Sebagian Besar Pemilik Uang Kripto Baru Masuk di Tahun Lalu

Senin, 04 April 2022 | 13:33 WIB
Sebagian Besar Pemilik Uang Kripto Baru Masuk di Tahun Lalu
[ILUSTRASI. Investor mengamati tabel perdagangan mata uang krypto di Jakarta, Senin (3/5). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/03/05/2021.]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BENGALUR. Profil investor cryptocurrency di Amerika Serikat (AS), Amerika Latin, dan Asia Pasifik tercermin dari hasil survei yang dilakukan dilakukan Gemini. Menurut survei bursa cryptocurrency di AS itu, hampir setengah dari semua pemilik uang kripto baru membeli aset digital untuk pertama kalinya pada tahun 2021.

Survei digelar terhadap hampir 30.000 orang yang berlokasi di 20 negara selama November 2021 dan Februari 2022. Hasil survei menunjukkan 2021 adalah tahun blockbuster untuk crypto, dengan melonjaknya adopsi uang tersebut di negara-negara yang mengalami devaluasi akibat inflasi.

Brasil dan Indonesia memimpin dunia dalam adopsi kripto, menurut temuan Gemini. Sebanyak 41% orang yang disurvei di negara-negara tersebut melaporkan kepemilikan kripto, dibandingkan dengan 20% di AS dan 18% di Inggris.

Baca Juga: Xi Jinping: China & Uni Eropa Harus Menjadi Kekuatan yang Menegakkan Perdamaian Dunia

Gemini menemukan bahwa 79% orang yang melaporkan memiliki crypto tahun lalu mengatakan mereka memilih untuk membeli aset digital untuk potensi investasi jangka panjang mereka.

Orang-orang yang saat ini tidak memiliki crypto dan tinggal di negara-negara yang telah mengalami devaluasi mata uang terhadap dolar AS lebih dari lima kali lebih mungkin untuk mengatakan bahwa mereka berencana untuk membeli crypto sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Hanya 16% responden di Amerika Serikat dan 15% di Eropa yang setuju bahwa cryptocurrency melakukan lindung nilai terhadap inflasi, dibandingkan dengan 64% di Indonesia dan India, misalnya.

Rupee India telah turun 17,5% terhadap dolar dalam lima tahun terakhir, sementara rupiah Indonesia terdepresiasi 50% terhadap dolar antara 2011 dan 2020.

Baca Juga: Ini Warning Xi Jinping Soal Ekonomi Global dan Krisis Ukraina

Hanya 17% orang Eropa yang melaporkan bahwa mereka memiliki aset digital pada tahun 2021, dan hanya 7% dari mereka yang saat ini tidak memiliki kripto mengatakan bahwa mereka bermaksud membeli aset digital di beberapa titik.

Masih harus dilihat apakah momentum adopsi dapat mengimbangi tahun ini.

Sementara cryptocurrency paling populer, bitcoin, mencapai titik tertinggi sepanjang masa lebih dari $68.000 pada bulan November, membantu mendorong nilai pasar cryptocurrency menjadi $3 triliun, menurut CoinGecko, ia telah diperdagangkan dalam kisaran sempit $34.000-$44.000 untuk sebagian besar tahun 2022 sejauh ini.

Bagikan

Berita Terbaru

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih
| Jumat, 28 November 2025 | 14:13 WIB

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih

Sepanjang 2025 berjalan, penyaluran kredit sindikasi perbankan mencapai US$ 23,62 miliar angka ini menurun sekitar 12%.

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI
| Jumat, 28 November 2025 | 10:40 WIB

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI

PetroChina akan menggelar eksplorasi 6 sumur baru dan 11 sumur work over di Blok Jabung hingga 2028.

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI
| Jumat, 28 November 2025 | 08:50 WIB

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI

Perkembangan ini menjadi hal positif apalagi industri telekomunikasi saat ini sudah menyebar ke banyak wilayah Tanah Air.

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%
| Jumat, 28 November 2025 | 08:40 WIB

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%

VOKS membidik proyek ketenagalistrikan baru, termasuk melalui lelang yang akan dilakukan PT PLN (Persero).

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru
| Jumat, 28 November 2025 | 08:30 WIB

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru

Tak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah berharap program diskon belanja ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026
| Jumat, 28 November 2025 | 08:10 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026

Pada tahun depan, Prodia jWidyahusada membidik posisi sebagai South East Asia (SEA) Referral Laboratory.

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun
| Jumat, 28 November 2025 | 08:01 WIB

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun

Rencana penerbitan global bond merupakan bagian dari strategi DOID untuk mempertahankan sumber pendanaan yang terdiversifikasi. 

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat
| Jumat, 28 November 2025 | 07:53 WIB

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat

Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) KLBF pada 2026 masih prospektif dengan ditopang segmen pharma (prescription) dan consumer health. 

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok
| Jumat, 28 November 2025 | 07:47 WIB

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok

Kinerja PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) loyo di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Lemahnya daya beli jadi salah satu pemicunya.

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI
| Jumat, 28 November 2025 | 07:36 WIB

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI

Penerapan demutualisasi dinilai tidak akan berdampak kepada investor. Justru, itu jadi sarana BEI untuk menerapkan good corporate governance. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler