Selama Sewindu, Perusahaan Aktif Cari Dana di Pasar

Kamis, 20 Oktober 2022 | 04:05 WIB
Selama Sewindu, Perusahaan Aktif Cari Dana di Pasar
[]
Reporter: Ika Puspitasari, Aris Nurjani, Yuliana Hema | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pasar modal tumbuh pesat selama masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jumlah perusahaan yang mencari dana dari pasar saham maupun surat utang terus meningkat. 

Ambil contoh pencarian dana dengan cara penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO). Pada tahun 2014, emisi IPO baru sebesar Rp 8,3 triliun dari 20 perusahaan. Di tahun 2018, menjelang akhir kepemimpinan Joko Widodo di periode pertama, jumlah IPO melesat tinggi.

Sepanjang 2018, total emisi penawaran saham perdana mencapai Rp 16,43 triliun. Emisi saham perdana itu berasal dari 58 perusahaan. Jumlah IPO naik jadi 59 perusahaan di 2019, tapi nilai emisi turun jadi Rp 14,70 triliun.

Baca Juga: Analis Menyebut Pasar Modal Indonesia Berkembang Signifikan di Era Jokowi

Penurunan ini tak lepas dari sentimen perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang menekan bursa saham. Ini berlanjut di 2020 saat pandemi Covid-19 melanda dunia. Namun, IPO kembali naik pada 2021. Bahkan, emisi IPO sepanjang tahun lalu menjadi masa puncak pencarian dana di pasar modal selama masa kepemimpinan Jokowi, menurut data OJK. 

Sepanjang tahun lalu, nilai penggalangan dana di pasar modal mencapai Rp 363,29 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari penerbitan saham baru, dengan nilai Rp 197,27 triliun. 

Memang sih, angka pencarian dana dari penerbitan saham baru ini naik lantaran banyak emiten pelat merah menggelar rights issue, agar bisa menerima penyertaan modal pemerintah. Misalnya rights issue yang dilakukan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dengan target dana Rp 11,96 triliun. 

Senior Vice President Head of Retail Product Research & Distribution Division Henan Putihrai (HP) Asset Management Reza Fahmi menilai, perkembangan pasar modal di era Presiden Jokowi sangat luar biasa. Pada tahun 2019, BEI mencetak rekor penambahan jumlah emiten terbanyak di sepanjang sejarah sebanyak 59 emiten. "Kalau kita lihat perkembangannya termasuk yang terbaik di Asia Tenggara, bahkan tertinggi," ujar dia.

Baca Juga: Dua Tahun Sisa Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, Begini Harapan Pengusaha

Selama masa kepemimpinan Jokowi, masalah anggaran menjadi momok sendiri. Namun, Chief Marketing Officer STAR Asset Management Hanif Mantiq mengatakan, pada periode kedua Jokowi terjadi kenaikan harga komoditas, baik sawit, nikel dan batubara. 

Jadi, kinerja perusahaan yang berbasis komoditas di Bursa Efek Indonesia ikut meningkat dan berdampak positif bagi ekonomi Indonesia, bahkan mencetak surplus.

Semakin banyaknya perusahaan yang memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan juga menguntungkan investor. Pasalnya, alternatif untuk membiakkan dana bertambah.

Sayangnya, prestasi itu sempat dinodai berbagai kasus yang memperburuk citra pasar modal. "Tahun lalu, banyak kejadian atau miss conduct dari manajer investasi yang ada," ujar Yunita Linda Sari, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II.

Karena itu, OJK memperketat lagi dan meninjau ulang aturan terkait manajer investasi. Misal, OJK melakukan penyempuraan POJK 43/2015 tentang pedoman perilaku manajer investasi. "Kami meninjau ulang aturan yang ada untuk memperketat MI," ucap Yunita. 

Yunita bilang, adanya penyempuraan ini merupakan reaksi dari OJK atas tingginya concern para investor sepanjang tahun lalu. Ini juga bertujuan untuk menjaga kualitas produk reksadana dan manajer investasi.

Baca Juga: Tiga Tahun Kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf, Aprindo: Ritel Belum Jadi Sektor Prioritas

Bagikan

Berita Terbaru

Mengawal Harga Beras
| Senin, 30 Juni 2025 | 07:05 WIB

Mengawal Harga Beras

Pemerintah perlu mengawal harga beras yang masih di atas harga eceran tertinggi (HET) agar tidak menimbulkan gejolak di publik.

Terjebak Dalam Demokrasi Konsumtif
| Senin, 30 Juni 2025 | 07:00 WIB

Terjebak Dalam Demokrasi Konsumtif

Relasi negara dengan masyarakatnya adalah sebuah modal yang penting untuk membangun demokrasi berkualitas.​

Pelonggaran Moneter AS Bisa Kembali Mengangkat Bitcoin
| Senin, 30 Juni 2025 | 06:45 WIB

Pelonggaran Moneter AS Bisa Kembali Mengangkat Bitcoin

Berdasarkan data Coinmarketcap, BTC naik 6,16% dalam sepekan terakhir ke level US$ 108.158 pada Minggu (29/6).

Wamen Investasi dan Hilirisasi Memperkenalkan Terobosan Kemudahan Berusaha di OSS
| Senin, 30 Juni 2025 | 06:44 WIB

Wamen Investasi dan Hilirisasi Memperkenalkan Terobosan Kemudahan Berusaha di OSS

Fiktif positif diberlakukan sebagai terobosan reformasi birokrasi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi layanan perizinan.

Harga Logam Industri Menanti Perkembangan Tarif Trump
| Senin, 30 Juni 2025 | 06:20 WIB

Harga Logam Industri Menanti Perkembangan Tarif Trump

Peningkatan pada logam industri ini didorong oleh sentimen pasar yang optimistis terhadap pemulihan ekonomi global.

Ada Ruang Kenaikan Rupiah di Awal Pekan Ini
| Senin, 30 Juni 2025 | 06:10 WIB

Ada Ruang Kenaikan Rupiah di Awal Pekan Ini

Rupiah spot tutup di Rp 16.195 per dolar AS atau turun 0,09% pada Jumat (27/6) dibandingkan sehari sebelumnya.

Bapanas Minta Tambahan Dana Penyerapan Jagung
| Senin, 30 Juni 2025 | 06:05 WIB

Bapanas Minta Tambahan Dana Penyerapan Jagung

Dana penyerapan jagung yang diminta sebesar Rp 6 triliun dan saat ini masih tahap penelaahan Kementerian Keuangan. 

Pasca Liburan Long Weekend, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (30/6)
| Senin, 30 Juni 2025 | 06:00 WIB

Pasca Liburan Long Weekend, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (30/6)

Sebelum long weekend, terjadi net buy asing di pasar negosiasi Rp 2,2 triliun. Penyebabnya transaksi jumbo saham NOBU Rp 3,8 triliun.

Kinerja Emiten Sektor Konsumer Berpotensi Membaik di Semester II
| Senin, 30 Juni 2025 | 06:00 WIB

Kinerja Emiten Sektor Konsumer Berpotensi Membaik di Semester II

Kinerja sektor konsumer masih tertahan oleh daya beli masyarakat yang lesu dan biaya produksi yang tinggi 

Target Investasi di KEK Sanur Mencapai Rp 10,2 Triliun
| Senin, 30 Juni 2025 | 06:00 WIB

Target Investasi di KEK Sanur Mencapai Rp 10,2 Triliun

Selain itu pemerintah juga menargetkan KEK Sanur yang berada di  Bali bisa menyerap tenaga kerja hingga 18.375 pekerja secara langung. 

INDEKS BERITA

Terpopuler