pasar Kecil Menjanjikan Keuntungan Besar

Kamis, 09 Mei 2019 | 07:21 WIB
Saham dengan Kapitalisasi Pasar Kecil Menjanjikan Keuntungan Besar
[]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham kecil patut dilirik di tahun ini. Indeks yang mewadahi saham-saham kecil menengah dengan likuiditas tinggi, IDX Small Cap Liquid (SMC Liquid), menunjukkan pertumbuhan 7% bila dihitung sejak akhir tahun hingga kemarin (8/5). Di periode yang sama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cuma naik 1%.

Menurut riset RHB Sekuritas Indonesia, portofolio berisi racikan saham-saham kecil menjanjikan keuntungan yang menarik. RHB mengumpulkan saham-saham lapis dua yang berpotensi memberi cuan besar dalam laporan Small Cap Jewels Book.

Secara umum, RHB memilih 20 emiten yang dianggap memiliki fundamental apik. Misalnya emiten dengan arus kas sehat dan memiliki potensi proyek besar ke depan, kinerja solid, ekspansi agresif, hingga rasio dividen besar.

Dengan mempertimbangkan keunggulan di sektornya, RHB mencatat, pertumbuhan RHB Small Cap Book di tahun 2018 mencapai 10%. Pencapaian ini jauh lebih baik ketimbang kinerja indeks SMC Liquid yang merosot 10% dan IHSG yang turun 3% di periode yang sama tahun lalu.

Ambil contoh, tahun ini, RHB memilih ACST dalam daftarnya. ACST unggul karena emiten ini merupakan kepanjangan tangan Astra di bidang konstruksi. Selain itu, arus dana operasinya sehat dan merupakan satu-satunya perusahaan konstruksi swasta dengan usaha beragam. Perusahaan ini juga mengantongi proyek potensial besar.

Di tahun ini, tim riset RHB yang dikawal Kepala Riset Henry Wibowo ini juga memilih ERAA yang memiliki pertumbuhan volume cukup kuat, ditopang penjualan smartphone asal China.

Dalam risetnya, RHB merekomendasikan buy untuk AUTO, BNLI, BTPS, ERAA, IPCC, dan TINS.

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, saham-saham kecil menengah ini layak dilirik karena secara teknikal saham big caps mulai memasuki area jenuh beli. Investor bisa masuk ke saham yang memiliki fundamental baik, memiliki rencana ekspansi, serta likuid.

Menurut Sukarno, saham BMTR dan MNCN masuk dalam kategori tersebut. Apalagi, valuasi BMTR masih murah, berada di price to earning ratio (PER) 5,68 kali.

Faktor teknikal juga perlu diperhatikan. Semisal TINS yang tertekan oleh harga komoditas. TINS diperkirakan masuk tren bearish dalam jangka menengah. "Untuk TINS, wait and see dulu saja. Tunggu harga komoditas kembali baik," jelas Sukarno.

Bagikan

Berita Terbaru

Mengukur Prospek Saham Sektor Infrastruktur
| Senin, 22 Desember 2025 | 02:22 WIB

Mengukur Prospek Saham Sektor Infrastruktur

Penguatan Indeks Infrastruktur sepanjang 2025 ditopang oleh subsektor telekomunikasi dan infrastruktur digital

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?

Sepanjang tahun 2025 berjalan, harga saham emiten kapal mengalami kenaikan harga signifikan, bahkan hingga ratusan persen.

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII  Malah Terbang 31,85%
| Minggu, 21 Desember 2025 | 09:05 WIB

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII Malah Terbang 31,85%

Peluncuran produk baru seperti Veloz Hybrid diharapkan bisa menjadi katalis penahan penurunan volume penjualan. 

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:31 WIB

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika

Kebijakan QE akan mengubah perilaku investor, perbankan dan institusi memegang dana lebih hasil dari suntikan bank sentral melalui obligasi. 

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,16% secara harian ke Rp 16.750 per dolar AS pada Jumat (19/12)

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:15 WIB

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar

Transformasi bertahap ini dirancang untuk memperkuat ketahanan BUMI, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas.

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:06 WIB

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?

Tantangan utama bagi Grup Merdeka pada 2026 masih berkaitan dengan volatilitas harga komoditas, terutama nikel. 

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:42 WIB

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun

Dana bersih dari hasil obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja. 

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:00 WIB

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025

Dana kelolaan reksadana syariah mencapai Rp 81,54 triliun per November 2025, meningkat 61,30% secara year-to-date (ytd). 

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG

Di tengah dorongan transisi menuju ekonomi rendah karbon, perbankan diposisikan sebagai penggerak utama pembiayaan berkelanjutan.

INDEKS BERITA