Saham Teknologi Ngegas Saat Bursa Saham Lunglai

Jumat, 07 Maret 2025 | 03:05 WIB
Saham Teknologi Ngegas Saat Bursa Saham Lunglai
[ILUSTRASI. Suasana di kantor Tokopedia Jakarta, Senin (3/3/2025). KONTAN/Cheppy A. Muchlis]
Reporter: Yuliana Hema | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks sektor teknologi menjadi satu-satunya indeks sektoral yang menguat di tengah kondisi pasar yang tengah bearish. Sejak awal tahun ini, indeks sektor teknologi menguat 72,93%. Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih turun 6,53%. 

Emiten saham milik taipan Toto Otto Sugiri PT DCI Indonesia Tbk (DCII) menjadi menopang terbesar terhadap penguatan IHSG. Sepanjang tahun berjalan ini, saham DCII sudah mendaki 233,67%. Kenaikan saham perusahaan data center ini berkontribusi 129,88 poin terhadap IHSG. 

Di urutan kedua ada saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), yang telah menguat 17,14% secara year to date (ytd). Saham GOTO menyumbang 26,37 poin terhadap pergerakan IHSG.

Baca Juga: TBIG Incar Penerbitan Obligasi Rp 2,67 T Untuk Bayar Pinjaman Anak-Anak Usahanya

Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas, Fath Aliansyah mencermati, ada potensi dana asing kembali mengalir ke emerging market termasuk ke Indonesia. Hal ini muncul karena potensi inflasi di 2025 tidak begitu mengkhawatirkan. Dus, ruang pemangkasan suku bunga oleh bank sentral kembali terbuka. Sentimen ini berpotensi kembali mengerek saham teknologi.

Saham utama yang mengerek sektor ini adalah GOTO. Menurut Fath, GOTO sedang berada di jalan yang tepat menuju profitabilitas. 

Belum lama ini, JP Morgan menaikkan peringkat GOTO dari netral menjadi overweight. JP Morgan juga mengerek target harga GOTO dari Rp 75 menjadi Rp 95. 

JP Morgan memperkirakan EBITDA GOTO yang disesuaikan berpotensi positif dan tembus Rp 1,3 triliun pada 2025. "Berkat strategi pemulihan baru dalam dua tahun terakhir dengan keseimbangan yang baik antara pertumbuhan dan profitabilitas," tulis Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan Henry Wibowo dalam riset 4 Maret 2025. 

Cermati likuiditas

Senior Equity Analyst Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas juga menilai, sektor teknologi masih akan didorong saham GOTO. "Kinerja GOTO tahun 2025 masih bisa positif. Sinergi antar unit bisnis dan juga efisiensi yang bisa mendorong pertumbuhan kinerja ," katanya.

Baca Juga: Volatilitas Menggila, Reksadana Pendapatan Tetap Jadi Jawara

Kiwoom Sekuritas pun menyarankan hold GOTO dengan target Rp 89 per saham. Sedangkan Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan akumulasi beli GOTO dengan target harga Rp 100 per saham. 

Di sisi lain, Fath mengingatkan untuk lebih selektif dan mencermati penguatan saham teknologi lainnya. Dia memberi contoh, saham DCII memang menjadi top leader IHSG, tetapi pergerakan sahamnya tidak terlalu likuid karena nilai transaksinya rendah.                

Selanjutnya: IHSG Diramal Bergerak Mixed Menanti Data Cadangan Devisa

Bagikan

Berita Terbaru

Metland Memoles Enam Proyek Hotel
| Jumat, 07 Maret 2025 | 06:07 WIB

Metland Memoles Enam Proyek Hotel

Pemangkasan anggaran perjalanan dinas yang dilakukan pemerintah cukup dirasakan imbasnya di beberapa pengelola hotel, termasuk Metropolitan

Ekspor Listrik ke Singapura Tambah Devisa US$ 4,2 M
| Jumat, 07 Maret 2025 | 06:03 WIB

Ekspor Listrik ke Singapura Tambah Devisa US$ 4,2 M

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia diketahui masih menahan izin ekspor listrik ke Singapura

Perpanjangan Izin Ekspor Freeport Bukan Relaksasi
| Jumat, 07 Maret 2025 | 05:59 WIB

Perpanjangan Izin Ekspor Freeport Bukan Relaksasi

Yuliot menuturkan, perpanjangan ekspor ini hanya berlaku selama enam bulan, sesuai dengan masa berlaku Permen ESDM No. 6 Tahun 2025.  

Lagi, Pertamina Tepis Isu Pertamax Oplosan
| Jumat, 07 Maret 2025 | 05:56 WIB

Lagi, Pertamina Tepis Isu Pertamax Oplosan

Hasil pengujian menunjukkan spesifikasi BBM telah memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah melalui Ditjen Migas.

Perjanjian Jual Beli Listrik EBT bisa Capai 30 Tahun
| Jumat, 07 Maret 2025 | 05:53 WIB

Perjanjian Jual Beli Listrik EBT bisa Capai 30 Tahun

Kementerian ESDM merilis aturan perjanjian jual beli listrik berbasis energi baru terbarukan yang bisa mencapai periode 30 tahun

Kredit Macet Masih Mengancam, Leasing Jaga Rasio Pencadangan
| Jumat, 07 Maret 2025 | 05:45 WIB

Kredit Macet Masih Mengancam, Leasing Jaga Rasio Pencadangan

Seiring dengan potensi kenaikan non performing financing (NPF), pencadangan oleh perusahaan leasing juga akan meningkat.

Reksadana Saham dan Campuran Sulit Terangkat
| Jumat, 07 Maret 2025 | 05:39 WIB

Reksadana Saham dan Campuran Sulit Terangkat

Volatilitas di pasar saham yang cukup tinggi membuat kinerja reksadana turun, terutama reksadana saham dan campuran.

Rupiah Masih dalam  Mode Tertekan, Begini Proyeksinya di Akhir Pekan
| Jumat, 07 Maret 2025 | 05:34 WIB

Rupiah Masih dalam Mode Tertekan, Begini Proyeksinya di Akhir Pekan

Pelemahan rupiah sejalan sentimen pasar tetap rapuh mengingat Presiden AS Donald Trump tidak membuat pengecualian dalam tarif 20% terhadap China.

Kenaikan Harga Emas Jadi Berkah Bagi Aneka Tambang Tbk (ANTM), Begini Prospeknya
| Jumat, 07 Maret 2025 | 05:31 WIB

Kenaikan Harga Emas Jadi Berkah Bagi Aneka Tambang Tbk (ANTM), Begini Prospeknya

Kerjasama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) akan mengerek kinerja ke depan 

Penerimaan Pajak Tertahan di Jalur Lambat
| Jumat, 07 Maret 2025 | 05:30 WIB

Penerimaan Pajak Tertahan di Jalur Lambat

Realisasi penerimaan pajak di sejumlah wilayah mengalami kontraksi pada Januari 2025 dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya

INDEKS BERITA

Terpopuler