SBR007 Lebih Menarik, Emiten Perbankan Jadi Terjepit

Kamis, 11 Juli 2019 | 07:26 WIB
SBR007 Lebih Menarik, Emiten Perbankan Jadi Terjepit
[]
Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali menawarkan instrumen Surat Utang Negara (SUN) dalam bentuk savings bond ritel (SBR) seri SBR007. Tingkat kupon SBR007 juga menarik yakni 7,5%.

Dengan tawaran imbal hasil segede ini dikhawatirkan bisa menganggu upaya pencarian dana pihak ketiga (DPK) alias simpanan perbankan. Apalagi, imbal hasil yang ditawarkan juga lebih tinggi dibanding rata-rata deposito satu tahun sebesar 6,1% per 9 Juli 2019.

SBR007 bisa membuat likuiditas perbankan menjadi lebih ketat. Catatan Bank Indonesia (BI) menunjukan per Mei 2019 total dana pihak ketiga (DPK) perbankan baru tumbuh 6,7% secara year on year (yoy).

Meski begitu, Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Herry Sidharta mengatakan pihak perbankan sudah mengetahui rencana pemerintah dan mengantisipasi hal tersebut. Menurut Herry, selama tahun 2019 ini, pemerintah memang berniat menerbitkan Surat Berharga Negara Ritel hampir di setiap bulan kecuali bulan Juni dan Desember tahun 2019.

Sebagai salah satu agen penjual SBR, BNI mengamini kalau hal ini bakal berdampak pada pertumbuhan DPK yang dalam tren melambat. "Sudah jadi tugas kami untuk menyusun strategi dan meminimalisir dampaknya terhadap rencana pencapaian target DPK," kata Herry kepada KONTAN, Rabu (10/7).

Upaya yang bisa ditempuh adalah mengutamakan sumber dana dari dana segar (fresh fund) dari nasabah yang sudah ada alias eksisting. Cara lain adalah dengan mengakuisisi nasabah baru.

Dengan cara ini, Herry optimis pertumbuhan DPK Bank BNI hingga akhir tahun 2019 dapat tumbuh di kisaran 12%-14%. Angka ini sesuai dengan target awal tahun bank tertua di Indonesia ini.

Menarik dari deposito

Senada, Direktur Konsumer PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Budi Satria bilang, wajar kalau masyarakat lebih memilih SBR ketimbang deposito. "Tentu instrumen ini lebih menarik dibanding simpanan reguler di perbankan," katanya. Alhasil, strategi BTN untuk mempertahankan DPK tumbuh di kisaran 16% yoy tahun ini sedikit bergeser.

Menurut Budi, pihaknya akan memanfaatkan customer based guna mendalami potensi simpanan dari mitra bank dan institusi lainnya. Selain itu, BTN juga akan terus mendorong pertumbuhan dana ritel terutama tabungan.

BTN juga memilih untuk tidak menaikkan bunga deposito untuk bersaing dengan SBR. "Kami optimalkan potensi customer based yang bisa digali saat ini," terangnya.

Namun, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) Parwati Surjaudaja berpendapat, SBR dan simpanan bank tidak bisa bersaing langsung karena berbeda tenor. Lagipula, rasio deposito terhadap PDB juga yang masih di bawah 50%. Artinya masih banyak dana yang dapat dihimpun lewat ragam instrumen investasi. OCBC NISP tetap mematok DPK tumbuh 10%–15% tahun ini.

Bagikan

Berita Terbaru

Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Beri Lebih Banyak Stimulus
| Kamis, 27 November 2025 | 04:50 WIB

Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Beri Lebih Banyak Stimulus

Pemerintah beri sejumlah stimulus untuk mendorong ekonomi di kuartal IV tahun ini mulai dari diskon tarif transportasi hingga BLT. 

Segmen Pasar Asuransi Kesehatan Kumpulan Lebih Menawan
| Kamis, 27 November 2025 | 04:50 WIB

Segmen Pasar Asuransi Kesehatan Kumpulan Lebih Menawan

Beban co-sharing karyawan di segmen kumpulan berpotensi lebih ringan dibanding nasabah produk individu

IHSG All Time High di 8.602, Intip Proyeksi & Saham Pilihan Untuk Hari Ini (27/11)
| Kamis, 27 November 2025 | 04:45 WIB

IHSG All Time High di 8.602, Intip Proyeksi & Saham Pilihan Untuk Hari Ini (27/11)

IHSG mengakumulasi kenaikan 2,33% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun IHSG telah menguat 21,50%.​

Jumlah Pengusaha Kena Pajak Bertambah
| Kamis, 27 November 2025 | 04:40 WIB

Jumlah Pengusaha Kena Pajak Bertambah

DJP laporkan lonjakan 9,02% jumlah PKP menjadi 735.838 di 2025. Peningkatan ini didorong perbaikan administrasi dan aktivasi Coretax.

Dana Desa Akan Cair  Bila Koperasi Benar Hadir
| Kamis, 27 November 2025 | 04:30 WIB

Dana Desa Akan Cair Bila Koperasi Benar Hadir

Menelisik plus minus aturan baru Menteri Keuangan yang memperketat pencairan dana desa. Dimana dana desa baru bisa cair jika ada koperasi

Kino Indonesia (KINO) Memperkuat Kinerja Tahun Ini
| Kamis, 27 November 2025 | 04:20 WIB

Kino Indonesia (KINO) Memperkuat Kinerja Tahun Ini

Untuk menjaga kinerja keuangannya di sisa tahun, Manajemen KINO mengungkap, perseroan bakal berfokus meningkatkan efisiensi. 

Leasing Terafiliasi ATPM Mencetak Kinerja Lebih Apik Saat Pasar Lesu
| Kamis, 27 November 2025 | 04:15 WIB

Leasing Terafiliasi ATPM Mencetak Kinerja Lebih Apik Saat Pasar Lesu

Perusahaan leasing yang terafiliasi ATPM mencetak performa lebih apik dengan membukukan pertumbuhan outstanding pembiayaan setinggi 6,80%.

IHSG Tembus Rekor Baru Lagi, Saham Penopangnya Bukan Cuma Big Cap
| Kamis, 27 November 2025 | 04:10 WIB

IHSG Tembus Rekor Baru Lagi, Saham Penopangnya Bukan Cuma Big Cap

IHSG akhirnya menembus psikologis 8.600 dan ditutup di level 8.602,13. Ini berarti indeks telah tumbuh 20,09% sejak awal tahun.

RATU Bersiap Mengakuisisi Aset Baru di Bisnis Blok Migas
| Kamis, 27 November 2025 | 04:05 WIB

RATU Bersiap Mengakuisisi Aset Baru di Bisnis Blok Migas

PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) akan mengakuisisi aset blok migas baru di luar portofolio investasinya di Blok Cepu dan Blok Jabung. 

Right Issue Jumbo Tertunda, Laju PANI dan CBDK Tersendat
| Kamis, 27 November 2025 | 04:00 WIB

Right Issue Jumbo Tertunda, Laju PANI dan CBDK Tersendat

PANI masih menunggu surat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas pernyataan pendaftaran PMHMETD III.

INDEKS BERITA

Terpopuler