Saham Teknologi Ngegas Saat Bursa Saham Lunglai

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks sektor teknologi menjadi satu-satunya indeks sektoral yang menguat di tengah kondisi pasar yang tengah bearish. Sejak awal tahun ini, indeks sektor teknologi menguat 72,93%. Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih turun 6,53%.
Emiten saham milik taipan Toto Otto Sugiri PT DCI Indonesia Tbk (DCII) menjadi menopang terbesar terhadap penguatan IHSG. Sepanjang tahun berjalan ini, saham DCII sudah mendaki 233,67%. Kenaikan saham perusahaan data center ini berkontribusi 129,88 poin terhadap IHSG.
Di urutan kedua ada saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), yang telah menguat 17,14% secara year to date (ytd). Saham GOTO menyumbang 26,37 poin terhadap pergerakan IHSG.
Baca Juga: TBIG Incar Penerbitan Obligasi Rp 2,67 T Untuk Bayar Pinjaman Anak-Anak Usahanya
Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas, Fath Aliansyah mencermati, ada potensi dana asing kembali mengalir ke emerging market termasuk ke Indonesia. Hal ini muncul karena potensi inflasi di 2025 tidak begitu mengkhawatirkan. Dus, ruang pemangkasan suku bunga oleh bank sentral kembali terbuka. Sentimen ini berpotensi kembali mengerek saham teknologi.
Saham utama yang mengerek sektor ini adalah GOTO. Menurut Fath, GOTO sedang berada di jalan yang tepat menuju profitabilitas.
Belum lama ini, JP Morgan menaikkan peringkat GOTO dari netral menjadi overweight. JP Morgan juga mengerek target harga GOTO dari Rp 75 menjadi Rp 95.
JP Morgan memperkirakan EBITDA GOTO yang disesuaikan berpotensi positif dan tembus Rp 1,3 triliun pada 2025. "Berkat strategi pemulihan baru dalam dua tahun terakhir dengan keseimbangan yang baik antara pertumbuhan dan profitabilitas," tulis Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan Henry Wibowo dalam riset 4 Maret 2025.
Cermati likuiditas
Senior Equity Analyst Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas juga menilai, sektor teknologi masih akan didorong saham GOTO. "Kinerja GOTO tahun 2025 masih bisa positif. Sinergi antar unit bisnis dan juga efisiensi yang bisa mendorong pertumbuhan kinerja ," katanya.
Baca Juga: Volatilitas Menggila, Reksadana Pendapatan Tetap Jadi Jawara
Kiwoom Sekuritas pun menyarankan hold GOTO dengan target Rp 89 per saham. Sedangkan Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan akumulasi beli GOTO dengan target harga Rp 100 per saham.
Di sisi lain, Fath mengingatkan untuk lebih selektif dan mencermati penguatan saham teknologi lainnya. Dia memberi contoh, saham DCII memang menjadi top leader IHSG, tetapi pergerakan sahamnya tidak terlalu likuid karena nilai transaksinya rendah.