Saham Konstruksi Terkoreksi, Ini Rekomendasi Analis

Jumat, 02 Agustus 2019 | 05:23 WIB
Saham Konstruksi Terkoreksi, Ini Rekomendasi Analis
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan pada harga saham konstruksi, seperti saham PTPP, WSKT, dan ADHI, masih berlanjut.

Tambah lagi, setelah pengumuman laporan keuangan yang kurang memuaskan, pelaku pasar melepas saham PTPP, WSKT, dan ADHI.

Tercatat, kemarin (1/8), harga saham PTPP merosot 7,67%. WSKT juga terpangkas 5,85%. Sementara saham ADHI turun 1,68%. Sepanjang Juli lalu, saham ADHI sudah merosot 2,05%.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher J. melihat, tekanan tersebut tak lepas dari momentum pemilu di semester pertama lalu.

Banyak emiten konstruksi menunda penyelesaian proyek, sehingga akan diselesaikan akhir tahun.

"Saya rasa konstruksi masih sangat mungkin bertumbuh pada semester dua ini," jelas Dennies, kemarin.

Menurut dia, belum akan ada tekanan berarti pada semester dua ini, meskipun kondisi politik saat ini belum pasti karena belum ada kepastian kabinet yang akan dipilih Presiden RI Joko Widodo dan wakilnya, Ma'ruf Amin.

Secara fundamental, investor tetap perlu melihat pertumbuhan pendapatan, laba dan arus kas emiten.

Dennies juga menambahkan, sektor konstruksi di bawah BUMN lebih minim risiko.

Ambil contoh, harga saham WSKT mengalami tekanan 0,76% dalam satu bulan lalu.

Meski begitu, pada semester I-2019, WSKT berhasil memperoleh kontrak baru sebesar Rp 8,18 triliun, atau naik 6,93% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menilai, dengan situasi politik di paruh pertama tahun ini, penurunan sebanyak 2,05% masih normal.

Dalam jangka pendek, pergerakan indeks sektor konstruksi sangat dipengaruhi oleh pergerakan pasar.

Apabila IHSG menguat, sektor properti akan merespons cepat. Begitu juga sebaliknya.

Namun, dari pengamatan Teguh, dalam sepuluh tahun terakhir, pergerakan pasar di semester dua cenderung lebih rendah.

Ada peluang, harga saham-saham konstruksi turun lagi.

"Kalau sudah turun cukup dalam bisa masuk," saran Teguh.

Dia merekomendasikan ADHI dan PTPP, karena proyek kedua emiten tersebut cukup banyak.

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Strategi Berkebun Pohon Emas
| Selasa, 16 September 2025 | 08:37 WIB

Menakar Strategi Berkebun Pohon Emas

Misalnya uang kita hanya cukup membeli sebatang emas lebih sedikit. Setelah membeli batang emas pertama kita bisa menggadaikan

Menkeu Sebut Perlu Analisa Tarif Cukai Rokok
| Selasa, 16 September 2025 | 08:25 WIB

Menkeu Sebut Perlu Analisa Tarif Cukai Rokok

Pemerintah belum mengambil keputusan terkait tarif cukai hasil tembakau dan akan melakukan kajian lapangan menyeluruh sebelum bergerak

Saham Komoditas Ini Berpotensi Menguat Seiring Potensi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
| Selasa, 16 September 2025 | 07:43 WIB

Saham Komoditas Ini Berpotensi Menguat Seiring Potensi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Potensi pemangkasan suku bunga acuan The Fed cuma salah satu faktor yang memengaruhi harga komoditas.

Profit Taking Saham ASII Seiring Pengumuman Akuisisi Tambang Emas PSAB Oleh UNTR
| Selasa, 16 September 2025 | 07:32 WIB

Profit Taking Saham ASII Seiring Pengumuman Akuisisi Tambang Emas PSAB Oleh UNTR

ASII berencana mempertimbangkan aspek kinerja saham agar menghasilkan return yang optimal bagi pemegang saham.

Badan Penerimaan Negara Muncul dalam RKP 2025
| Selasa, 16 September 2025 | 06:30 WIB

Badan Penerimaan Negara Muncul dalam RKP 2025

BPN  tercantum dalam Peraturan Pemerintah (Perpres) Nomor 79 Tahun 2025                              

Kemampuan Membayar Utang Menurun
| Selasa, 16 September 2025 | 06:26 WIB

Kemampuan Membayar Utang Menurun

Jika DSR semakin besar maka beban utang yang ditanggung pun semakin besar. Kenaikan DSR justru menandakan bahwa kemampuan membayar utang menurun.​

Kredit Menganggur Tinggi Tanda Likuiditas Aman
| Selasa, 16 September 2025 | 06:20 WIB

Kredit Menganggur Tinggi Tanda Likuiditas Aman

Kebijakan Kemenkeu mengalihkan dana negara Rp 200 triliun yang sebelumnya tersimpan di BI ke bank-bank milik Danantara menuai pro kontra

Rupiah Pada Selasa (16/9) Akan Dipengaruhi Data Ekonomi
| Selasa, 16 September 2025 | 06:20 WIB

Rupiah Pada Selasa (16/9) Akan Dipengaruhi Data Ekonomi

Berdasarkan Bloomberg, rupiah melemah 0,25% secara harian ke posisi Rp 16.416 per dolar AS pada Senin (15/9)

Bergizi dan Transparan
| Selasa, 16 September 2025 | 06:16 WIB

Bergizi dan Transparan

Jangan lupa, bahwa program makan bergizi gratis (MBG) ini sebenarnya tidak gratis, karena dibiayai oleh duit masyarakat.

Bank Indonesia Bakal Tahan Suku Bunga Acuan
| Selasa, 16 September 2025 | 06:14 WIB

Bank Indonesia Bakal Tahan Suku Bunga Acuan

Ruang penurunan suku bunga acuan BI tetap ada setelah pemangkasan suku bunga The Fed                

INDEKS BERITA

Terpopuler